JAKARTA (IndoTelko) - Nokia dan Vodafone mengumumkan keberhasilan uji coba teknologi baru Passive Optical Network (PON) berkecepatan hingga 100 gigabit per detik (Gb/s) pada satu panjang gelombang, 10 kali lebih cepat dibanding jaringan paling canggih yang tersedia saat ini. Hal ini menandai Nokia sebagai pelopor industri di bidang akses fiber, menyusul berbagai terobosan lain seperti PON 10G, TWDM-PON, universal PON, dan PON 25G.
Uji coba yang telah berlangsung minggu lalu di Lab Eschborn Vodafone di Jerman, merupakan tahap pencapaian terbaru atas kolaborasi percepatan potensi broadband fiber yang telah lama dijalin Vodafone dan Nokia. Permintaan akan jenis layanan, jumlah perangkat yang terhubung, dan konsumsi bandwith pada konektivitas broadband terus tumbuh secara eksponensial. Oleh karena itu, Jaringan Akses Tetap di masa mendatang harus memiliki kapasitas yang dapat menyerap pertumbuhan permintaan ini.
Untuk menghasilkan 100 Gb/s pada satu panjang gelombang, Nokia Bell Labs memanfaatkan optik 25G yang dikombinasikan dengan teknik pemrosesan sinyal digital termutakhir. Optik kelas 25G didasarkan pada ekosistem paling canggih yang tersedia saat ini. Agar dapat melampaui 25G, dibutuhkan kemampuan DSP tingkat lanjut yang ditunjukkan dalam uji coba ini. Setelah DSP ini diterapkan, langkah untuk mencapai 50G dan 100G menjadi lebih mudah, dan kemungkinan dapat tersedia secara komersial pada paruh kedua dekade ini.
Prototipe Nokia Bell Labs PON 100G merupakan aplikasi laju transmisi fleksibel dalam jaringan PON pertama di dunia. Laju transmisi fleksibel bekerja dengan mengelompokkan modem serat (ONU) yang menampilkan karakteristik jaringan fisik serupa, misalnya loss/dispersions, dan membuat transmisi data menjadi lebih efisien. Penggunaan laju transmisi fleksibel menghasilkan tingkat latensi yang lebih rendah pada PON dan mampu mengurangi konsumsi daya hingga setengahnya -- dua karakteristik terpenting dalam jaringan fiber yang peranannya semakin berkembang pesat dalam menghadirkan layanan fixed broadband dan mobile broadband secara massal.
Vodafone mencatat sejarah sebagai perintis teknologi jaringan akses termutakhir, merupakan operator pertama di Eropa yang menguji coba TWDM-PON, yang juga dicapainya bersama Nokia. Operator tersebut memiliki kemampuan jaringan akses generasi berikutnya yang terbesar di Eropa, mencakup 140 juta rumah. Strategi Vodafone adalah menawarkan fiber lebih dalam kepada para pelanggan dan mengembangkannya menjadi jaringan berbasis network terpadu untuk layanan akses, agregasi, backhaul simpul kabel/cable nodes, dan transportasi seluler. Vodafone melihat PON 100G berpotensi menciptakan jaringan PON yang sangat fleksibel dan memiliki skalabilitas tinggi, yang dapat meringankan resiko kongesti pada jam sibuk di masa mendatang, serta memungkinkan pemampatan jaringan kabel dan seluler.
"PON 100G memiliki kapasitas 40 kali lipat dari jaringan GPON saat ini, dan 10 kali lipat kapasitas XGS-GPON, sehingga akan membantu kami untuk tetap memiliki kurva permintaan yang tinggi. Selain kecepatan tingkat tinggi, teknologi ini juga sejalan dengan visi kami terhadap jaringan generasi mendatang yang jauh lebih efisien dan mudah beradaptasi. PON 100G memungkinkan laju yang fleksibel, dan bekerja dengan mengelompokkan modem dengan teknik serupa yang telah kami gunakan di jaringan kabel kami. Pengalaman yang kami miliki membantu kami mengevaluasi dan memanfaatkan teknologi PON baru ini dengan lebih baik,” kata Vodafone’s Head of Fixed Access Centre of Excellence Gavin Young.
Chief Technology Officer, Fixed Networks Division Nokia Stefaan Vanhastel, mengatakan terus mendorong potensi akses fiber agar tetap berada di depan lonjakan permintaan yang tiada henti di dunia yang saling terhubung ini. "Pada tahun 2020, kami meluncurkan solusi PON 25G komersial pertama. Sekarang, bersama dengan Vodafone, kami dengan senang hati menghadirkan teknologi tercanggih PON 100G. Terobosan kecepatan ini mengubah jaringan fiber-to-the-home yang saat ini tersedia, menjadi jaringan fiber yang dapat menghubungkan rumah, bisnis, simpul kabel jarak jauh, dan sel kecil 5G,” katanya.
Head of Access and Devices Research, Nokia Bell Labs Peter Vetter, mengatakan Nokia Bell Labs fokus pada penyampaian teknologi inovatif yang dibutuhkan untuk jaringan masa depan yang lebih fleksibel dan dapat beradaptasi.
"Inovasi optik yang dipelopori oleh Nokia Bell Labs, seperti shaping, telah diterapkan di industri secara luas. Untuk pertama kalinya, kami menunjukkan kemampuan flexible rate yang unik yang dapat mengoptimalkan kapasitas yang bergantung pada link losses dan kemampuan komponen optik berbiaya rendah pada terminasi jaringan optik. Kami yakin jaringan fiber akan memainkan peran penting dalam penerapan 5G dan 6G, itulah sebabnya kami sangat senang dengan percobaan PON 100G, serta potensinya dalam menciptakan masa depan jaringan fiber," katanya.(ak)