JAKARTA (IndoTelko) - Transaksi eCommerce di Indonesia diprediksi akan meningkat enam kali lipat dalam lima tahun mendatang setelah mengalami eksponensial lima kali lipat dala lima tahun belakangan.
Data Statista mengungkapkan eCommerce ritel di pasar Indonesia telah tumbuh rata-rata 19,1% setiap tahun sejak 2016 dan akan meningkat dari US$5,8 miliar pada tahun 2016 menjadi US$14,4 miliar pada tahun 2021.
Analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nur Marini dalam kajian yang dikeluarkan 19 November 2018 menyatakan transaksi online tak bisa lagi dihindari. "Ini bukan hanya untuk berkembang, tetapi juga agar bisa bertahan dalam kompetisi," ulasnya.
Dikatakannya, masyarakat sudah terbiasa dengan eCommerce. Terlihat pada belanja online "Singles’ Day (11.11).
Pemain seperti Shopee, JD.id, Lazada, Tokopedia, MatahariMall, Bukalapak, Zalora, dan lainnya ikut ambil bagian dalam festival.
Mengutip hasil survei ShopBack, pelanggan menghabiskan rata-rata Rp840.777 pada Hari Singles. Jumlah pengguna internet di Indonesia tumbuh 20,4% pada tahun 2016 dan 8,0% pada tahun 2017 (menjadi 143,3 juta), dan diproyeksikan tumbuh 10% tahun ini (menjadi 157,6juta), dengan mempertimbangkan pembelanjaan rata-rata sebesar Rp840.777, total transaksi Singles ’Day dapat berpotensi mencapai Rp132 miliar.
Ponsel dan elektronik (52%) muncul sebagai kategori paling populer di Hari Singles, diikuti oleh rumah dan gaya hidup (50%), yang mungkin mencerminkan awal dari perombakan ruang hidup sebelum Natal dan Tahun Baru. Kategori populer lainnya termasuk fashion (45%) dan kesehatan dan kecantikan (44%).
11.11 diadakan untuk mendukung Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), yang merupakan acara penjualan online tahunan terbesar di Indonesia, yang menarik partisipasi dari lebih dari 200 platform eCommerce pada 11-12 Desember. Tahun ini, nilai transaksi untuk Harbolnas ditargetkan pada Rp7 triliun naik 49% dibandingkan tahun lalu Rp4,7 triliun.(wn)