JAKARTA (IndoTelko) – OutSystems mengumumkan peluncuran OutSystems 11, solusi low-code pertama yang mampu mengatasi kesulitan terbesar para pemimpin IT hari ini – gridlock legacy system.
Dibangun dari platform low-code nomor satu untuk aplikasi web dan mobile, OutSystems 11 menawarkan beragam fitur canggih baru untuk membantu suatu organisasi melakukan modernisasi legacy system dan penggantian portofolio aplikasi yang berjumlah besar.
CEO dan Founder OutSystems Paulo Rosado menjelaskan Legacy gridlock adalah masalah besar dimana Tujuh puluh persen dari anggaran IT dihabiskan untuk memelihara portofolio aplikasi legacy dalam skala besar, sistem yang berumur dan rentan, serta sistem ERP dan CRM yang membutuhkan terlalu banyak penyesuaian.
“Technical debt yang luar biasa ini menghalangi inovasi bisnis dan membuka peluang disrupsi bagi para pesaing yang lebih tangkas,” katanya dalam keterangan kemarin.
Salah satu solusi tradisional untuk menangani legacy debt dan gridlock adalah dengan cara melakukan perombakan menyeluruh pada aplikasi bawaan (packaged applications) atau melaksanakan proyek pengembangan yang panjang yang akan menambah kompleksitas pada codebase.
Kedua solusi tersebut adalah solusi yang lambat, mahal, dan berisiko tinggi, yang memaksa para pemimpin IT untuk membuat kompromi antara kendali, kecepatan, dan kesederhanaan sistem. OutSystems 11 mengenyahkan masalah-masalah ini menggunakan enam kapabilitas yang tidak pernah ada di platform low-code lainnya.
Arsitektur microservices yang modern dan impact analysis menawarkan build yang tangguh, bahkan dengan portofolio aplikasi yang berjumlah besar, OutSystems 11 dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk memvalidasi dan memperbaiki masalah pada serangkaian aplikasi yang kompleks dan sistem yang besar.
Impact analysis mendalam terhadap sistem sebelum rilis memberikan peringatan dini agar build tidak rusak. Hasilnya, tim menjadi lebih tangkas sehingga dapat membuat serta mengubah aplikasi dan layanan dengan aman, cepat, dan berskala besar.
Pemantau yang out-of-the-box, memberikan visibilitas real-time terhadap portofolio aplikasi dan layanan yang saling berhubungan. Memeriksa kesehatan seluruh portofolio aplikasi, identifikasi area yang berpotensi bermasalah sebelum mengganggu kesehatan pada bagian lain dari sistem, termasuk pada SaaS dan external legacy systems. Pemantauan yang tersemat, analytics yang canggih, dan dasbor yang tersedia dapat menunjukkan mengapa dan di mana suatu aplikasi atau service tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Fitur tim penyediaan berkesinambungan (continuous delivery team) untuk mengelola banyak pengembang yang bekerja dalam platform yang sama. Kendalikan siapa yang dapat membuat dan mengatur layanan, dan siapa yang dapat menggunakannya, dengan model penetapan menyeluruh yang mengatur setiap aplikasi dan layanan. Organisasi tersebut dapat menyesuaikan diri dengan jalur penyediaan untuk setiap bidang usaha yang bekerja secara paralel.
Dukungan container untuk standardisasi operasional dan portabilitas. Luncurkan aplikasi dan layanan di penyedia container-as-a-service dan platform-as-a-service unggulan – Amazon, ECS, Azure Container Service, Pivot PAS, dan container Docker on-premise – untuk proses yang lebih cepat dan ramping serta skalabilitas, ketahanan, dan portabilitas yang lebih baik.
Framework UI baru menawarkan pengalaman pengguna (UX) yang menarik tanpa memerlukan tenaga desain khusus.
Kini tim pengembang dapat menyediakan aplikasi dengan antarmuka pengguna yang konsisten dan modern dengan mudah. Framework UI yang baru memudahkan penyediaan pengalaman pengguna dalam skala besar untuk berbagai jalur penyediaan seraya menjaga konsistensi merek dan UX. Pengembang dapat mengakses templat dan pola tampilan berdasarkan analisis langsung terhadap aplikasi pengguna menggunakan penyunting visual OutSystems, yang kemudian dapat diubah, disebar, dan digunakan kembali saat diperlukan.
Fitur keamanan canggih melindungi portofolio aplikasi secara menyeluruh, dari pengembangan hingga penyebaran dan seterusnya.
Perluas keamanan sistem dan aplikasi melintasi batas-batas tradisional IT dengan platform yang dirancang agar selalu aman. Proses perlindungan manual yang didukung oleh penilaian risiko otomatis, kendali akses yang granular, dan pemantauan aktivitas mampu menawarkan visibilitas yang diperlukan dan uji tuntas yang diwajibkan untuk platform pengembangan multi-experience.
Peluncuran OutSystems 11 di Asia Pasifik menjawab peningkatan permintaan atas platform pengembangan low-code di kawasan tersebut. Berdasarkan State of Application Development 2018 yang diterbitkan oleh OutSystems, 34 persen organisasi di Asia Pasifik sudah menggunakan platform low-code sedangkan 9 persen baru akan memulai proses implementasinya.
Peluncuran platform baru ini dimungkinkan berkat pendanaan sebesar US$360 juta dari KKR dan Goldman Sachs. Pasca ronde pendanaan ini, OutSystems ditaksir bernilai lebih dari US$1 miliar.(wn)