Operator Indonesia bergabung dengan GSMA APAC kembangkan IoT

Teknisi tengah memeriksa perangkat IoT.(dok)

HONG KONG (IndoTelko) – Beberapa operator seluler asal Indonesia bergabung dengan belasan operator di Asia Pasifik dalam “GSMA APAC IoT Partnership Programme”.

Beberapa operator asal Indonesia yang terlibat dalam program itu diantaranya XL Axiata, Indosat Ooredoo, dan Smartfren. Sedangkan operator asing diantaranya Celcom, Dialog, DTAC, M1, Maxis, Ncell, Optus, Robi, Smart, Singtel, True, dan Xpand.

Program APAC IoT mewakili komunitas Internet of Things (IoT) terbesar di kawasan ini, dengan lebih dari 500 mitra termasuk operator seluler, konsultan, pengembang, pabrikan, integrator sistem, dan penyedia solusi vertikal, di antara yang lainnya, dan akan berkembang menjadi lebih dari 2.000 mitra pada 2020.

Sebagai pasar IoT terbesar di dunia, kawasan Asia Pasifik diperkirakan akan memiliki 11 miliar sambungan dan mewakili peluang pendapatan sebesar US$ 386 miliar pada 2025, menurut perkiraan GSMA. 

“Program ini akan mendukung pengembangan IoT dengan menciptakan komunitas IOT lintas kawasan untuk memfasilitasi kolaborasi dan berbagi pengetahuan, serta menciptakan peluang yang menguntungkan baik rantai pasokan dan pelanggan mereka. Program ini sudah berkembang untuk memasukkan negara-negara Asia Pasifik lainnya dan kami menyambut anggota baru untuk bergabung,” kata Kepala Asia Pasifik, GSMA Julian Gorman dalam keterangan, kemarin.

Fokus utama dari program ini adalah dukungan IoT Labs, yang dibentuk oleh operator di seluruh wilayah untuk mendorong pengembangan produk dan layanan IoT baru. 

The Labs adalah persyaratan utama untuk kolaborasi dan mendorong pengembangan bersama kasus-kasus penggunaan baru, layanan dan aplikasi, dan memungkinkan inovasi IoT untuk secara efektif digunakan. 

Semua operator dalam program telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk memastikan bahwa koordinasi dan output di antara Lab IoT konsisten dengan standar IoT secara regional dan global.

Lab akan tersedia bagi mitra dan pelanggan di pasar pada awalnya termasuk Australia, Bangladesh, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Nepal, Singapura, Sri Lanka, dan Thailand. 

Selain membangun dan memperluas laboratorium IoT baru, operator yang berpartisipasi juga berkomitmen untuk mengembangkan inisiatif baru dan berbagi praktik terbaik untuk mempercepat penyebaran kasus penggunaan IoT inovatif yang akan meningkatkan kehidupan lebih dari 3 miliar orang di seluruh kawasan Asia Pasifik.

Direktur & Chief Operating Officer Indosat Ooredoo Haroon Shahul mengatakan  Indosat Ooredoo Business mendorong transformasi untuk perusahaan sebagai mitra digital pilihan untuk bisnis dan secara aktif terlibat dalam Making Indonesia 4.0, serta Kota Cerdas yang diaktifkan oleh IoT. 

“Kami menyediakan fit untuk menggunakan dan mengamankan konektivitas untuk IoT yang mencakup NB-IOT, di mana kasus penggunaan dan solusi sedang dikembangkan di Lab Inovasi IoT kami. Kami senang menjadi bagian dari Program Kerjasama IoT GSMA APAC untuk menyampaikan lebih banyak inisiatif lintas wilayah yang akan membantu pelanggan kami untuk berubah, ”katanya.

Chief Technology Officer Smartfren Telecom Shurish Subbramaniam mengatakan program IoT GSMA APAC  sejalan dengan yang Smartfren selalu lakukan, untuk memungkinkan dan mendidik masyarakat dalam memanfaatkan teknologi 4G LTE Advanced, untuk kemajuan masyarakat khususnya, dan Indonesia secara umum. 

“Dengan kerja sama dan pembelajaran praktik terbaik di wilayah ini, Smartfren percaya bahwa kami dapat memperkenalkan IoT segera dan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, "katanya.(wn)