SHENZEN (IndoTelko) - Batalnya World Congress (MWC) Barcelona 2020 tak membuat Huawei kehilangan akal untuk kembali "pamer" teknologi.
Lewat Konferensi Transformasi Industri Digital bertema “Hi, Intelligent World”, Huawei memaparkan trend yang diprediksikan akan terjadi dalam 10 tahun ke depan. Hadir dan ikut dalam konferensi yang berlangsung live streaming tersebut antara lain Inggris, Swiss, Amerika, Jerman, dan Italia.
Selain itu, Huawei juga menyampaikan usulan adanya fondasi yang terbangun pada konektivitas, komputasi, platform, dan ekosistem yang baru. Ini juga akan memampukan tergelarnya pembangunan dan pemberdayaan berbagai industri, dari pembangunan perkotaan, manufaktur, energi, keuangan, hingga transportasi sebagainya.
Di konferensi ini, Masyarakat Ekonomi ASEAN, Shenzhen Airport Group, dan berbagai pihak lain juga menyampaikan pendapat, gagasan, serta pengalaman mereka terkait transformasi digital.
Di masa depan, arus informasi melalui teknologi informasi dan komunikasi yang baru seperti 5G, AI atau kecerdasan buatan, dan IoT akan mendukung terbangunnya fondasi kokoh seperti yang diharapkan.
Dunia pada tahun 2030 akan bertransformasi menjadi semakin cerdas. Huawei mempercayai lima poin yang akan menjadi penanda dekade baru tersebut :
1. Di tataran pemerintahan, pemerintahan berbasis teknologi digital yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat luas akan dibangun agar mampu beradaptasi dengan kehidupan khalayak yang lebih baik;
2. Di tataran perekonomian, robot-robot cerdas akan makin berperan dan menjadi bagian dari tenaga kerja masa depan;
3. Dari sisi sosial, teknologi digital akan membantu terwujudnya kesetaraan kualitas pendidikan, kesehatan, dan layanan publik lainnya.
4. Dari perspektif budaya, masyarakat akan terbebas jenis pekerjaan yang berat secara fisik, atau jenis-jenis pekerjaan yang repetitif. Fokus masyarakat dengan sendirinya akan beralih dari hal-hal yang hanya bernilai materi ke hal-hal yang punya mental value.
5. Dari segi lingkungan, teknologi digital akan membantu meningkatkan efektivitas pengawasan dan pengendalian emisi karbon sehingga bumi akan semakin terlindungi.
Menurut Ma Yue, Wakil Presiden Huawei Enterprise Business Group, dekade yang akan datang akan menjadi saksi pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Huawei percaya bahwa konektivitas, komputasi, platform, dan ekosistem yang baru akan menjadi fondasi yang kokoh bagi terbangunnya dunia yang cerdas pada tahun 2030. "Ultra-broadband dan jejaring berkecepatan tinggi yang dibangun dengan 5G, Wi-Fi 6, dan komunikasi kuantum akan menjembatani kedua dunia fisik dan digital,” katanya.
Ditambahkan Ma Yue, model komputasi mutakhir ini akan dilengkapi dengan solusi full-stack untuk seluruh skenario, dari chip di lapis bawah, hingga pada algoritma di lapis paling atas. Solusi ini digunakan di lingkungan konsumer hingga bisnis, sebagai inti dari terbangunnya sebuah transformasi digital yang cerdas. "Platform digital yang terkonvergensi dan terdistribusi yang menonjolkan efisiensi dan keterbukaan yang tinggi menjadikan pelanggan dapat fokus kepada keunggulan, diferensiasi, dan inovasi, sehingga mereka makin mampu berperan penting dalam mewujudkan transformasi digital di berbagai industri,"
Menurut Ma, berdasarkan strategi, arsitektur, kebijakan, dan operasional (SAPO) enterprise, ekosistem terbaru ini menyediakan keahlian tunggal yang terintegrasi secara mendalam dengan berbagai keahlian dan dapat menawarkan solusi-solusi bisnis yang lebih komprehensif dan berorientasi kepada pelanggan.
