JAKARTA (IndoTelko) – PT Yelooo Integra Datanet Tbk. (Passpod) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten YELO.
YELO menjadi emiten ke 46 pada tahun 2018, sekaligus startup binaan IDX Incubator pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
IDX Incubator sendiri merupakan program inkubasi startup yang digagas Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. IDX Incubator memiliki visi untuk membantu mengembangkan startup di Indonesia baik dari segi bisnis, legal, pendanaan hingga membantu mereka melenggang ke lantai bursa saham. Passpod merupakan salah satu startup yang mengikuti program tersebut sejak Februari 2018.
CEO Passpod Hiro Whardana berharap langkah ini bisa menginspirasi startup lainnya untuk terus melihat berbagai opsi pendanaan untuk perusahaan. “Sebagaimana motivasi yang kami dapat selama proses inkubasi di IDX Incubator, jangan menunggu tumbuh besar untuk IPO, justru dengan IPO startup akan tumbuh,” ujar Hiro, kemarin.
Pencatatan perdana saham PT Yelooo Integra Datanet Tbk. ini sendiri disambut baik oleh masyarakat, dimana sesuai hasil laporan hasil penawaran umum perdana saham yang telah dilakukan pada tanggal 18 - 22 Oktober 2018 lalu, permintaan saham Passpod mengalami oversubscribed lebih dari 10.27 kali.
Passpod menunjuk PT Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan PT Jasa Utama Capital dan PT Erdikha Elit Sekuritas sebagai penjamin emisi efek.
Adapun jumlah saham baru yang dilepaskan Passpod yaitu 130.000.000 lembar saham, atau sebesar 34.21% dari modal ditempatkan. Dana IPO sendiri akan digunakan untuk pengembangan bisnis, research & development aplikasi termasuk penambahan beragam fitur serta modal kerja.
Passpod adalah perusahaan jasa penyewaan modem wifi dan travel assistance bagi traveller Indonesia yang bepergian ke luar negeri. Passpod memiliki tiga segmen usaha yaitu bidang travel services, AI & big data, dan global connectivity.
Hingga April 2018, Passpod mampu mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar Rp475 juta. Jumlah tersebut meningkat drastis dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya menyentuh angka Rp 26,5 juta.
IPO adalah langkah awal untuk pengembangan bisnis Passpod ke mancanegara. “Selain kebutuhan pendanaan, ketika nanti berhubungan dengan pihak pemangku kepentingan maupun partner bisnis di negara lain, perusahaan terbuka yang mengutamakan akuntabilitas, transparansi serta tata kelola yang baik tentunya akan lebih terpercaya,” katanya.
Ekspansi bisnis yang direncanakan Passpod ke lima negara di Asia Tenggara yaitu Malaysia, Singapura, Vietnam, Myanmar, dan Korea Selatan, ditujukan untuk menarik turis dari luar negeri ke Indonesia.
Direktur Operasional dan Keuangan Passpod Wewy Suwanto mengatakan Passpod yang saat ini sudah dapat digunakan di 70 negara menyasar outbound traveller, tentunya tak menutup kemungkinan di masa yang akan datang, jangkauan itu juga mencakup turis luar negeri yang ingin berwisata ke Indonesia (inbound traveller) sebagai bentuk dukungan pada program Kementerian Pariwisata.
Untuk mencapai tujuan itu, perseroan telah mendapatkan sertifikasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian dan sertifikasi Postel A & B dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dengan izin ini, Passpod akan lebih leluasa untuk menggarap pasar inbound maupun outbound yang potensi pertumbuhannya masih sangat besar di masa mendatang.
Passpod memproyeksikan pendapatan sebesar Rp 165 miliar ditahun 2022 dengan laba bersih Rp15.3 miliar serta proyeksi rata-rata pertumbuhan tahunan (compund annual growth rate / CAGR) sebesar 109,99% dari laba bersih.(ak)