JAKARTA (IndoTelko) - Compal Group dikabarkan akan berinvestasi di Indonesia.
“Compal adalah salah satu produsen produk Apple seperti iPad dan iWatch yang akan masuk ke Indonesia. Compal sedang mencari lokasi baru untuk basis produksinya. Salah satu lokasi yang dibidiknya adalah Indonesia. Mereka lagi mengkaji. Dalam penjajakannya, mereka melihat lokasi baru di ASEAN dan akan minat masuk investasi di Indonesia," ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Sabtu (20/7).
Airlangga mengungkapkan telah menyiapkan fasilitas insentif tax holiday jika perusahaan itu merealisasikan niatnya. "Mereka sangat tertarik untuk berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.
Saat ini Compal memproduksi beragam produk elektronik dan sudah punya pasar yang besar. “Mereka produsen iPad, Apple Watch dan banyak produk lain. Untuk market share dunia mendekati 25% dan mereka produsen dari hampir semua mini notebook,” imbuhnya.
Dalam perkembangannya, Compal Group menjadi perusahaan manufaktur produk 5C seperti notebook computers, tablets, wearable devices, dan smartphones. Selain itu mereka berupaya mengintegrasikan produknya menjadi aplikasi IoT untuk menciptakan smart house, smart car, dan smart health care untuk menjadi penyedia solusi yang terbaik.
Pada tahun 2007, mereka memiliki pabrik di Vietnam, kemudian memiliki service center di Polandia dan pabrik di Brasil. Compal telah menyerap tenaga kerja sebanyak 80.000 orang di seluruh dunia. Saat ini, Compal didukung dengan manajemen dan R&D yang solid.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Harjanto mengemukakan, niat Compal untuk mencari lokasi produksi baru karena dampak perang dagang China-AS, sehingga perlu ada diversifikasi pasar.
“Mereka melihat pasar dalam negeri kita cukup besar. Kalau dia jadi masuk, akan membangun satu klaster dengan vendornya,” ungkapnya.
Menurut Harjanto, dalam upaya memfasilitasi investasi sektor industri yang masuk ke Indonesia, pemerintah terus mengakselerasi sejumlah pembagunan kawasan industri yang terintegrasi dengan infrastruktur penunjang seperti pelabuhan. “Hal ini agar bisa cepat untuk suplai bahan bakunya,” ujarnya. Sebab, akan memacu nilai tambah dan daya saing produk dalam negeri agar bisa ekspor.
Pegatron
Sementara Pegatron selaku perusahaan teknologi asal Taiwan, secara resmi telah mengoperasikan pabriknya di Batam, Kepulauan Riau. Ini merupakan bagian dari upaya diversifikasi manufaktur menyusul meningkatnya tensi perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok.
“Kami yakin Indonesia bisa menjadi hub industri elektronika Taiwan, dengan tambahan investasi dari Pegatron sebesar US$40 juta,” ungkapnya.
Nilai investasi tersebut, merupakan awal dari rencana penanaman modal sebesar US$1,5 miliar yang akan dilakukan secara bertahap.
Nantinya pemasok terbesar komponen untuk Apple itu akan memproduksi komponen produk smart-home seperti komputer, alat-alat telekomunikasi nirkabel, serta komponen ponsel pintar, dengan membangun pabrik seluas 1 hektare di Kawasan Industri Batamindo.
Pabrik yang akan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.800 orang tersebut merupakan yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Sebelumnya, Pegatron telah bekerja sama dengan PT Sat Nusapersada di Batam.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin, Janu Suryanto meyakini kehadiran Pegatron akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan industri elektronika secara nasional dan khususnya di Batam. "Dengan adanya Pegatron, diharapkan ekspor produk elektronika akan meningkat signifikan," tandasnya.
Janu pun berharap, investasi perusahaan tersebut selain untuk memenuhi pasar domestik, juga akan mengurangi produk impor karena hasil peningkatan produksi di dalam negeri.
Kemenperin mencatat, pertumbuhan produksi pada kelompok industri komputer, barang elektronika dan optik pada triwulan I tahun 2019 mencatatkan angka yang positif sebesar 2,78%, naik jika dibanding capaian di periode sama tahun lalu yang minus -4,80%.
Populasi industri elektronika di Indonesia sampai dengan triwulan II-2019, ada penambahan sejumlah 21 perusahaan. Industri elektronika dinilai sebagai salah satu sektor yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
Sepanjang tahun 2018, nilai investasi industri elektronika menyentuh di angka Rp12,86 triliun, naik dibanding tahun 2017 sebesar Rp7,81 triliun. Sementara itu, nilai ekspor dari industri elektronika mampu menembus US$8,2 miliar atau naik dibanding tahun 2017 yang mencapai US$7,9 miliar.
“Tahun ini, ditargetkan ada beberapa investasi baru yang akan masuk, yang secara total nilainya mencapai Rp1,3 triliun dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja secara keseluruhan sebanyak 248,5 ribu orang. Ini menandakan bahwa iklim investasi di Indonesia masih kondusif,” paparnya.(ak)