Dunia cerdas tahun 2030 tidak dapat terwujud tanpa transformasi digital lintas industri. Huawei telah memiliki pengalaman luas dalam membantu berbagai sektor industri, seperti pemerintahan, transportasi, keuangan, dan kelistrikan, dalam mewujudkan terselenggaranya transformasi digital pada masa sekarang dan masa depan melalui konektivitas, komputasi, platform, dan ekosistem yang baru. Saat ini, lebih dari 700 kota di seluruh dunia dan 228 perusahaan yang masuk ke dalam jajaran Fortune Global 500, termasuk 58 perusahaan yang masuk ke jajaran Fortune Global 100, telah memberikan kepercayaan kepada Huawei sebagai mitra dalam menggelar transformasi digital.
Menurut Dr. Aladdin D. Rillo, Deputy Secretary-General for ASEAN Economic Community, ekonomi digital ASEAN telah melambung ke angka 100 miliar dolar AS untuk pertama kalinya pada tahun 2019 dan diharapkan akan tumbuh melampaui 300 miliar dolar AS pada tahun 2025.
"Bagi pemerintahan, bisnis, dan masyarakat, transformasi digital bukan lagi hanya sebuah pilihan, namun sebuah keniscayaan untuk pemberdayaan ekonomi dan bisnis. Untuk kian mendorong terselenggaranya transformasi digital di ASEAN, saat ini berbagai inisiatif baru tengah diupayakan, seperti pengembangan ekosistem 5G, kerangka kerja untuk mobile roaming internasional, manufaktur cerdas, dan jaringan inovasi ASEAN," katanya.
Ia menambahkan, agar upaya pihaknya berhasil, ia membutuhkan dukungan dari pemain-pemain swasta seperti Huawei, terutama dalam membangun ekosistem yang ramah inovasi, serta untuk menjawab isu-isu terkait big idea dan privasi data.”
Di kesempatan yang sama, Zhang Lixuan, GM of Digitalization Shenzhen Airport Group (SAG), ikut berbagai kisah sukses tentang bagaimana SAG berhasil melakukan transformasi digital dan membangun Bandar Udara (Bandara) yang cerdas. "Transformasi digital Bandara adalah pekerjaan yang sangat kompleks, namun berkat visi “One Airport, One Dream”, SAG berhasil menciptakan sebuah pendekatan sistematis dalam membangun sebuah landasan udara yang sepenuhnya digital, di mana pengguna dapat menikmati pengalaman yang menakjubkan," katanya. SAG memilih Huawei sebagai mitra strategis dalam transformasi digital tersebut dan menggunakan Huawei Horizon Digital Platform yang dilengkapi sinergi antara cloud dengan jaringan.
Huawei Horizon Digital Platform mengintegrasikan enam sumber daya teknologi informasi dan komunikasi, antara lain IoT, big data, kecerdasan buatan, video cloud, GIS dan ICP, untuk membangun empat sistem layanan yang komprehensif, yakni keamanan, kontrol operasional, layanan, dan manajemen. Tampilan operasional Bandar Udara dalam layar tunggal telah berdampak sangat signifikan: ketepatan waktu penerbangan bertambah menjadi 87% dan intelligent stand allocation dapat berjalan tuntas dalam hitungan detik.
Ini dapat mengurangi jumlah penumpang bis jemput-antar sebanyak 4 juta orang per tahunnya. Berkat teknologi ini, Shenzhen Airport menjadi organisasi pertama dunia yang mempublikasikan studi kasus tentang platform New Experience in Travel and Technologies (NEXTT).
Sistem terbaru ini memberikan kendali yang lebih akurat dan cerdas terhadap area terminal, landasan undara, area umum, dan area kargo. Dengan adanya solusi pengenalan wajah, pemeriksaan penumpang menjadi 60% lebih efisien, penumpang tidak perlu khawatir akan risiko kehilangan kartu identitas karena tidak perlu mengeluarkannya, dan dapat memenuhi persyaratan khusus untuk penumpang kelas bisnis.
