FLORIDA (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) telah memastikan satelit Merah Putih tengah berada dalam jalurnya menuju slot orbit 108 Bujur Timur (BT) pasca roket Falcon 9 Block 5 milik SpaceX sukses meluncurkan satelit tersebut pada tanggal 7 Agustus 2018 pukul 01.18 waktu Florida atau pukul 12.18 WIB.
Salah satu yang menarik dibahas dari satelit ini, selain suksesnya peluncuran oleh roket milik SpaceX atau penambahan kapasitas transponder untuk memperkuat bisnis operator itu adalah pemberian nama Merah Putih bagi satelit tersebut.
Selama 42 tahun kiprah Telkom dalam bisnis satelit, nama yang diberikan bagi asetnya itu biasanya ada embel-embel nama perusahaan. Dua satelit Telkom yang tengah beroperasi pun diberi nama Telkom 2 dan Telkom 3S. Satelit Merah Putih pun tadinya dipanggil Telkom 4 sebelum berubah menjadi nama yang identik dengan bendera negara Indonesia.
"Satelit Merah Putih ini ide pemberian namanya tak bisa dilepaskan dari Menteri BUMN Rini Soemarno," kisah Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga sesaat setelah Satelit Merah Putih meluncur dari SLC 40 Cape Canaveral Air Force Station Selasa (7/8) dini hari.
Diungkapkannya, ketika proses pembuatan satelit, Menteri Rini bersama manajemen Telkom melakukan kunjungan pabrik. "Kala melakukan kunjungan, Bu Rini dapat informasi nama-nama satelit yang dibangun itu namanya ada yang pakai merk perusahaan atau nama identik dengan negaranya. Bu Rini usul, selama ini nama satelit Telkom terlalu generik, gimana kalau diubah yang ada identitas negara," kata Pria yang akrab disapa AJS itu.
Selanjutnya Tim Telkom pun berkoordinasi dan muncul nama Merah Putih untuk nama satelit. "Saya rasa nama ini pas sekali, kami BUMN yang membawa panji-panji negara. Kalau orang ke bulan menancapkan benderanya, Telkom di slot orbit "mengibarkan" Merah Putih. Apalagi peluncuran di bulan Agustus yang sakral bagi Indonesia," tegasnya.
Satelit Merah Putih menjangkau seluruh wilayah Indonesia, negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan. "Sehingga kehadirannya diharapkan dapat mengurangi kesenjangan digital di Indonesia (digital divide) dan memperkuat bisnis internasional TelkomGroup, sehingga TelkomGroup mampu menjadi perusahaan telekomunikasi digital Indonesia yang terdepan dan berdaya saing global,” ungkap Alex.
Diharapkannya kehadiran satelit Merah Putih dapat mendorong pembangunan masyarakat digital Indonesia dan memperkuat peran Telkom sebagai enabler dalam kemajuan ekonomi digital nasional. "Hal ini sejalan dengan cita-cita pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara,” tutup Alex.
Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno mengharapkan satelit Merah Putih bisa menjalankan tugasnya dalam menopang kemajuan industri nasional, mendukung konektivitas bangsa Indonesia, serta mempermudah dan memperluas akses komunikasi bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Satelit ini tak hanya akan memancarkan sinyal ke Indonesia, tetapi juga kawasan Asia Selatan. Ini artinya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) makin kencang go internasional membawa nama Indonesia," tukas Rini.
Menteri BUMN Rini Soemarno bersama jajaran Telkom kala melihat persiapan satelit Merah Putih
Satelit Merah Putih dibangun oleh perusahaan pembuat satelit komersial dan perangkat antariksa asal Amerika, Space System Loral (SSL). Satelit yang dibangun sejak awal 2016 ini dihantarkan menuju orbit menggunakan roket flight-proven Falcon 9 milik SpaceX, perusahaan jasa peluncuran asal Amerika yang memiliki success rate peluncuran yang cukup tinggi yaitu sekitar 98%.
Keberhasilan peluncuran Satelit Merah Putih diharapkan dapat memenuhi demand transponder nasional, mengingat satelit merupakan infrastruktur komplemen yang dibutuhkan untuk menjangkau wilayah-wilayah dengan karakteristik topografi negara kepulauan seperti Indonesia.
Dirut Telkom Alex J Sinaga dan Direktur NITS Telkom Zulhelfi Abidin
Satelit Merah Putih akan berperan penting dalam menghadirkan layanan komunikasi broadband di area-area yang tidak dapat dijangkau oleh teknologi fiber optic maupun sistem komunikasi lainnya, khususnya di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Satelit Merah Putih memiliki kapasitas 60 active transponders, terdiri dari 24 Standard C-Band dan 12 Extended C-Band yang menjangkau Asia Tenggara serta 24 Standard C-band yang menjangkau Asia Selatan. Satelit ini akan menempati slot orbit 108 derajat Bujur Timur (BT) atau di atas wilayah sekitar Selat Karimata. Kehadiran Satelit Merah Putih akan melengkapi dua satelit Telkom lainnya yang masih aktif beroperasi, yaitu Telkom 2 dan Telkom 3S.
Keberhasilan peluncuran ini sekaligus menandai 42 tahun kiprah Telkom dalam bisnis. Satelit Merah Putih akan menambah jumlah transponder milik Telkom dari 73 menjadi 133 transponder.(dn)