JAKARTA (IndoTelko) - Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memainkan peran strategis dalam mengurangi tingkat kemiskinan dengan menciptakan peluang kerja dan meningkatkan kesetaraan ekonomi di Indonesia.
Pada tahun 2018, industri ini menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan berkontribusi sebesar 98,68% (mikro) dari total usaha yang ada, mempekerjakan lebih dari 97% dari tenaga kerja, dan memberikan kontribusi 57,24% terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).
Jumlah ini bahkan diperkirakan akan meningkat sebesar 5% pada tahun 2019.2 Mayoritas UMKM di Indonesia masih didominasi oleh usaha kecil dengan aset yang dimulai dari Rp50 juta (tidak termasuk tanah dan gedung kantor) dan pendapatan berkisar Rp 300 juta - Rp 50 miliar per tahun.
Tidak dapat dipungkiri bahwa ‘kenaikan kelas’ bisnis dari skala usaha mikro ke usaha kecil dan kecil ke menengah harus didukung, bersamaan dengan upaya berkelanjutan untuk mendorong tumbuhnya wirausahawan atau usaha rintisan (startup) baru di negara ini.
Untuk mendukung dan memberdayakan UMKM, tidak ada opsi lain yang lebih relevan melainkan pemanfaatan teknologi digital. Laporan Deloitte mengungkapkan bahwa digitalisasi UMKM dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 2%.
Namun, hambatan UMKM untuk berkembang jauh lebih berat dari sekadar hadir di ranah online. Mempekerjakan talenta yang cocok, mendapatkan calon pelanggan, pendanaan serta inovasi produk juga merupakan beberapa kendala yang harus diatasi.
Kembali ke misinya untuk menyamaratakan kesempatan bersaing, khususnya bagi usaha kecil, platform teknologi Zilingo berusaha untuk memfasilitasi pertumbuhan, meningkatkan daya saing, dan mengembangkan UMKM dengan membagikan wawasan industri tentang kunci utama.
Menjawab tantangan ini, pemerintah bertujuan untuk mengubah delapan juta UMKM menjadi lebih melek teknologi (digital-savvy) pada tahun 2020. Upaya ini termasuk pemanfaatan pasar online (online marketplace) sehingga UMKM dapat memiliki peluang yang lebih besar untuk memperluas target pasar mereka dan menciptakan kehadiran bisnis yang lebih kuat.
Melihat kembali ke kisah Zilingo, VP and Country Head, Zilingo Ade Yuanda Saragih berbagi bagaimana Zilingo awalnya didirikan dengan ide untuk membantu para pedagang di Pasar Akhir Pekan Chatuchak di Bangkok untuk memasarkan produk mereka secara online dengan bantuan teknologi.
Zilingo sekarang membantu pedagang untuk memproduksi dan memasarkan produk mereka dengan mengintegrasikan layanan digital di platform B2B dan B2C.
"Bisnis B2C kami membuka akses bagi pedagang untuk mendistribusikan produk ke para pelanggan di 17 negara secara global yang termasuk dalam jaringan kami. Saat ini, kami juga telah bekerja sama dengan lebih dari 1.500+ pedagang di platform B2B kami untuk membantu proses pengadaan dan memproduksi label mereka, membuka akses ke modal kerja, perangkat lunak, layanan data dan masih banyak lagi," kata Ade.
“Setelah berkecimpung di industri ini selama lebih dari 10 tahun dan berinteraksi langsung dengan berbagai pedagang, saya percaya bahwa inovasi dan efisiensi adalah dua aspek utama yang harus dimiliki oleh bisnis agar dapat berhasil. Konsumen terus mencari kualitas dan inovasi dari suatu merek, sementara bisnis mencoba yang terbaik untuk memangkas biaya dengan menjadi lebih efisien. Terkadang keduanya tidak saling mendukung, tetapi ketika Anda menemukan keseimbangan yang tepat, kedua konsep tersebut dapat saling melengkapi,” ujar Ade.
Untuk berinovasi, UMKM akan membutuhkan akses yang lebih besar ke para pemasok dan produsen yang dapat menyediakan bahan baku dengan harga yang kompetitif. Sebagai solusi bisnis satu atap, Zilingo membantu bisnis untuk mengumpulkan dan mendigitalkan pasokan produk yang dapat diakses oleh pelaku bisnis mana pun. Hal ini memungkinkan akses ke peralatan dan layanan bagi bisnis untuk menjadi lebih efisien, otomatis, dan dapat dikembangkan - mulai dari pengembangan produk, pengadaan, peramalan tren, dan lainnya.
Dengan akses ke pemasok bahan baku, produsen, dan merek secara langsung, UMKM dapat mencapai kualitas, kuantitas, ketersediaan, dan harga produk yang lebih baik untuk menghadirkan lebih banyak inovasi bagi para konsumen setianya.
Memiliki modal yang memadai menjadi masalah utama bagi UMKM karena riset dari PricewaterhouseCoopers (PwC) pada tahun 2019 mengungkapkan bahwa 74% UMKM di Indonesia tidak memiliki akses ke modal kerja karena keterbatasan pemahaman akan persyaratan yang harus dipenuhi.
Manajemen arus kas (cash flow) yang buruk menjadi alasan utama mengapa banyak bisnis, termasuk UMKM tidak dapat mengamankan akses keuangan karena tidak menunjukkan perkiraan bisnis yang menguntungkan.
Karenanya, membuat perkiraan terperinci untuk mengalokasikan anggaran operasional perusahaan Anda adalah salah satu langkah paling penting yang dapat diikuti oleh perusahaan Anda. Merencanakan arus kas Anda ke depan dapat membantu Anda mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan profil yang dapat dipercaya untuk menerima bantuan finansial dari investor.
Walaupun mendapatkan pinjaman dari bank merupakan tugas yang cukup sulit bagi para pemula, opsi untuk mendapatkan modal dapat berasal dari perusahaan teknologi keuangan (fintech) dengan fokus pada pinjaman peer-to-peer (P2P). Selain mempertahankan arus kas yang sehat, suntikan dana juga dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis termasuk merekrut talenta yang tepat, membeli peralatan baru atau pendanaan untuk pengembangan produk baru.
Memahami berbagai tantangan yang dihadapi oleh UMKM, Zilingo menawarkan solusi bisnis satu atap untuk membantu pengembangan bisnis dengan bantuan teknologi terdepan dan pemahaman dari para pemimpin pasar tentang lanskap bisnis. Menyediakan layanan seperti pengadaan bahan baku, perangkat lunak untuk mengelola SDM dan produktivitas, serta layanan keuangan dan pemasaran, Zilingo bertujuan untuk meningkatkan tingkat persaingan UMKM Indonesia agar dapat beroperasi secara efisien dan bersaing di pasar global.(wn)