JAKARTA (IndoTelko) - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akan mendalami kasus hilangnya inventory tiket milik maskapai AirAsia di sejumlah Online Travel Agent (OTA) papan atas seperti Traveloka dan Tiket.com sebagai bagian dari penyelidikan mahalnya harga tiket penumpang pesawat di Indonesia.
"Kita ada rencana akan manggil sejumlah OTA terkait dugaan pelanggaran Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999. Semua dalam rangka penyelidikan soal kenaikan harga tiket kelas ekonomi rute domestik," ungkap Kepala Biro Hukum, Humas dan Kerjasama KPPU, Taufik Arianto kepada IndoTelko, pekan lalu.
Kabar beredar di kalangan media massa, KPPU tak hanya akan memanggil para OTA tetapi juga AirAsia. Maskapai yang identik dengan warna merah ini kabarnya akan diperiksa KPPU pada Senin (25/3).
Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan menyatakan selalu terbuka untuk menjalin kerjasama yang baik dengan semua partner, termasuk travel agent online maupun konvensional.
Dendy mengaku tidak ingin berspekulasi terkait alasan di balik hilangnya tiketnya di sejumlah travel agent. "Lebih baik agar ditanyakan secara langsung kepada mereka. Kami tetap fokus pada semangat kami sebagai maskapai Low Cost Carrier (LCC) terbaik di dunia selama 10 kali berturut-turut, untuk tetap berkomitmen meningkatkan standar pelayanan kami dan menawarkan harga tiket terjangkau kepada masyarakat Indonesia sesuai dengan slogan kami Now Everyone Can Fly," jelasnya pekan lalu.
Sebelumnya, media online yang selama ini memiliki reputasi disegani di dunia travel global, Skift.com, mencium adanya dugaan "campur tangan" dari pesaing AirAsia di bisnis aviasi Indonesia dalam hilangnya tiket maskapai itu di sejumlah OTA lokal, tak hanya Traveloka. (baca: Kasus AirAsia)
Tiket AirAsia tak hanya hilang di startup tetapi juga di platform online biro perjalanan di Indonesia seperti Panorama Group, Golden Rama Tours & Travel, dan Wita Tour.Dalam investigasi Skift, tiket AirAsia raib di 15 pemain online dan offline di Indonesia. (Baca: Kisruh OTA)
Skift.com dalam investigasinya "menduga" Garuda Indonesia dan Lion Air juga mendorong pemain OTA lainnya, Tiket.com, untuk tidak menjual tiket dari AirAsia.
Hasil investigasi Skift.com ditepis Indonesia National Air Carrier Association (INACA) yang menilai hilangnya inventory AirAsia akibat keputusan atau kebijakan dari OTA itu sendiri.(id)