Buka blokir Netflix, kinerja Telkom akan kinclong?

JAKARTA (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) akhirnya tak lagi memblokir tayangan hiburan Netflix mulai Selasa, (7/7), di jaringannya.

Pembukaan akses ini akan memungkinkan pelanggan IndiHome, Telkomsel, dan wifi.id mengakses konten-konten Netflix yang telah diblokir empat tahun lamanya.

Panin Sekuritas dalam kajiannya belum lama ini mengungkapkan, kinerja TelkomGroup semakin ditopang oleh layanan data dimana konten-konten menjadi pemicunya.

Dalam kajian tersebut terlihat untuk kuartal I 2020, untuk layanan data di TelkomGroup volumenya masih tumbuh, sebesar 1.997 PB dan data yield meningkat ke Rp7,9/mb. Ini adalah kenaikan pertama sejak kuartal ketiga 2018, yang didorong oleh lebih rasionalnya kompetisi.

Pendapatan internet dan data seluler masih tumbuh ke Rp15,1 triliun, dan pendapatan layanan Indihome juga naik ke Rp5 triliun di kuartal pertama 2020.

Sementara CEO Teman Trader Lukman Elhakiem Syamlan mengungkapkan sehari pasca Telkom membuka blokir untuk Netflix sahamnya banyak diborong investor asing.

Menurut Lukman Telkom harus membuka akses untuk Netflix bila tidak ingin marketnya tergerus oleh operator lain. "Bila salah satu konten utama yang menjadi alasan orang go-online diblokir dapat membuat terjadi churn dan migrasi ke kompetitor," analisanya.

Diungkapkannya, di awal tahun ini penggunaan paket data tinggi tetapi Average Revenue Per User (ARPU) dan pengguna Telkomsel malah stagnan kalau tidak mau dibilang turun. "Mau tidak mau cara cara praktek bisnis pemaksaaan dengan BLOKIR harus dihilangkan bila tidak ingin customer ‘terbang”," tukasnya.

Diharapkannya, dengan dicabutnya blokir Netflix maka akan membuka peluang Telkom untuk winback pelanggan yang sudah beralih ke operator lain baik dari layanan selular maupun fiber optic-nya. Selain itu bisa menambah positioning Telkom sebagai operator yang tidak hanya bagus secara coverage tapi lebih fair dalam memberikan fleksibilitas user untuk memilih hiburan dan informasinya.

Diingatkannya karena dalam bisnis data permainannya adalah ‘data consumption” maka peluang untuk ‘repeat purchase” paket data akan semakin baik sehingga bisa mendorong ARPU naik. Namun perlu dicatat kebijakan ini harus diimbangi dengan kebijakan Fair Usage Policy (FUP) yang baik bila IndiHome tidak ingin kebanjiran komplain. Karena ketika pemakaian data tinggi namun kebijakan FUP yang berat sebelah akan membuat customer churn ketimbang melakukan upgrade speed bandwidth-nya.

Dipaparkannya, secara trend weekly memang saham TLKM masih bergerak di kisaran 2700-3400 sehingga untuk investor jangka panjang bisa tetap akumulasi selama masih berada direntang tersebut.

Untuk trader bisa memanfaatkan area 2700-3400 sebagai rentang trading untuk posisi buy dan sell jangka pendek sehingga naik turunnya harga seiring dengan naik turun sentimen bisa jadi potensi repeating profit.

Sementara Panin Sekuritas menyatakan masih positif untuk sektor telekomunikasi di jangka panjang yang akan diuntungkan dengan kondisi new normal kedepannya, dimana top-pick sahamnya adalah Telkom.

Panin Sekuritas melihat tekanan saham Telkom belakangan ini lebih disebabkan oleh kombinasi pasca cumulative dividend serta sentimen negatif dari Tiphone.(wn)