JAKARTA (IndoTelko) - CEO Ericsson, Börje Ekholm menekankan pentingnya jaringan komunikasi yang kuat dan dapat diandalkan pada kondisi Pandemi Covid-19.
Menjaga hubungan baik untuk tetap dekat dengan pelanggan serta selalu menyediakan konektivitas dan kualitas jaringan terbaik bagi mereka juga merupakan hal yang penting untuk terus dilakukan. Hal ini dikatakannya dalam sambutan pembuka pada kickoff dari rangkaian acara online terbaru, Ericsson UnBoxed Office kemarin (11/5).
Dalam konferensi video yang disiarkan langsung dari rumah Ekholm dan juga diikuti oleh IndoTelko, Ekholm mengatakan, kesehatan, keamanan, dan kesejahteraan karyawan, pelanggan, serta mitranya merupakan prioritas utama Ericsson. “Kami bekerja keras dalam melakukan apa yang dapat kami kontribusikan dalam upaya mengendalikan dan memperlambat pandemi ini,” jelasnya.
Ekholm menekankan pentingnya jaringan komunikasi yang kuat dan dapat diandalkan pada keadaan saat ini. Menjaga hubungan baik untuk tetap dekat dengan pelanggan serta selalu menyediakan konektivitas dan kualitas jaringan terbaik bagi mereka juga merupakan hal yang penting untuk terus dilakukan.
“Bahkan di saat sebuah negara menjalani lockdown, teknisi kami tetap bekerja untuk menjaga jaringan tetap siaga dan berjalan normal,” ujarnya. Ia memberikan beberapa contoh dimana teknisi Ericsson telah menjadi garda depan dalam menyediakan dukungan bagi berbagai layanan penting, dengan menyediakan konektivitas untuk rumah sakit di Wuhan, Tiongkok, serta berkontribusi terhadap tantangan data AI dengan pemerintah AS.
Ia pun menyoroti perubahan transformatif yang telah terjadi pada jaringan selama dua bulan terakhir. Perubahan tersebut menunjukkan perpindahan trafik secara cepat dari area bisnis ke area perumahan hanya dalam hitungan hari. Pada banyak jaringan, trafik meningkat sebesar 20 persen.
Lewat “stay at home” (di rumah saja) yang berlaku hampir di seluruh dunia, Ericsson mampu memfasilitasi karyawan yang mengoperasikan jaringan pelanggan dari Network Operation Centers global di rumah mereka masing-masing tanpa memengaruhi kinerja mereka.
Ericsson menetapkan aturan kerja jarak jauh secara global sejak awal Maret dan kini sebanyak 85.000 karyawannya rutin bekerja dari rumah.
Kualitas jaringan sangat penting
Ditambahkan Ekholm, lebih penting dari sebelumnya, konektivitas adalah kunci. Seiring dengan penyebaran COVID-19, jaringan telekomunikasi yang stabil (fixed) dan seluler telah menjadi bagian yang lebih besar dalam infrastruktur yang sangat kritikal saat ini. "Hal ini menunjukkan pentingnya kualitas pada konektivitas,” ujarnya.
Berdasarkan studi terbaru tentang data siklus hidup 4G pada lebih dari 30 negara, Ericsson menganalisa hubungan antara kualitas jaringan dan kinerja keuangan. Kesimpulan dari studi tersebut menunjukan bahwa kualitas jaringan merupakan cara ampuh untuk menurunkan tingkat berhentinya pelanggan (churn rate) dan meningkatkan pendapatan rata-rata dari tiap pengguna (ARPU).
“Jika kita mengamati seluruh penyedia layanan, tidak hanya yang menjadi pemimpin pasar, kualitas jaringan berhubungan dengan peningkatan ARPU dan penurunan churn rate. Sederhananya, investasi pada kualitas jaringan yang dilakukan secara terus menerus akan memuaskan pelanggan,” tegasnya.
5G menawarkan kesempatan bagi penyedia layanan untuk memperoleh keuntungan sebagai penggerak pertama (first-mover) serta menciptakan perbedaan performa jaringan yang signifikan dengan pesaing.
“Kami telah melihat tanda-tanda awal dari penyedia layanan yang memonetisasi berbagai kesempatan bisnis dari 5G. Hal tersebut terjadi dengan adanya tren ARPU yang positif dan pendapatan yang terus meningkat dalam menjadi pelopor di pasar 5G,” ujar Ekholm.
Jaringan 5G
Pentingnya konektivitas dan melihat 5G secara khusus sebagai infrastruktur nasional, Ekholm meyakini bahwa sudah menjadi bagian dari kepentingan umum untuk memastikan jaringan yang sudah tersebar merata, berkualitas tinggi, terjangkau dan aman akan tersedia kapanpun dan dimanapun itu dibutuhkan.
“5G akan membuka potensi dari Revolusi Industri Keempat, serta akan menjadi landasan di mana daya saing relatif sebuah negara akan terbentuk. Di saat 4G memungkinkan ekonomi berbasis aplikasi, 5G akan menjadi platform inovasi terbuka terhebat yang pernah ada,” jelasnya.
Ditambahkannya, 5G akan mendorong nilai dari bisnis-bisnis di sektor publik dan swasta secara eksponensial, termasuk efisiensi dari pelayanan publik serta performa yang baru dan lebih efektif, contohnya di bidang kesehatan, pendidikan, transportasi, dan pengendalian bencana.
“Sangat penting bagi kebijakan publik untuk mendukung usaha penyempitan kesenjangan digital (digital divide) ini. Pemerintah harus memastikan setiap masyarakat dan pelaku bisnis dapat menikmati keuntungan dari era 5G secara merata,” katanya.
Langkah lain yang dapat diambil adalah membuat spektrum 5G yang memadai agar dapat tersedia secepat mungkin serta mengoptimalkan pembagian spektrum untuk mewujudkan konektivitas 5G yang ekspansif. (sg)