Telkom ungkap rahasia Satelit Merah Putih tetap mengangkasa kala rupiah melemah

ORLANDO (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) didukung SpaceX  telah berhasil meluncurkan satelit Merah Putih menuju slot orbit 108 Bujur Timur (BT) pada tanggal 7 Agustus 2018 pukul 01.18 waktu Florida atau pukul 12.18 WIB.

Seiring roket Falcon 9 Block 5 milik SpaceX melesat ke angkasa, ditandai dengan separasi satelit dari engine Stage-2 pada menit 32, dan kepastian bahwa satelit berada dalam jalurnya menuju slot orbit, maka pada 18 Agustus mendatang slot yang tadinya kosong kembali terisi satelit Indonesia.

Salah satu yang membuat banyak kalangan kagum terhadap aksi Telkom adalah terkait pendanaan untuk membiayai satelit seharga US$165 juta itu ditengah rupiah yang terus melemah sejak akhir 2017 lalu.

Satelit Merah Putih dibangun oleh perusahaan pembuat satelit komersial dan perangkat antariksa asal Amerika, Space System Loral (SSL). Satelit yang dibangun sejak awal 2016 ini dihantarkan menuju orbit menggunakan roket flight-proven Falcon 9 milik SpaceX, perusahaan jasa peluncuran asal Amerika yang memiliki success rate peluncuran yang cukup tinggi yaitu sekitar 98%.

"Pendanaan satelit Merah Putih menggunakan cash in operation dan obligasi pada 2015 lalu. Tak ada kita lakukan utang tambahan untuk satelit ini," ungkap Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga sesaat setelah Satelit Merah Putih meluncur dari SLC 40 Cape Canaveral Air Force Station Selasa (7/8) dini hari waktu Florida.

Diungkapkannya, pembayaran dari satelit merah putih sudah dilakukan jauh hari sebelum rupiah melemah terhadap dollar AS. "80% pembayaran sudah kita lakukan jauh hari. Sisaan kita lunasi belakangan. Jadi tak ada pengaruh depresiasi rupiah," tegasnya.

Ditegaskannya, sebagai operator yang bermain di pasar internasional, Telkom malah menikmati "Forex Gain" di semester pertama 2018 lalu. "Revenue kita ada yang dollar AS berkat anak usaha seperti Telin yang bermain di pasar internasional. Kalau Anda lihat laporan keuangan semester I 2018, kita malah menikmati untung kurs," tutupnya.

Sementara Direktur Network & IT Solution Telkom Zulhelfi Abidin mengatakan, salah satu keputusan tepat yang diambil Telkom dalam meluncurkan satelit merah putih adalah memilih SpaceX sebagai wahana peluncur.

"SpaceX menawarkan efisiensi sekitar 25%-35%. Stage I yang bisa di-reuse itu kunci efisiensinya. Dalam peluncuran satelit stage I atau roket pertama itu biasanya dibuang, dan itu mahal," katanya. (Baca: Bisnis satelit Telkom)

Dalam catatan, Telkom menerbitkan obligasi senilai Rp 7 triliun pada 2015 sebagai bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) sebesar Rp12 triliun yang dimiliki operator pelat merah itu.(Baca: Obligasi Telkom)

Sedangkan dalam info memo laporan keuangan Telkom untuk semester I 2018 dinyatakan perseroan mendapatkan forex gain sebesar Rp16 miliar. Di semester I 2018, Telkom membukukan keuntungan sebesar Rp8,7 triliun. (Baca: Kinerja Telkom)

Satelit Merah Putih sendiri membawa 60 transponder aktif yang terdiri dari 24 transponder C-Band dan 12 transponder Extended C-Band yang akan melayani wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, serta 24 transponder C-Band yang akan menjangkau kawasan Asia Selatan.

Telkom Group akan memanfaatkan satelit Merah Putih untuk menyediakan layanan backhaul Internet, telepon dan seluler.(dn)