JAKARTA (IndoTelko) - Di Miangas, pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Filipina, para guru mesti menyeberang pulau selama kurang lebih 8 jam untuk sekadar melakukan update Data Pokok Pendidikan (Dapodik) via internet. Kondisi itu makin sulit karena tidak setiap hari jadwal kapal tersedia.
Belum lagi nanti apabila sekolah di Miangas harus mengadakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) yang diterapkan secara merata di seluruh Indonesia. Ini tentunya menyulitkan para siswa yang ingin mengikuti ujian pada Maret 2020 mendatang.
Miangas menjadi salah satu contoh daerah yang menyadari bahwa keberadaan internet menjadi suatu hal yang penting saat ini karena dapat menunjang kebutuhan akan data dan informasi serta dipercaya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan internet di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia adalah dengan menggunakan internet satelit, pengganti jaringan terrestrial yang sulit untuk masuk ke wilayah tersebut.
SMAN 1 Tanimbar Selatan, Maluku Barat Daya, Maluku, menjadi salah satu sekolah yang telah menggunakan Ubiqu, solusi internet satelit dari PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sejak 2018.
Menurut Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Tanimbar Selatan Rudolf Lamers, sejak penggunaan Ubiqu, kegiatan UNBK dan tugas-tugas sekolah yang membutuhkan bantuan internet menjadi lebih lancar.
“Awalnya pada 2018 kami menggunakan Ubiqu untuk kegiatan UNBK. Hasilnya, lebih dari 300 siswa dan siswi SMAN 1 Tanimbar Selatan dapat mengikuti ujian berbasis komputer dengan baik,” kata Rudolf.
Tak hanya UNBK, internet satelit Ubiqu juga dimanfaatkan untuk aktivitas siswa lainnya seperti penyelesaian tugas yang membutuhkan bantuan internet serta mencari tahu pelajaran dengan internet. Ubiqu juga digunakan oleh para guru untuk mengirimkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sebagai suatu bentuk realisasi pendataan sekolah dengan skala nasional terpadu.
Rudolf menjelaskan, di sekitar Kabupaten Tanimbar, hanya ada beberapa sekolah yang terpasang layanan internet cepat. Karena itu, ketika ingin menghadapi ujian nasional yang saat ini secara serentak menggunakan internet, sekolah-sekolah lain yang tidak memiliki sambungan internet akan menumpang ke SMAN 1 Tanimbar Selatan.
“Di masa sekarang, internet adalah suatu kebutuhan, bukan lagi keperluan tersier yang mungkin tidak terpikirkan jika kita balik ke masa lalu. Di wilayah yang sulit terjangkau oleh jaringan terestrial, tentunya internet yang mudah didapatkan ketika langsung dihadapkan ke langit seperti Ubiqu ini menjadi tawaran menarik buat kami yang merupakan institusi pendidikan. Kerja sama sekolah dengan Ubiqu bukan sekadar secara bisnis saja, tetapi ini demi masa depan anak bangsa,” jelas Rudolf.
Kepala Sekolah SMAK St. Paulus, Maluku Barat Daya, Abraham Idelfonsius Fatlolon mengatakan, sejak masuk internet Ubiqu, sekolah yang menerapkan kurikulum pendidikan dan kurikulum keagamaan ini mengalami peningkatan metode pembelajaran.
“Awalnya saat mengerjakan tugas, para siswa mesti mengumpulkannya secara manual, yakni tugas yang dikerjakan harus di-print. Kami ingin saat ini mendukung paperless, makanya tugas yang kami berikan wajib dikirim melalui email, tidak lagi menggunakan kertas,” kata Abraham.
Menurutnya, sekolahnya telah menggunakan Ubiqu sejak 2018 dan menjalani UNBK dengan menggunakan internet satelit tersebut. Dia dan para siswa merasa terbantu dengan internet cepat yang disediakan PSN tersebut.
“Sekolah senang karena dapat turut serta mengajarkan pemanfaatan internet kepada siswa-siswi. Harapan kami, peserta didik yang sebelumnya terbatas untuk sumber pengetahuannya, saat ini wawasannya semakin luas sejak adanya internet,” katanya.
General Manager Marketing PSN Meidiyanto Andwiputro menjelaskan, Ubiqu berkomitmen untuk selalu menjadi salah satu provider internet yang berkontribusi untuk pendidikan di Indonesia. Menurut data pelanggan Ubiqu, pada Maret tahun ini, sebanyak puluhan sekolah telah aktif menggunakan internet untuk UNBK. Setelah itu, penggunaan Ubiqu lebih kepada pemanfaatan internet oleh para siswa dan guru.
“Kami senang dapat menjadi bagian peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Ujian nasional dengan menggunakan internet yang semula menjadi hal yang mustahil dapat terbantu dengan adanya internet satelit yang tersedia meski di daerah luar jaringan terestrial seperti wilayah 3T. Untuk itu, kami akan selalu hadir demi dan untuk masyarakat sehingga digital gap di Indonesia semakin berkurang,” tutup Meidiyanto.(wn)