JAKARTA (IndoTelko) – InMobi dalam laporan bertajuk “Mobile Gaming Through the Pandemic and Beyond in Southeast Asia 2021”, menyatakan anjuran pandemi untuk ‘di rumah saja’ telah menyebabkan 46% orang Indonesia beralih bermain game seluler untuk pertama kalinya, ini menyebabkan kebangkitan wajah baru hiburan dan relaksasi bagi konsumen.
Sebagai akibatnya, jumlah mobile gamer meningkat dua kali lipat dan penggunaan aplikasi meningkat empat kali lipat di Indonesia antara bulan Januari 2020 hingga Januari 2021.
Berdasarkan survei terhadap lebih dari 1.000 pengguna smartphone dari seluruh Indonesia, ditemukan bahwa lebih dari sepertiga responden menambah waktu untuk bermain game dan mengunduh lebih banyak game dalam setahun terakhir.
Berdasarkan survei ini, 80% gamer Indonesia disebut berkomitmen tinggi karena bermain satu kali hingga beberapa kali dalam sehari, dan kelompok usia 35-44 memiliki persentase gamer berkomitmen yang lebih tinggi. Demografi gamer ditemukan hampir seimbang antara laki-laki dan perempuan.
Peningkatan dalam frekuensi mobile gaming ini juga menimbulkan perubahan perilaku secara permanen. Waktu puncak bermain game telah bergeser, di mana kegiatan penggunaan aplikasi gaming pada pukul 8 pagi mengalami peningkatan sebanyak empat kali lipat, dibandingkan sebelum Pandemi Covid-19.
Sekitar 54% responden Indonesia memiliki tiga atau lebih game yang terinstal, dan 46% gamer berkomitmen tinggi mengunduh game beberapa kali dalam seminggu. 24% responden menghabiskan lebih dari satu jam untuk bermain game, sementara rata-rata mobile gamer bermain game seperti ‘mengudap camilan’ selama kurang lebih 11-30 menit per sesi.
“Sebagai mikrokosmos dari pasar game Asia Tenggara, Indonesia telah menunjukkan bahwa ada potensi pertumbuhan yang signifikan untuk mobile gaming di kawasan ini karena aksesibilitas dan keterjangkauan yang lebih baik, serta kebutuhan akan hiburan yang dikonsumsi seperti ‘camilan’,” kata General Manager and Vice President of Southeast Asia, Japan and Korea InMobi Rishi Bedi.
Laporan InMobi juga menemukan bahwa gamer Indonesia terbiasa dengan untuk menerima keberadaan iklan saat bermain game, dengan lebih dari dua pertiga responden lebih memilih untuk menonton iklan untuk terus bermain daripada membayar. Setidaknya 62% mengingat iklan yang mereka lihat saat bermain mobile game karena memenuhi minat mereka, imersif, atau memberi mereka hadiah dalam game.
“Saat ini, game adalah salah satu peluang terbesar bagi pengiklan di seluruh Asia Tenggara. Apa yang diberikannya bukan hanya jangkauan yang luas, tetapi juga kemampuan untuk mengakses pemirsa yang sangat terlibat dan mau menerima iklan di lingkungan yang sepenuhnya berdampak baik dan aman bagi brand. Hal ini, merupakan keunggulan dari beriklan di mobile, memastikan bahwa setiap brand dapat mendorong pengalaman beriklan yang relevan dalam skala besar,”tambah Rishi.
Di pasar Asia Tenggara yang lebih luas, smartphone gaming mengalami pertumbuhan tiga kali lipat di kawasan ini, terlebih lagi selama lockdown awal pada bulan April 2020. Ini juga menghasilkan perubahan perilaku jangka panjang pasca-pandemi karena penggunaan game rata-rata lebih dari dua kali lipat YoY sejak Januari 2020 – sebuah temuan yang signifikan mengingat Asia Tenggara merupakan rumah bagi 250 juta mobile gamer.(wn)