JAKARTA (IndoTelko) - PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) mengungkapkan sebagian dari kapasitas Satelit Nusantara Satu (PSN VI) akan digunakan untuk melayani kebutuhan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).
"Kami salah satu pemenang dari tender leased transponder High Throughout Satellite (HTS) dari BAKTI. Kita belum tandatangan kontrak, tetapi rencananya 60% dari kapasitas KU Band satelit Nusantara Satu untuk melayani broadband dari BAKTI," ungkap Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso di Jakarta, Rabu (23/1).
Seperti diketahui, BAKTI menggelar lelang penyediaan kapasitas satelit telekomunikasi (transponder) berbasis HTS pada 2018. Lima perusahaan lolos evaluasi yakni PT Indo Pratama Teleglobal yang menjanjikan kapasitas satelit 1.338 MHz, PT Pasifik Satelit Nusantara dengan kapasitas 2.272 Mhz, PT. APlikanusa Lintasarta dengan kapasitas 580,50 MHz, Konsorsium Iforte HTS dengan kapasitas 1.939,20, dan Telkom dengan kapasitas 1.081,50 MHz. BAKTI membutuhkan total kapasitas sekitar 5000 MHz. (Baca: Tender Transponder BAKTI)
Rencananya satelit Nusantara Satu akan diluncurkan pada 18 Februari malam waktu Florida, Amerika Serikat (AS) atau 19 Februari 2019 pagi WIB dengan roket Falcon 9 milik SpaceX. (Baca: Peluncuran Satelit PSN VI)
"Kala operasional pada April 2019 kita perkirakan tingkat okupansi dari satelit itu sudah 70%. Selain melayani BAKTI kita juga garap pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), ada sekitar 3 ribu titik nanti harus dimigrasikan ke Nusantara Satu," ungkapnya.
Satelit Nusantara Satu menggunakan platform SSL-1300 140 memiliki usia desain 15 tahun dan operasi 20 tahun dengan membawa 52 transponder yang terdiri atas 38 transpinder C Band dan 8 spotbeam KU Band dengan total kapasitas 15 Gbps. Khusus KU Band kapasitas yang dimiliki 13,6 Gbps.
Cakupan dari C Band satelit Nusantara Satu meliputi wilayah Asia Tenggara dan KU Band untuk 8 spot beam meliputi seluruh wilayah Indonesia. Satelit ini akan menempati slot orbit 146 Bujur Timur, tepat di atas Papua. Satelit ini dikendalikan melalui stasiun bumi di Jatilihur. Jasindo dipilih sebagai pihak asuransi dari satelit ini.
Biaya pengadaan satelit tersebut sekitar US$ 230 juta. Export Development Canada (EDC), menanggung lebih dari setengah biaya proyek satelit tersebut. Pendanaan sekitar 70% dari pinjaman dan 30% merupakan modal.(dn)