JAKARTA (IndoTelko) - PT Delapan Suku Cadang sebagai pengelola marketplace 88Spares.com menawarkan kemudahan bagi pelaku usaha Tekstil dan produk tekstil (TPT)melakukan transformasi digital memasuki era Industri 4.0.
Co-Founder dan CMO 88Spares.com, Rosari Soendjoto menjelaskan dengan menjadi marketplace yang mempertemukan pembeli dan penjual mesin, bahan baku, dan produk akhir tekstil, perusahaannya bisa membantu pelaku industri familiar dengan konsep kemudahan berbisnis dalam Industri 4.0.
"Selama hampir satu tahun beroperasi, kami sudah bekerjasama dengan 100 merek OEM dan aftermarket mesin dan bahan baku tekstil yang menjual lebih dari 6.000 item di 88Spares.com. Saat ini kami sedang dalam proses digitizing lebih banyak lagi produk, sehingga sampai akhir kuartal II tahun depan, jumlah item yang kami jual mencapai 252.000," katanya dalam seminar nasional tekstil bertema 'Strategi Transformasi Industri TPT Menuju Industri 4.0' di Hotel Citra Grand, Karawang, Jawa Barat, Kamis (13/9).
Menurutnya, dengan membeli suku cadang mesin dan bahan baku tekstil dari 88Spares.com, proses pembelian barang bisa dilakukan dengan cepat dan hemat. Ia menyebut biasanya untuk mencari suku cadang mesin tekstil lama butuh dua minggu dengan cara yang konvensional.
"Sementara di kami bisa mencari sendiri di website atau menghubungi sales kami untuk bisa mengetahui siapa penjual langsung item yang dicari, melakukan pemesanan, dan pembayaran dengan harga yang jujur dan transparan. Bagian purchasing perusahaan TPT dimudahkan dengan 88Spares.com, karena lebih cepat dan bisa hemat biaya hingga 20% dibanding membeli secara konvensional," katanya.
Diingatkannya Industri 4.0 menjadi hal yang penting bagi industri TPT, karena pemanfaatan teknologi dalam industri generasi keempat dapat mempermudah pekerjaan bukan menggantikan fungsi pekerja manusia dengan robot.
"Jangan pernah takut teknologi bisa menggantikan manusia, karena manusia yang menciptakan teknologi. Jadi biarkan teknologi yang membantu kita mengambil keputusan berdasarkan data dan fakta sehingga bisa lebih produktif," katanya.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menilai seluruh perusahaan anggota asosiasi membutuhkan bantuan pemerintah dan pihak-pihak lainnya untuk dapat bertransformasi dan menerapkan standar Industri 4.0. Selain menghadapi tantangan keterbatasan akses ke pasokan bahan mentah dan ketergantungan yang tinggi pada bahan impor, Ade mencatat ada tiga hal lain yang menghambat kinerja seluruh anggota API.
"Dari sisi power, manpower, dan market access kita kalah segalanya dari Bangladesh dan Vietnam yang menjadi pemain tekstil baru yang mampu menyalip Indonesia," kata Ade.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Haris Munandar mengatakan industri TPT adalah satu dari lima sektor yang diharapkan bisa melakukan revolusi industri 4.0 demi meningkatkan produktivitasnya dengan menerapkan konektivitas antara manusia, mesin, dan data.
Diungkapkan Harris, khusus untuk industri TPT masih terdapat produksi dalam negeri yang masih lemah untuk bersaing dengan produsen dari negara lain yaitu weaving, knitting, dyeing, finishing, serta sektor penunjang seperti spinning dan serat.
Upaya untuk memperkuat pelaku industri TPT di bidang itu diperlukan peningkatan kapasitas melalui investasi mesin modern dengan skema pembiayaan yang ramah industri.
"Saya selalu tekankan kepada Bank Indonesia (BI) bahwa TPT ini bukan sunset industry, tetapi akan terus tumbuh dan berkembang karena permintaan pakaian di masyarakat itu tidak mungkin berkurang," kata Haris.(gp)