JAKARTA (IndoTelko) - Menyambut bulan Ramadan pada April mendatang, brand mulai mempersiapkan aktivasi yang dapat menjadikan mereka bagian dari percakapan konsumen. Dengan karakternya yang real-time, Twitter menjadi tempat untuk berbagi dan mencari informasi terkait Ramadan; mulai dari konten hiburan, belanja, hingga berbagi inspirasi.
“Di masa yang penuh tantangan ini, orang pergi ke Twitter untuk tetap terhubung satu sama lain dan mengikuti percakapan yang sesuai dengan minat mereka. Masyarakat saling berbagi harapan, menyebarkan hal positif bahkan memulai hal baru karena terinspirasi dari konten di Twitter. Twitter melihat adanya peningkatan percakapan mengenai Ramadan di Indonesia hingga 25% pada bulan Ramadan 2020, dibandingkan dengan percakapan seputar Ramadan pada tahun sebelumnya. Untuk itu, penting bagi brand untuk menjalin komunikasi dengan audiens mereka dengan menciptakan konten yang relevan,” kata Country Industry Head, Twitter Indonesia Dwi Adriansah.
Berikut adalah 6 insight yang perlu diketahui oleh brand dalam mempersiapkan strategi yang sesuai untuk tetap terhubung dengan konsumen selama Ramadan:
1. Masyarakat Indonesia siap menjalani dan merayakan Ramadan secara online
Berkomunikasi serta menjalin silaturahmi secara virtual dengan keluarga dan kerabat sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari selama masa pandemi ini, sehingga adopsi aplikasi online pun meningkat.
Pada bulan Ramadan nanti, Twitter melihat bahwa masyarakat akan lebih banyak menggunakan aplikasi media sosial (88%) untuk tetap terhubung satu sama lain. Selain itu, banyak pengguna yang berencana untuk menggunakan aplikasi streaming video (77%) selama Ramadan untuk hiburan selama ngabuburit.
Pandemi selama setahun terakhir juga telah membuat masyarakat Indonesia beradaptasi dengan kebiasaan baru. Berbagai hal yang sebelumnya dilakukan secara offline, kini sudah semakin lazim dilakukan secara online; seperti berbelanja (57%), memesan makanan (37%), berzakat (19%), ataupun mengirim hadiah (19%).
2. Percakapan seputar Ramadan 2020 dimulai satu bulan sebelumnya vs. 2 minggu sebelumnya pada Ramadan 2019
Walaupun topik seputar Ramadan juga dibicarakan sepanjang tahun, percakapan seputar Ramadan mulai ramai dibicarakan di Twitter setidaknya satu bulan sebelum Bulan Suci tiba. Jumlah percakapan selama bulan Ramadan 2020 pun meningkat 25% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019. Tema umum seperti mudik (+64%), hiburan (+60%), dan kuliner (+30%) masih tetap mendominasi percakapan di Twitter, dan meningkat dibandingkan tahun 2019.
3. Masyarakat Indonesia tetap positif dan penuh harapan
Belajar dari adaptasi pelaksanaan Ramadan pada 2020, percakapan di Twitter didominasi dengan sentimen positif (57%). Masyarakat juga yakin, bahwa kondisi pandemi akan membaik (45%).
4. Hiburan menjadi jenis konten terpopuler di Twitter selama bulan Ramadan
Banyak pengguna Twitter di Indonesia yang mencari konten hiburan (57%), komedi (51%), dan kuliner (56%) untuk menemani mereka dalam menjalani bulan Ramadan. Jika dibandingkan dengan tahun 2019, jumlah percakapan tentang hiburan meningkat tajam pada bulan Ramadan 2020. Brand dapat memanfaatkan hal ini untuk mempersiapkan strategi konten yang relevan bagi audiens mereka agar tetap menjadi bagian dari percakapan di Twitter.
5. Popularitas social commerce di Twitter menjadi kesempatan bagi brand untuk menjalankan kampanye terkait Ramadan
Berbelanja merupakan aktivitas populer saat Ramadan dan menjelang Lebaran. Pada tahun 2020, percakapan di Twitter seputar belanja/memberi hadiah meningkat 22% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019. Tren ini akan terus berlanjut, khususnya memasuki Ramadan tahun ini, karena pengguna cenderung pergi ke Twitter saat ingin berbagi informasi tentang produk baru (65%), yaitu produk yang telah mereka beli atau yang mereka rencanakan untuk beli. Dengan banyaknya pengguna Twitter yang membicarakan topik seputar berbelanja, brand harus bersiap untuk menjadi bagian dari percakapan dan terhubung dengan audiens mereka.
6. Konsumen di Twitter di Indonesia bersedia mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli sebuah produk
Semakin banyak brand yang dikenal oleh masyarakat Indonesia karena kehadiran dan kampanye mereka di Twitter. Hal ini juga dikarenakan pengguna Twitter lebih brand-conscious dibandingkan mereka yang tidak menggunakan Twitter (60% dibandingkan dengan 34% orang yang tidak menggunakan Twitter). Pengguna Twitter di Indonesia juga semakin peduli terhadap kondisi lingkungan. Hal ini terlihat dari kesediaan mereka membayar lebih untuk produk berkelanjutan/ramah lingkungan (66% dibandingkan dengan 28% orang yang tidak menggunakan Twitter).
“Kecenderungan orang untuk lebih sering menggunakan media sosial pada masa pandemi adalah kesempatan bagi brand untuk belajar lebih banyak tentang audiens mereka. Terkait dengan hal ini, banyak yang bisa dipelajari dari percakapan di Twitter. Brand dapat melakukan analisa percakapan tentang apa yang dibicarakan oleh audiens mereka tentang brand tersebut. Hasil dari analisa ini akan membantu brand menentukan strategi yang tepat untuk tetap terhubung dengan audiens mereka pada momen-momen penting, seperti misalnya pada bulan Ramadan yang akan datang,” katanya.(ak)