JAKARTA (IndoTelko) - PT First Media Tbk (KBLV) mengalami kerugian besar sepanjang 2018.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten dengan kode saham KBLV ini menderita kerugian sebesar Rp3,497 triliun sepanjang 2018 membengkak dibandingkan 2017 sebesar Rp1,1 triliun.
Pendapatan Perseroan di 2018 sebesar Rp901 miliar turun 8% dibandingkan 2017 sebesar Rp982 miliar.
Pemicu lesunya pendapatan karena penjualan perangkat komunikasi hanya Rp 41 miliar turun 53% dibandingkan 2017 sebesar Rp87 miliar.
Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) 2018 mengalami kerugian Rp666 miliar atau lebih besar Rp38 miliar dibandingkan 2017 karena naiknya beban operasional.
Total aset mengalami penurunan sebesar Rp5,11 triliun atau sebesar 42% menjadi Rp6,98 triliun per tanggal 31 Desember 2018. Penurunan tersebut dikarenakan adanya penurunan saldo investasi pada entitas asosiasi sebesar Rp1,43 triliun.
First Media berinvestasi di Link Net, IMTV, Prima Wira Utama, MSH Niaga Telecom, First Media News, First Media Production, dan Internux.
Keputusan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencabut ijin frekuensi Internux yang menyelenggarakan layanan BOLT menjadikan goncangan bagi kinerja First Media di 2018. Pasalnya, layanan ini memasok 80% total pendapatan First Media. (Baca: Ijin BOLT)
Tahun ini KBLV juga masih harus menerima potensi kerugian dari penjualan perangkat-perangkat sisa dari Bolt.
Perseroan pada tahun ini akan fokus meningkatkan kegiatan usaha melalui anak perusahaanyang menjalankan usaha-usaha antara lain: penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan in-building solution, jasa nilai tambah kartu panggil, penyediaan konten berita,rumah produksi, jasa internet dan TV berlengganan.
Target pendapatan yang dibidik di 2019 sebesar Rp 220 miliar. Rinciannya, lini usaha yang akan diandalkan adalah dari pendapatan pembuatan konten dan berita senilai Rp 100 miliar, penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan in-building solution senilai Rp 95 miliar, dan penyewaan gedung perkantoran Rp 20 miliar.
Untuk belanja modal perseroan hanya mengalokasikan untuk PT Prima Wira Utama senilai Rp 8,7 miliar, sebagai penyedia telekomunikasi dan in-building solution.(wn)