PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah selesai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2019 di tengah suasana New Normal.
RUPST menyetujui perubahan Susunan Pengurus Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perseroan.
Menteri BUMN Erick Thohir menepati janjinya untuk menempatkan satu milenial di penguasa pasar telekomunikasi nasional itu.
Co-Founder sekaligus Presiden Bukalapak, Muhammad Fajrin Rasyid, mendapat kepercayaan dari Menteri BUMN sebagai Direktur Digital Business di operator pelat merah itu.
Menurut Erick, Fajrin sebagai figur anak muda yang sudah teruji kiprah dan karyanya di bisnis digital. "Dengan rekam jejak dan pengalaman meski masih berusia muda, Fajrin adalah figur yang tepat untuk memimpin pengembangan bisnis digital Telkom," katanya.
Dijelaskannya, Telkom perlu mengubah dan memperkuat strategi bisnisnya di era pasca-Covid-19 terutama dalam memperkuat bisnis Telkom. "Dengan tantangan yang semakin besar, semua jajaran direksi Telkom yang baru memiliki Key Performance Indicator (KPI) yang terukur. Saya sudah sampaikan pada mereka bahwa harus siap dicopot bila tidak memenuhi target-targetnya,” katanya.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menambahkan, terpilihnya Fajrin tidak lepas dari rencana pemegang saham yang ingin Telkom bisa terus mengembangkan pelayanan.
"Karena itu kami butuh membawa BOD yang memiliki kompetensi di digital dan yang dipilih pemegang saham adalah Mas Fajrin. Kalau Pak Presiden punya mas menteri, di Telkom kita punya mas direktur," seloroh Ririek.
Profil
Fajrin terlajir di Jakarta, dan saat ini berusia 34 tahun. Umur yang masuk dalam golongan milenial.
Ia menempuh pendidikan sarjana di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan jurusan Teknik Informatika. Lalu, ia melanjutkan studi ke Harvard Business School pada 2018 dan Stanford University Graduate School of Business pada tahun lalu.
Mengutip data LinkedIn, usai lulus dari ITB, karir pertamanya adalah sebagai konsultan di Boston Consulting Group, Ia bertanggung jawab untuk memberikan masukan soal industri di Asia Tenggara. Ia berkarir di sana selama 1 tahun 6 bulan.
Fajrin menjabat Presiden Bukalapak sejak Juni 2018. Sebelumnya, ia menduduki posisi Chief Financial Officer (CFO) Bukalapak selama tujuh tahun.
Fajrin mendirikan Bukalapak bersama Achmad Zaky dan Nugroho Herucahyono pada 2010 lalu. Ia dianugerahi penghargaan Satyalancana Wira Karya pada tahun 2019
Dalam blog resmi Bukalapak dinyatakan Fajrin Rasyid akan menyerahkan tugas dan tanggung jawab fungsional harian sebagai Presiden Bukalapak kepada para Dewan Direksi dan Manajemen Bukalapak.
“Saya sangat berterima kasih atas amanah baru yang diberikan kepada saya. 10 tahun ini bersama Bukalapak, kami telah bersama-sama menginspirasi anak-anak muda Indonesia untuk terus bermimpi, berkarya, dan bekerja keras. Sekarang saatnya saya membantu Indonesia lebih maju lagi, dengan fokus untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia, bersama Telkom. Saya berharap, pengalaman saya membesarkan bisnis startup hingga menjadi besar seperti sekarang, dapat membawa kontribusi untuk mengembangkan Telkom,” kata Fajrin
Bersama Fajrin, Bukalapak dalam 10 tahun telah menaungi 92 juta pengguna bersama dengan hampir 6 juta pelapak dan 5 juta Mitra Bukalapak.
Tantangan
Dipercayanya Fajrin berkiprah di perusahaan pelat merah sebesar Telkom tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi kalangan milenial.
Telkom berada di peringkat pertama 100 Most Valuable Brand 2020 atau perusahaan paling bernilai di Indonesia yang dirilis Brand Finance dengan nilai merek US$4,76 miliar. Nilai kapitalisasi pasar perusahaan ini sekitar Rp324,9 triliun.
Telkom adalah pemilik jaringan telekomunikasi terluas dan terbesar di Indonesia. Kontribusinya ke negara pun masuk papan atas bersama BRI dan Pertamina.
Penempatan Fajrin di Telkom diharapkan mampu memberikan kontribusi postif bagi BUMN itu. Bonus lainya, Fajirn diharapkan mampu mengembalikan citra milenial yang sempat "tercoreng" karena ulah mantan dua staf khusus (Stafsus) presiden yang terlibat konflik kepentingan kala menjabat belum lama ini.
Fajrin harus banyak belajar dari peristiwa yang dialami kedua sejawatnya ketika berada di pemerintahan. Hal yang harus diingat, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hampir mirip dengan pemerintahan dimana ada aturan main yang harus diikuti, dan setiap aksi harus dipertanggungjawabkan ke publik dan hukum.
Fajrin harus berani memutus hubungan dengan institusi lamanya atau yang terafiliasi untuk menunjukkan tak ada "Azas manfaat" nantinya dalam setiap pengambilan keputusan di Telkom.
Jika pun memang terpaksa ada kerjasama dengan institusi lama atau terafiliasi, proses transparan yang mengedepankan integritas harus bisa diperlihatkan ke publik.
Hal yang melegakan bagi Fajrin, dirinya beruntung ditempatkan di direktorat Digital Service dimana selama ini Telkom telah mengembangkan budaya kerja mengadopsi organisasi startup.
Di direktorat digital service, Telkom berani merangsang karyawan milenial ini mendirikan startup dan menginkubasinya untuk masuk ke pasar melalui program Amoeba.
Masuknya Fajrin tentu diharapkan membuat program inovasi seperti Amoeba lebih terakselerasi, dan hal yang lebih penting adalah menghasilkan produk digital yang tak hanya nice to have, tetapi good to sell.
Selamat Bekerja
@IndoTelko