JAKARTA (IndoTelko) - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) mencatat pendapatan sebesar Rp 23 triliun sepanjang 2018 atau hanya tumbuh 0,4% dibandingkan 2017 sebesar Rp22,901 triliun.
Kontribusi pendapatan anak usaha Axiata ini sepanjang 2018 berasal dari layanan data sebesar Rp15,8 triliun, non data Rp4 triliun, serta layanan lainnya sekitar Rp1,06 triliun.
“Sepanjang 2018 merupakan periode yang berat bagi industri telekomunikasi Indonesia. Kami harus menghadapi penerapan registrasi kartu SIM prabayar dan persaingan harga yang ketat. Namun, XL Axiata berhasil mengungguli para kompetitor dan memperkuat posisi sebagai operator nomor 2 di Indonesia. Hasil ini tidak terlepas dari konsistensi kami dalam menerapkan strategi menempatkan layanan data sebagai fokus utama pengembangan bisnis,” kata CEO & Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini dalam keterangan Jumat (15/2).
Dijelaskannya, di semester kedua, monetisasi layanan data yang XL Axiata lakukan menunjukkan hasil yang signifikan di tengah persaingan yang sangat ketat. Karena itu, XL Axiata akan terus melanjutkan monetisasi data lebih lanjut dengan asumsi kondisi industri tetap kondusif untuk melakukannya, guna membangun fondasi bisnis yang lebih berkesinambungan dan kuat untuk tahun 2019.
XL Axiata terus berinvestasi untuk melakukan peningkatan pada transmisi, backhaul, modernisasi jaringan guna mendukung peningkatan lalu lintas data di seluruh jaringannya dan untuk memberikan stabilitas, memperluas kapasitas jaringan dan meningkatkan kualitas layanan datanya.
Hal ini diwujudkan dengan terus membangun jaringan 4G LTE yang saat ini difokuskan di wilayah luar Jawa. Hingga akhir tahun 2018, jaringan 4G Axiata telah melayani sekitar 400 kota/kabupaten dengan hampir 30 ribu BTS 4G. Sementara itu, jaringan 3G ditopang lebih dari 51 ribu BTS. Jumlah total BTS milik XL Axiata saat ini mencapai 118 ribu BTS.
Peningkatan investasi jaringan, terutama 4G LTE di luar Jawa di sepanjang 2018 tersebut telah menghasilkan pertumbuhan pada trafik dan pendapatan data yang sangat kuat. Alhasil, tahun ini wilayah luar Jawa menjadi kontributor utama lain bagi kinerja kuat XL Axiata. Pada sisi lain, keberadaan jaringan yang luas di luar Jawa ini juga ikut meningkatkan persepsi masyarakat atas kemampuan XL Axiata dalam melayani kebutuhan data di seluruh negeri.
Seiring dengan semakin kuatnya jaringan dan penawaran layanan data yang menarik, tercatat penetrasi smartphone XL Axiata telah meningkat 8 poin persentase menjadi 80% pada akhir 2018 dibandingkan dengan tahun lalu.
Saat ini XL Axiata memiliki total 54,9 juta pelanggan, di mana 43,9 juta atau 80% di antaranya adalah yang sudah menggunakan smartphone. Jumlah pengguna smartphone ini meningkat 15% dari periode yang sama di tahun lalu. Adapun pelanggan XL Axiata yang aktif menggunakan layanan data saat ini juga telah mencapai 82% dari total pelanggan. Average Revenue Per User (ARPU) campuran sebesar Rp32 ribu.
Hingga tutup tahun 2018, Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) sebesar Rp8,51 triliun mengalami peningkatan 2% dibanding 2017 sebesar Rp8,32 triliun.
Selama Tahun 2018, XL Axiata telah melakukan pembayaran kembali pinjaman bank sebesar Rp1,65 triliun, pinjaman dalam dollar AS sebesar US$ 350 juta, dan sukuk Rp1,298 triliun melalui kombinasi refinancing dan dana internal. Per 31 Desember 2018, XL Axiata telah melunasi seluruh pinjaman dalam dollar AS.
XL Axiata mencatat kerugian sebesar Rp 3,3 triliun di 2018 berbanding terbalik dengan kondisi 2017 yang untung Rp 375 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh beban biaya penyusutan yang dipercepat. Setelah normalisasi, XL Axiata mencatat rugi bersih sebesar Rp 9 miliar pada akhir tahun 2018 berbanding terbalik dengan kondisi 2017 yang untung Rp740 miliar.(ak)