JAKARTA (IndoTelko) - Grab mengumumkan program kontribusi sosial miliknya bernama ‘Grab for Good’ yang bertujuan untuk memberdayakan lebih banyak masyarakat Asia Tenggara untuk menjangkau sejumlah akses krusial ke teknologi, peningkatan keterampilan dan layanan digital.
Grab telah menetapkan sebuah misi besar untuk program “Grab for Good” yang akan dicapai pada tahun 2025.
“Asia Tenggara siap menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2030, namun pada kenyataannya tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk ikut tumbuh bersama Asia Tenggara yang tengah tumbuh. Jika sektor swasta secara aktif menciptakan program-program untuk komunitas lokal, maka teknologi dapat lebih dijangkau oleh lebih banyak orang, dan proses pembelajaran keterampilan-keterampilan baru dapat dengan segera mengubah kehidupan lebih banyak orang di Asia Tenggara,” jelas Group CEO & Co-founder, Grab Anthony Tan.
Adapun sejumlah program yang ingin dicapai:
Meningkatkan inklusi dan literasi digital di Asia Tenggara: Untuk memastikan bahwa setiap orang, terlepas dari latar belakang atau kemampuan, dapat menikmati manfaat dari pertumbuhan ekonomi digital, Grab bertekad meningkatkan literasi digital dan inklusi bagi lebih dari 3 juta masyarakat Asia Tenggara pada tahun 2025 melalui kemitraan dengan pemerintah, perusahaan swasta dan organisasi nirlaba.
Memberdayakan wirausahawan mikro dan bisnis skala kecil: Wirausahawan mikro merupakan inti dari model bisnis Grab, sementara bisnis skala kecil menjadi nadi dari perekonomian Asia Tenggara. Agar mereka dapat melakukan efisiensi biaya dan meningkatkan produktivitas dengan memanfaatkan teknologi, Grab akan membantu lebih dari 5 juta pebisnis tradisional dan merchant kecil, disamping 5 juta wirausahawan mikro yang telah tergabung dalam platform Grab untuk mendigitalisasi alur dan proses kerja mereka.
Membangun angkatan kerja yang siap menyambut masa depan: 16% generasi muda di Asia Tenggara ingin bekerja di sektor teknologi masa depan. Grab ingin melatih 20.000 siswa melalui inisiatif pengembangan talenta teknologi, bekerja sama dengan institusi pendidikan, lembaga nirlaba dan perusahaan teknologi terdepan.
Untuk mencapai misi-misi ini, Grab mengumumkan dua inisiatif unggulan di bawah program “Grab for Good”; sebuah pelatihan peningkatan keterampilan dan literasi digital yang bekerja sama dengan Microsoft, dan inisiatif “Mendobrak Sunyi”, yang memberikan kesempatan bagi teman Tuli dan orang dengan keterbatasan pendengaran untuk dapat berpartisipasi lebih baik dalam ekonomi digital melalui ekosistem Grab.
"Inti dari “Grab for Good” adalah membangun sebuah platform yang inklusif, dan telah menjadi komitmen kami untuk menciptakan dampak positif dan berkelanjutan di setiap negara tempat kami beroperasi,” katanya.
Program dampak sosial “Grab for Good” dikembangkan sesuai fokus Grab untuk meningkatkan kehidupan seluruh masyarakat Asia Tenggara selama 7 tahun Grab berdiri.
Grab mengestimasi jumlah kontribusi sebesar US$5,8 miliar atau lebih dari Rp81,5 triliun terhadap perekonomian Asia Tenggara dalam 12 bulan terakhir (hingga Maret 2019). Perhitungan ekonomi sosial ini telah diverifikasi oleh KPMG sesuai dengan prosedur yang telah disepakati sebelumnya.
Lebih dari 9 juta wirausahawan mikro, atau sekitar 1 dari 70 masyarakat Asia Tenggara, telah mendapatkan penghasilan melalui platform Grab, dengan menjadi mitra pengemudi, mitra pengantaran, merchant ataupun agen. 21% mitra pengemudi Grab tidak memiliki pekerjaan sebelum bermitra dengan Grab, dan 31% mitra agen tidak memiliki sumber pendapatan sebelum bergabung dengan Grab-Kudo.
Selain membuka peluang ekonomi, laporan ini juga menggarisbawahi bagaimana Grab telah membantu menciptakan akses yang lebih baik kepada layanan finansial dan pembayaran digital. Sejak Grab didirikan pada tahun 2012, Grab telah membantu lebih dari 1,7 wirausahawan mikro untuk membuka akun bank pertama mereka.
Grab juga membantu mewujudkan masa depan non-tunai di Asia Tenggara. Tingkat pembayaran non-tunai dalam platform Grab 9x lebih tinggi dibandingkan dengan pembayaran non-tunai secara keseluruhan di Asia Tenggara.
Sebagai bagian dari program ‘Grab for Good’, Grab mengumumkan kerja sama tingkat regional bersama dengan Microsoft yang akan membekali para pekerja dengan kemampuan teknologi yang dibutuhkan, agar dapat berkembang dalam ekonomi digital. 6,6 juta pekerja di enam negara besar Asia Tenggara membutuhkan wawasan baru pada tahun 2028. Sekitar 41% dari mereka memiliki keterbatasan keterampilan Teknologi Informasi (TI) yang dibutuhkan dalam profesi-profesi baru.
Grab dan Microsoft akan bekerja sama dengan universitas-universitas terpilih di Asia Tenggara untuk memberikan pelatihan bagi para mahasiswa dengan keterampilan teknis yang dibutuhkan di dunia nyata.
Microsoft akan menyediakan akses terhadap konten, kurikulum, platform pembelajaran dan sertifikasi yang telah dikenal di berbagai bidang industri; sebagai tambahan dari penyediaan akses akan teknologi komprehensif seperti Azure for Education. Grab akan mendukung penerapan dari proses pembelajaran melalui studi kasus dan data yang relevan dengan industri terkait, juga berbagai pengalaman pembelajaran seperti hackathons dan beragam kesempatan magang.
Grab dan Microsoft telah bekerja sama dengan Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung untuk menawarkan program sertifikasi milik Microsoft, dan lebih banyak universitas di Asia Tenggara akan turut bergabung dalam enam bulan kedepan.(wn)