Kemenperin kembangkan "Material Center" berbasis IoT

JAKARTA (IndoTelko) - Kementrian Perindustrian (Kemenperin) sedang mengembangkan Material Center yang menggunakan sistem Internet of Things (IoT).

Program ini hasil kerja sama antara pemerintah dengan industri besar, agar proses pembelian dapat menggunakan sistem online.

" Program Material Center ini mendorong agar IKM membeli produk bahan baku dengan harga sama baik p embelian banyak maupun sedikit, kemudian para IKM bisa mendapatkan bahan baku terbaik dengan harga standar, meski melakukan pembelian dalam jumlah sedikit, sehingga bisa meningkatkan daya saing IKM dan harga barang dihasilkan kompetitif di pasar global,” ungkap Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil, Menegah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih dalam keterangan belum lama ini.

Menurut Gati, saat ini, pengembangan Material Center sudah diuji coba di Tegal, Jawa Tengah dan terbukti dalam pemenuhan bahan baku tidak lagi memerlukan minimum quantity yang mengharuskan IKM membeli bahan baku dalam jumlah sangat banyak yang ditentukan oleh pemasok.

Tentunya, jadwal pengiriman serta pengambilan bahan baku di Material Center telah ditentukan dengan teratur, sehingga memudahkan IKM mempersiapan produksi dan proses produksi menurut waktu yang ditentukan.

"Dengan program ini, pengambilan bahan baku sudah ditentukan. Kemudian harga bahan baku di tingkat pemasok juga harus sama dengan harga di Material Center. Kami harapkan, Material Center ini bisa berjalan secara maksimal dan menyeluruh pada tahun 2020," ujar Dirjen IKMA.

Gati menerangkan, program Material Center yang menggunakan sistem IoT sekaligus berfungsi sebagai sistem pengawasan yang memudahkan pemerintah maupun konsumen mengawasi kinerja IKM maupun Material Center. Dengan program ini pula, pemerintah diharapkan mampu mengetahui permasalahan yang terjadi dalam proses produksi dan transaksi IKM bersama Material Center.

"Misalnya lembaran satu plat baja. Dari satu plat dihitung misalnya bisa jadi 10 komponen otomotif. Ternyata, dari satu plat tidak jadi 10, misanya cuma jadi empat, itu bisa terlacak. Berarti ada permasalahan, real time bisa diketahui apa masalahnya," jelasnya.

Transaksi yang dilakukan di Material Center berupa non-tunai, karena itu pemerintah menggandeng beberapa startup pembayaran agar memudahkan pengawasan dan mempercepat proses transaksi. Dengan sistem ini diharapkan akan mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi IKM.

Diharapkan dengan peningkatan produktivitas, daya saing IKM dapat turut meningkat. "Jadi semuanya cashless dan juga paperless. Controling itu lebih bisa dikendalikan, semua menggunakan IoT," katanya.(wn)