JAKARTA (IndoTelko) - Gojek merambah layanan video on demand melalui fitur GoPlay yang memberikan akses lebih luas untuk konten unik dan berkualitas, di manapun dan kapan pun.
GoPlay menyajikan konten yang diproduksi sendiri, yaitu GoPlay Originals, maupun konten eksklusif menarik lainnya. Pengguna juga dapat mengunduh konten dan menikmatinya secara offline dengan kualitas high definition, menggunakan perangkat mobile. Peluncuran layanan GoPlay dalam ekosistem Gojek ini menyusul peluncuran secara beta kepada sejumlah pengguna Gojek bulan Juli lalu.
Para pengguna Gojek maupun pecinta film dan serial di seluruh Indonesia dapat mengunduh aplikasi GoPlay dan menikmati beragam konten berkualitas termasuk produksi GoPlay Originals dan konten eksklusif.
Di tahap peluncuran ini, pengguna memperoleh kemudahan mengakses GoPlay dengan dua cara: Pertama, dengan biaya Rp89.000 dapat mengakses konten GoPlay selama sebulan penuh. Kedua, dengan biaya Rp99.000 dapat menikmati GoPlay sekaligus ongkir GoFood gratis senilai Rp600.000 (60 voucher) selama satu bulan.
“GoPlay merupakan inovasi terbaru Gojek, melengkapi ekosistem yang telah sukses berevolusi dari layanan ride hailing menjadi platform teknologi terdepan di Asia Tenggara. Sebagai perusahaan anak bangsa, kami selalu mencari cara untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat, sekaligus memberikan dampak sosial untuk kemajuan tanah air. Di sisi industri kreatif terutama industri konten dan film, kami melihat masih terdapat tantangan dalam menyediakan akses kepada penonton. Namun di sisi lain, penetrasi internet dan smartphone yang cukup tinggi memberikan peluang bagi para sineas nasional agar karya mereka dapat dinikmati masyarakat banyak,” kata Co-Founder Gojek Kevin Aluwi, kemarin.
CEO GoPlay, Edy Sulistyo menyampaikan kehadiran GoPlay dapat mengobati kerinduan masyarakat Indonesia terhadap konten lokal yang berkualitas.
"Tingginya antusiasme masyarakat terhadap konten lokal dapat dilihat dari pertumbuhan penonton film Indonesia selama tiga tahun terakhir, yang meningkat dari 36 juta di tahun 2016 menjadi 46 juta di tahun 2018. Namun, dalam hal rasio penonton film Indonesia terhadap film asing di layar lebar, masih menjadi PR bersama. Di sisi lain, akses penonton terhadap hiburan berkualitas masih terbatas. Layar bioskop juga tidak sebanding dengan jumlah populasi. Sehingga, sineas anak bangsa belum bisa menampilkan karyanya dengan optimal," katanya.(wn)