JAKARTA (IndoTelko) – Pasar korporasi atau High end Market salah satu segmen yang menjanjikan di bisnis telekomunikasi Indonesia.
High End Market terdiri dari segmen Enterprise, Government, Small Medium Enterprise (SME/UKM). (Baca: Dominasi Telkom)
Riset yang dilakukan AT. Kearney dua tahun lalu memprediksi pertumbuhan bisnis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di segmen High End Market selama lima tahun ke depan menunjukkan tren bisnis positif (strong business trend) dengan pertumbuhan rata-rata 19%. (Baca: Pasar IT Services)
Penguasa di pasar ini untuk operator telekomunikasi adalah Telkom. Dalam info memo laporan keuangan periode kuartal III 2018 dinyatakan hingga September 2018, pendapatan yang diraih oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu sudah Rp18,8 triliun alias tumbuh 18,9% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Melihat kenyataan itu, salah satu penantang Telkom di pasar IT Services untuk segmen high end market Indosat Ooredoo, tak tinggal diam.
Anak usaha Ooredoo ini diam-diam mulai menggerus dominasi Telkom di High End Market dan tengah menyiapkan senjata baru yakni melakukan pendekatan berbasis transformasi ketimbang transaksional guna memikat hati calon pelanggannya.
“Selama ini kita kan transaksional dengan pelanggan, sekarang metode pendekatan kita ubah berbasis transformasi. Kita masuk ke proses transformasi digital yang dilakukan calon pelanggan agar tahu masalahnya dan ikut menjadi problem solver,” ungkap Direktur Indosat Ooredoo Arief Musta’in dalam temu media kemarin.
Diungkapkannya, dengan strategi ini Indosat Ooreodo Business menjadi mitra bagi perusahaan dan institusi dalam melakukan transformasi digital dengan memanfaatkan solusi TIK.
“Indosat Ooredoo Business telah dipercaya menjadi mitra solusi ICT di beberapa proyek strategis. Seperti halnya di sektor transportasi, Indosat Ooredoo telah mewujudkan Airport Management System pada proyek pembangunan Bandara Internasional Kertajati - Jawa Barat,” katanya.
Begitu juga di sektor institusi pemerintah, Indosat Ooredoo telah membangun solusi smart city yang terdiri dari infrasruktur telekomunikasi, command center dan aplikasi-aplikasi pendukung yang berjalan secara terintegrasi.
“Fokus solusi kami adalah konektivitas dan infrastruktur, setelah itu cloud, digital payment, Internet of Things (IoT), dan big data. Sektor yang kita bidik adalah transportasi, public service, government, dan energy. Targetnya bisa tumbuh dobel digit kontribusi segmen korporasi bagi total pendapatan perseroan di tahun depan. Kita punya modal besar untuk kembangkan solusi digital dimana sekitar 30% alokasi belanja modal dua tahun ke depan untuk itu,” pungkasnya.(dn)