JAKARTA (IndoTelko) - Pemerintah diminta untuk mempertimbangkan kembali wacana berbagi jaringan (Network Sharing) untuk dijalankan operator seluler di era 5G.
"Salah satu isu utama di era 5G adalah masalah pembangunan infrastruktur dan ketersediaan frekuensi. Ide network sharing yang sempat bergulir di 2016 itu sebaiknya dikaji kembali oleh pemerintah," ungkap Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D Yosetya, belum lama ini.
Menurut Yessie, saat ini untuk ketersediaan frekuensi ideal agar 5G bisa dijalankan masih ditunggu operator. "5G ini butuh kerapatan site juga dalam jaringan. Artinya di pemerintah daerah kita juga minta dukungan agar diizinkan bangun Pole (tiang) atau memanfaatkan Penerangan Jalan Umum (PJU) untuk pasang perangkat. 5G ini kan use case banyak," katanya.
Ditambahkannya, XL sendiri terus mempersiapkan jaringan untuk menyambut kedatangan 5G beberapa tahun lagi.
"Persiapan kami sangat serius di semua aspek, dan saat ini kami terus membangun ekosistemnya, terutama jaringan data yang memadai. Uji coba sudah beberapa kali dilakukan untuk lebih mengenal lagi berbagai aspek teknologinya dan implementasinya di jaringan kami. Kami berharap banyak hal yang bisa dipelajari dari uji coba ini,” katanya.
Uji coba 5G kali pertama telah dilakukan XL Axiata di halaman Grha XL pada bulan April 2017 yang lalu, yang merupakan ujicoba 5G di luar ruangan (outdoor) pertama di Indonesia dengan menampilkan demo pemanfaatan virtual reality (VR) dan uji kecepatan (speed test).
Kemudian disusul uji coba 5G yang kedua pada Agustus 2018, berlangsung di Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Terakhir, uji coba 5G berlangsung di dalam salah satu ruangan di Gedung XL Axiata, Jakarta, Rabu (21/8).
Sebelumnya, Menkominfo Rudiantara mengatakan jika jaringan 5G memberikan akses internet yang sangat cepat dan tidak lagi buffering. Rudiantara mendorong uji coba 5G, selain itu memberikan insentif untuk memberikan uji coba di bidang baru.
"Maka BHP frekuensinya nol atau tidak bayar. Karena ingin mendapatkan teknologi baru. Selanjutnya, ekosistemnya juga harus dikembangkan salah satunya juga frekuensi. Paling ideal itu untuk jaringan 5G yakni 3,5 GHz tapi masih dipakai satelit. Tapi selama menunggu bisa menggunakan frekuensi lainnya untuk mendapatkan aplikasi lainnya. Seperti sekarang menggunakan hologram, ini bisa pakai 5G. Jaringan 5G memberikan kecepatan 10 kali lipat," lanjut Rudiantara.
Asal tahu saja, tiga tahun lalu isu network sharing menjadi panas di ranah seluler Indonesia.
XL dan Indosat dikenal sebagai inisiator dari wacana ini dengan membuat perusahaan patungan perusahaan patungan PT. One Indonesia Synergi (OIS).
Pemerintah mencoba mengakomodir melalui usulan merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi dan dan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit. Namun, wacana ini menguap seiring gagalnya aturan diubah.
Ada lima model network sharing, yakni CME Sharing, multi operator radio access network (MORAN), multi operator core network (MOCN), Roaming, dan mobile virtual network operator (MVNO). (Baca: Network Sharing)
MORAN adalah operator bisa berbagi BTS, tapi tetap menggunakan spektrum masing-masing. Sedangkan MOCN adalah operator tidak hanya berbagi BTS, tapi juga spektrum dimanfaatkan secara bersama.(dn)