JAKARTA (IndoTelko) - PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) menyatakan satelit Nusantara Satu (PSN VI) telah meluncur ke slot orbit pada 21 Februari 01:41 pagi waktu Florida, Amerika Serikat (AS) atau 22 Februari 2019 08:41 pagi WIB dengan roket Falcon 9 milik SpaceX.
"Peluncuran dari launch pad 40 Cape Canaveral sesuai jadwal. Barusan dapat konfirmasi deployment Nusantara Satu ke slot orbit telah selesai," ungkap Director of Technology PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Dani Indra Widjanarko, kepada IndoTelko melalui pesan singkat Jumat, (22/2) pagi. (Baca: Satelit Nusantara Satu)
Dijelaskannya, setelah roket diluncurkan dari bumi, maka tahapan pertama berupa pemisahan roket pendorong sukses dijalankan. Roket pertama ini juga telah kembali ke landasannya di bumi.
Roket tahap pertama ini pernah digunakan dua kali dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di California. Pertama pada 25 Juli dengan 10 satelit komunikasi Iridium, kemudian 7 Oktober dengan pesawat pengamatan radar SAOCOM 1A Argentina
Selanjutnya, pemisahan roket kedua dan membawa satelit milik SpaceIL ke bulan. Berikutnya adalah membawa satelit Nusantara Satu dan satelit pengintai S5 ke slot orbitnya.
Asal tahu saja, setelah Roket Falcon 9 dari SpaceX menunaikan tugasnya membawa satelit Nusantara Satu ke jalur slot orbitnya, setelah itu masuk kedalam proses yang dinamakan Orbit Raising.
Orbit Rising adalah proses suatu satelit berpindah dari Geo Transfer Orbit (GTO) ke Geo Synchrounous Orbit (GSO) atau orbit tujuan.
Hal ini karena sebuah roket peluncur hanya mengantarkan satelit memasuki orbit transfer atau yang dinamakan Geo Transfer Orbit dan satelit dilepas pada ketinggian 500 Km yang merupakan perigee dari GTO. Dari ketinggian ini satelit akan bergerak sesuai lintasan yang berbentuk elips dengan Apogee berada di ketinggian 36.000 km.
Proses Deployment Satelit Nusantara Satu (Foto: SpaceX)
Proses mengubah orbit dari GTO ke GSO inilah yang biasa disebut orbit raising dan dilakukan oleh satelit itu sendiri tanpa bantuan dari kendaraan peluncur.
Sesuai dengan hukum Kepler, saat satelit mencapai titik apogee-nya, Main Satellite Thruster atau dulu sering disebut dengan AKM (Apogee Kick Motor) dinyalakan untuk mendapatkan delta-V agar dapat memasuki orbit GSO. Proses ini dilakukan beberapa kali agar satelit benar-benar memasuki orbit geo stationary. Setelah satelit memasuki orbit GEO, tinggal dilakukan maneuver terakhir agar berada di slot orbitnya.
Proses selama orbit raising akan menjadi tanggungjawab dari pembuat satelit Nusantara Satu, SSL, karena kontrak yang dibuat Pasifik Satelit Nusantara adalah in orbit delivery.
Satelit Nusantara Satu menggunakan platform SSL-1300 140 memiliki usia desain 15 tahun dan operasi 20 tahun dengan membawa 52 transponder yang terdiri atas 38 transpinder C Band dan 8 spotbeam KU Band dengan total kapasitas 15 Gbps. Khusus KU Band kapasitas yang dimiliki 13,6 Gbps.
Cakupan dari C Band satelit Nusantara Satu meliputi wilayah Asia Tenggara dan KU Band untuk 8 spot beam meliputi seluruh wilayah Indonesia. Satelit ini akan menempati slot orbit 146 Bujur Timur, tepat di atas Papua. Satelit ini dikendalikan melalui stasiun bumi di Jatilihur. Jasindo dipilih sebagai pihak asuransi dari satelit ini.(dn)