JAKARTA (IndoTelko) - Pada tahun 2020, para pelaku kejahatan siber yang bermotif finansial kemungkinan mulai menargetkan aplikasi investasi, sistem pemrosesan data keuangan online, dan mata uang kripto yang akan datang, bersama dengan menyediakan akses berbayar ke infrastruktur bank dan mengembangkan perpanjangan malware mobile banking baru berdasarkan kode sumber yang bocor.
Ini adalah prediksi utama dari Kaspersky tentang perkembangan lansekap ancaman di sektor keuangan atau finansial.
Ancaman siber finansial dianggap sebagai salah satu yang paling berbahaya, karena dampaknya biasanya mengakibatkan kerugian finansial langsung bagi para korban.
Tahun 2019 telah menunjukkan beberapa perkembangan signifikan dalam industri dan juga bagaimana pelaku kejahatan siber finansial beroperasi. Peristiwa-peristiwa ini membuat para peneliti Kaspersky mengungkapkan beberapa prediksi penting mengenai potensi perkembangan lansekap ancaman finansial di tahun 2020. Beberapa yang utama adalah :
• Fintech under attack
Aplikasi investasi seluler telah menjadi lebih populer di kalangan pengguna di seluruh dunia. Tren ini akan selalu dipantau oleh para aktor ancaman pada tahun 2020. Tidak semua aplikasi tersebut menggunakan praktik keamanan terbaik, seperti otentikasi multi-faktor atau perlindungan koneksi aplikasi, yang memungkinkan para pelaku kejahatan siber menemukan cara potensial untuk menargetkan pengguna aplikasi semacam itu.
• Trojan mobile banking baru
Penelitian dan pemantauan Kaspersky terhadap forum underground menunjukkan bahwa kode sumber dari beberapa Trojan perbankan seluler populer telah bocor ke domain publik. Kasus serupa yang pernah terjadi sebelumnya tentang kebocoran kode sumber malware (mis. Zeus, SpyEye) menghasilkan peningkatan variasi baru pada Trojan ini. Di tahun 2020, pola ini mungkin dapat terulang.
• Akses berbayar ke infrastruktur perbankan dan serangan ransomware terhadap bank.
Pada tahun 2020, para ahli Kaspersky memprediksi peningkatan aktivitas kelompok-kelompok yang berspesialisasi dalam penjualan jaringan akses dari kriminal ke kriminal ke bank-bank di kawasan Afrika dan Asia, serta di Eropa Timur. Target utama mereka adalah bank kecil, serta organisasi keuangan yang baru-baru ini dibeli oleh pemain besar, dan membangun kembali sistem keamanan siber mereka sesuai dengan standar perusahaan induknya. Selain itu terdapat kemungkinan bahwa bank yang sama dapat menjadi korban serangan ransomware yang ditargetkan, karena bank merupakan salah satu organisasi dengan kecenderungan akan melakukan pembayaran tebusan dibandingkan harus menerima kehilangan data.
• Magecarting 3.0: lebih banyak kelompok pelaku kejahatan dunia siber akan menargetkan sistem pemrosesan pembayaran online.
Selama beberapa tahun terakhir, apa yang disebut JS-skimming (metode mencuri data kartu pembayaran dari toko online) telah mendapatkan popularitas luar biasa di kalangan pelaku kejahatan siber. Saat ini, para peneliti Kaspersky menyadari setidaknya terdapat 10 aktor berbeda yang terlibat dalam jenis serangan ini. Para ahli juga percaya bahwa jumlah mereka akan terus bertambah selama tahun mendatang.
Kemungkinan serangan paling berbahaya dapat terjadi pada perusahaan yang menjadikan e-commerce sebagai layanan, dan dapat membahayakan ribuan perusahaan lainnya.
Peneliti keamanan di Kaspersky Yuriy Namestnikov mengungkapkan tahun ini telah menjadi salah satu dari banyak perkembangan canggih.
Seperti yang diprediksi pada akhir 2018, kemunculan kelompok cybercriminal baru, seperti CopyPaste, serangan geografi baru oleh kelompok Silence, para pelaku kejahatan siber mengalihkan fokus mereka ke data yang dapat membantu menembus jalan pintas sistem anti-penipuan dalam serangannya. Data prilaku dan biometrik pun kini sedang dijual di pasar bawah tanah (underground).
"Selain itu, kami perkirakan serangan basis JS-skimmer akan meningkat dan mereka benar-benar aktif. Dengan tahun 2020 akan kita hadapi beberapa saat lagi, kami merekomendasikan tim keamanan di wilayah yang berpotensi terkena dampak industri keuangan untuk bersiap menghadapi tantangan baru. Tidak ada yang dapat menghindari potensi ancaman di masa depan, namun menjadi penting bagi kita untuk memiliki persiapan terbaik dalam menghadapinya," katanya.
Selain sektor keuangan, peneliti Kaspersky mengidentifikasi industri lain yang akan menghadapi tantangan keamanan terbaru di tahun mendatang:
• Industri kesehatan disarankan untuk fokus dalam melindungi catatan dan perangkat medis yang terhubung, karena kini mereka akan menjadi target para pelaku ancaman. Baca lebih lanjut di sini.
• Divisi keamanan perusahaan harus lebih memperhatikan infrastruktur cloud dan juga mengatasi risiko yang semakin besar dari para tim internal saat mengakses jaringan. Akan ada kelompok kejahatan siber yang berspesialisasi dalam merekrut orang melalui berbagai teknik, termasuk pemerasan. Baca lebih lanjut di sini.
• Telekomunikasi dan industri lain dengan penggunaan komunikasi seluler berjumlah banyak harus bersiap untuk mengelola dan mengatasi risiko yang akan datang. Dengan adopsi 5G lebih luas, yang diproyeksikan akan dimulai pada tahun 2020, kita harus lebih dapat membangun pertahanan lebih baik.(ak)