Sedangkan Chen Kunte, mantan Chief Information Officer China Merchants Bank yang sekarang menjabat sebagai Chief Digital Transformation Officer of Global Financial Services, Huawei Enterprise Business Group, mengomentari perubahan-perubahan besar yang telah terjadi dalam industri perbankan Tiongkok.
Sebuah aplikasi yang sederhana akan melampaui batasan-batasan konvensional, berubah menjadi sebuah ekosistem yang mengintegrasikan pelanggan ritel dan korporat dan membawa layanan perbankan ke dalam lingkungan digital.
Berbeda dengan konsep terdahulu di mana transformasi digital di dunia perbankan hanya diterjemahkan sebagai penggantian teknologi pada sistem aplikasi inti. Namun, Chen percaya bahwa transformasi digital yang sesungguhnya adalah proses peleburan antara teknologi informasi dan tim kerja yang menghasilkan kelincahan berbisnis.
Di masa depan, 5G akan menjadi penggerak di balik perkembangan-perkembangan yang signifikan terhadap kapasitas aplikasi yang akan membawa layanan-layanan perbankan ke dalam dunia digital sehingga kantor cabang dan manajer akan berhubungan dengan nasabah ritel dan korporat secara lebih reguler. Ia menjadikan China Merchants Bank sebagai contoh.
China Merchants Bank mendirikan cloud pribadi serta mobile platform dan membuka host function untuk mengatur alat dan pengguna, dan juga mengendalikan keamanan jaringan. China Merchants Bank juga membangun platform big data dengan arsitektur, kecerdasan buatan dan machine learning kepada seluruh matarantai bisnis untuk menambah pengendalian risiko kredit. Lebih jauh lagi, bank tersebut juga melaksanakan migrasi aplikasi menuju cloud, membuat pengalaman pelanggan semakin nyaman dan mendukung inovasi layanan secara terus-menerus.
Juga Liu Jianming, Director of the Expert Committee on Smart Grid Technology and Equipment dari Kementerian Industri dan Teknologi Informasi Tiongkok, mempercayai bahwa sistem daya di masa depan akan mengintegrasikan teknologi digital dengan sumber daya tradisional. Ketika kegunaan teknologi digital kian banyak ditemukan dalam kultivasi daya listrik, sistem-sistem masa depan akan berevolusi menuju prinsip “konektivitas universal, interaksi cerdas, fleksibilitas tinggi, dan keamanan serta kontrol yang kokoh.”
Dalam sambutannya, Liu memperkenalkan beberapa praktik transformasi digital dalam industri daya listrik Tiongkok. Pada tahun 2019, Qinhai Green Energy Cloud Network Control Platform and Big Data Center mendukung provinsi Qinhai dalam penggunaan energi yang 100% bersih selama 15 hari berturut-turut. Ketika diterapkan pada transmisi daya dan jasa distribusi, teknologi kecerdasan buatan telah meningkatkan efisiensi dalam inspeksi serta identifikasi perlengkapan sebanyak 90%. Teknologi informasi dan komunikasi mendukung infrastruktur pengisian daya publik di Tiongkok, dimana lebih dari 500.000 kendaraan listrik ditargetkan bertumbuh menjadi 6,18 juta pada penghujung tahun.
Wabah Coronavirus telah menjadi perhatian komunitas internasional. Subsidiary di provinsi Zhejiang, Jiangsu, dan Sichuan telah menganalisa indeks daya dari pengoperasian kembali enterprise berdasarkan big data jaringan listrik. Pemerintah lokal tempatan sangat terbantu dengan adanya gambaran tentang berproduksinya kembali perusahaan-perusahaan lokal.
Pihaknya merasa sangat terhormat dapat berpera serta dalam setiap upaya pengembangan dan pembangunan di era yang serba cerdas dan mengesankan ini. Strategi Huawei Enterprise Group yang dinamakan “Platform + AI + Ecosystem” berfokus kepada pembangunan sinergi dengan mitra ekosistem, pemerintahan, dan enterprise untuk membangun sebuah landasan yang kokoh bagi terbangunnya dunia baru yang cerdas dengan konektivitas, komputasi, platform, dan ekosistem baru. (sg)