JAKARTA (IndoTelko) - CEO dan Founder Bukalapak, Achmad Zaky mengeluarkan pernyataan resmi terkait "hebohnya" cuitan yang dikeluarkannya pada Jumat (14/2) tentang alokasi dana riset di Indonesia.
Cuitannya telah membuat tagar #uninstallbukalapak dan #DukungBukaLapak sejak (14/2) malam dan hingga Jumat (15/2) siang adu kencang menjadi trending topik di lini masa. (Baca: Perang Tagar Bukalapak)
Dalam pernyataannya, Bukalapak menyatakan pada prinsipnya sang pendiri sangat memperhatikan kemajuan industri teknologi di Indonesia. Zaky sangat berharap agar investasi dalam bidang riset dan SDM tingkat tinggi bisa menjadi salah satu pendorong kemajuan Indonesia.
Mewakili Bukalapak, Achmad Zaky memohon maaf atas kekhilafannya dan atas segala kesalahpahaman yang timbul dan dengan tegas menyatakan bahwa cuitan tersebut tidak bermaksud untuk mendukung atau tidak mendukung suatu calon presiden tertentu, melainkan ajakan untuk bersama membangun Indonesia melalui penelitian dan pengembangan ilmiah.
“Saya, Achmad Zaky selaku pribadi dan sebagai salah satu pendiri Bukalapak, dengan ini menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas pernyataan yang saya sampaikan di media sosial. Saya sangat menyesali kekhilafan tindakan saya yang tidak bijaksana tersebut dan kiranya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya,” kata Achmad Zaky dalam pernyataan (15/2).
Achmad Zaky dan Bukalapak menyatakan sangat berterima kasih atas kebijakan serta dukungan pemerintah Indonesia yang diberikan selama ini kepada Bukalapak. "Achmad Zaky dan Bukalapak dengan ini pula menyatakan akan terus berkomitmen untuk membangun Indonesia melalui teknologi," tulisnya.
Sementara Ketua Dewan Pembina Indonesian Digital Empowerment Community (IDIEC) Mochamad James Falahuddin melihat saat ini kondisi masyarakat sudah terfragmentasi akibat Pilpres 2019.
"Sebenarnya yang disampaikan Zaky itu ada benarnya, terlepas orang mau berdebat alokasi anggaran yang dicantumkan. Tetapi lihatlah bagaimana sebenarnya Indonesia memposisikan diri menghadapi era Industri 4.0 itu. Sayang saja sekarang semua dibawa ke politik dan Zaky terpeleset di kalimat penutupnya, sehingga yang dipermasalahkan itu malah soal dukung-mendukung salah satu capres. Kondisi seperti ini tak sehat bagi demokrasi karena setiap kritik bisa berakhir kritis bagi penyampai pesannya," pungkasnya.(dn)