JAKARTA (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) menyakini bisnisnya makin kinclong di tahun 2019.
Telin diandalkan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) sebagai mesin pertumbuhan dari program International Expansion (Inex).
Saat ini terdapat tujuh anak perusahaan yang terkonsolidasi diantaranya Telin Singapore, Telin Hongkong, Telin Timor Leste, Telin Australia, Telin USA, Telin Malaysia, dan TS Global Network (TSGN).
CEO Telin, Faizal R. Djoemadi menjelaskan bisnis inti dari Telin adalah international traffic & connectivity, Mobile Virtual Network Operator (MVNO) dan Mobile Network Operator (MNO), dan Jasa Infokom Internasional.
""Kinerja keuangan tumbuh berkelanjutan dalam lima tahun terakhir dengan CAGR pada pendapatan 18,4% dan Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) 4,4%," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat Deputi Bidang USaha Jasa Keuangan, jasa Survei, dan Konsultan Kementrian BUMN dan Telkom bersama Komisi VI, belum lama ini.
Dalam paparannya, terungkap Telin di 2017 memiliki pendapatan Rp4,066 triliun dan berinvestasi lumayan agresif dalam lima tahun terakhir dengan CAGR 22%. Nilai investasi yang dilakukan Telin di 2017 mencapai Rp1,332 triliun.
Adapun anak usaha yang menjadi penyumbang terbesar bagi kinerja Telin terlihat datang dari Telin Singapore dengan pendapatan Rp1,711 triliun (2017), Telin Hongkong dengan pendapatan Rp1,287 triliun (2017).(Baca: geliat Telin)
Sementara untuk pendapatan di 2017 bagi Telin Timor Leste (Rp209 miliar), Telin Australia (Rp140 miliar), Telin USA (Rp31 miliar), dan Telin Malaysia (Rp31 miliar). (Baca: Bisnis Telin)
"Telin Australia berhasil menguasai 5% dari bisnis contact center di negara itu. Tahun ini kami akan tambah lini bisnis dari Telin Malaysia yakni Wholesale dan enterprise. Tahun 2019 kami percaya kinerja telin secara keseluruhan terus positif," pungkasnya.(dn)