JAKARTA (IndoTelko) - Ketergantungan masyarakat saat ini terhadap koneksi internet, baik untuk berkomunikasi, bekerja, menjaga kesehatan, menikmati hiburan, dan lain sebagainya, menjadi pertanda bahwa gaya hidup digital atau era digital sudah kita masuki.
Mengingat meningkatnya kebutuhan dunia akan koneksi internet berkecepatan tinggi dan terpercaya, industri telekomunikasi mulai memperkenalkan 5G, teknologi jaringan nirkabel generasi kelima sebagai penerus 4G. Penyebaran infrastruktur 5G akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang telah bertransformasi secara digital akibat pandemi COVID-19.
Beraktivitas dan bekerja dari rumah (Working from Home) serta menghadiri meeting online, belanja bahan makanan, dan menggunakan telemedicine kemungkinan akan lebih nyaman dilakukan dengan ketersediaan layanan 5G. Salah satu alasannya adalah karena perusahaan yang menyediakan platform meeting online, marketplace, dan layanan telemedicine telah mendapat manfaat dari cloud untuk dukungan yang diberikan pada pendekatan berbasis data dan teknologi pengiriman mereka yang dapat diotomatisasi. Karena dengan jaringan 5G, pertukaran data akan menjadi lebih masif, dan sumber daya cloud computing dapat diperluas ke tepi jaringan (edge network) sehingga dapat memberikan layanan yang lebih nyaman.
Hadirnya teknolgi 5G telah menghadirkan peluang baru bagi perusahaan untuk berkembang lebih jauh lagi. Namun, hal ini juga menciptakan tantangan karena memerlukan pendekatan baru untuk desain dan pengoperasian infrastruktur jaringan - dimana keberhasilan 5G bergantung pada hal tersebut.
Jaringan 5G, yang dikenal memiliki kecepatan luar biasa dan latensi rendah, dapat memberikan dasar yang kuat untuk meningkatkan kepercayaan bagi perusahaan teknologi untuk bergabung dan berkembang. Merger GoJek dan Tokopedia, misalnya, dapat mengoptimalkan ketersediaan layanan 5G, terutama karena keduanya memiliki basis pelanggan yang besar.
Babak baru sudah dimulai, seiring diluncurkannya layanan 5G oleh Telkomse Mei lalu. Jaringan seluler 5G akan memberikan perusahaan konektivitas yang lebih baik dan latensi yang lebih rendah, yang memungkinkan perangkat merespons lebih cepat ke perangkat lain. Oleh karena itu, 5G dapat membantu perusahaan meningkatkan penawaran layanan mereka dan bahkan menciptakan layanan baru yang lebih menguntungkan bagi pelanggan mereka, dengan memanfaatkan banyak keuntungan yang ditawarkan 5G dari analitik bisnis secara real-time hingga konektivitas yang lebih baik.
Penyedia layanan dalam hal ini operator terus mengalami transformasi digital saat mereka bermigrasi ke 5G. Dalam mempersiapkan penerapan 5G dan edge computing, perusahaan perlu mendesain ulang mobile network dan IT architectures mereka dari awal. Beralih dari arsitektur jaringan berbasis alat yang monolitik dan memanfaatkan IT architectures horizontal.
Dengan arsitektur 5G yang terdistribusi, muncul kebutuhan untuk mengurangi kompleksitas dalam penerapan (deploy), pengelolaan (manage), dan pemeliharaan (maintain) life cycle dari puluhan ribu kluster Kubernetes. Dengan transisi dari 4G ke 5G, service provider harus mendukung virtual network functions (VNF) bersamaan dengan cloud-native functions (CNF). Memiliki beberapa cloud stacks VNF dan CNF, akan membuat pengelolaan jaringan semakin sulit.
Kala operator melanjutkan migrasi, beberapa implementasi jaringan yang ada akan memiliki lingkungan Kubernetes yang terpisah (siloed), yang didasarkan pada implementasi vertical stack tervirtualisasi tertentu. Implementasi vertical stack terjadi ketika setiap vendor memperkenalkan infrastruktur mereka sendiri, sehingga meningkatkan penguncian (vendor lock-in) dan kompleksitas vendor. Pendekatan vertical stack juga mempersulit penerapan beberapa layanan digital dan beban kerja (workload) yang dapat dengan mudah dipakai dan dikelola (misalnya, gaming, manufaktur, IoT, dan fintech). Memiliki jaringan yang didasarkan pada implementasi vertical stack juga mengurangi keamanan jaringan perusahaan karena mereka sekarang perlu mempercayakan bahwa masing-masing vendor mengaktifkan enkripsi Kubernetes mereka masing-masing.
Mengoperasikan jaringan perusahaan kini menjadi jauh lebih rumit dengan banyak vendor yang membawa beberapa sistem operasional, menyebabkan biaya operasi jaringan meningkat. Manajemen lifecycle yang tepat juga merupakan prasyarat karena kompleksitas yang diakibatkan jaringan 5G multi-cloud yang terdistribusi. Yang terpenting, sangat krusial untuk menjaga visibilitas ke dalam jaringan dengan perangkat yang tepat yang diperlukan untuk mengelola dan memelihara seluruh jaringan secara end-to-end.
Bagian penting dari jaringan 5G adalah kemampuan untuk memperbesar (scale-in) dan memperkecil (scale-out) sesuai kebutuhan untuk mengalokasikan kembali kapasitas dari satu aplikasi yang tidak memerlukannya ke aplikasi lain yang membutuhkan, bersama dengan kemampuan untuk menyesuaikan skala untuk mengakomodasi penggunaan use case edge enterprise. Penskalaan (scale-in scale-out) hanya dapat berhasil dilakukan jika menggunakan suatu platform yang umum.
F5, perusahaan multi-cloud application security dan delivery dengan portofolio yang meliputi otomatisasi, security, performance, dan insight capabilities, sekali lagi hadir dengan solusi terdepan yang menyediakan platform horizontal untuk mengatasi kompleksitas penerapan jaringan 5G dan mengoperasikan aplikasi dan layanan di berbagai platform cloud dari core ke far-edge dan hingga enterprise edge.
Dikatakan Country Manager Indonesia F5, Surung Sinamo, akuisisi Volterra yang baru-baru ini dilakukan F5 sebagai langkah penting untuk menyediakan solusi berbasis SaaS kepada service provider suatu single platform untuk menghubungkan (connect), mengamankan (secure), dan mengamati (observe) aplikasi yang digunakan di berbagai cloud platform. “Banyak perusahaan telah mengalami transformasi digital, memberikan layanan dan pengalaman digital kepada pelanggan mereka melalui aplikasi. Sebagian besar perusahaan ini telah berusaha secara manual mengintegrasikan application logic, delivery dan security dari aplikasi di local dan wide area networks, public clouds, Content Delivery Networks (CDNs), dan edge infrastructures,” katanya.
Ditambahkan Surung, praktik ini memaksa perusahaan untuk mengadaptasi aplikasi mereka ke setiap vendor edge, yang menyebabkan kompleksitas operasional yang berlebihan. Belum lagi dengan operasi yang kompleks, perusahaan juga menghadapi risiko dari semakin meningkatnya serangan dan ancaman serangan siber seiring dengan kehadiran 5G. “Dengan Volterra, F5 dengan bangga menawarkan ground-breaking platform untuk membantu meningkatkan efektivitas keamanan di environment 5G, dan menyederhanakan manajemen dan operasi di lanskap multi-cloud yang heterogen,” jelasnya.
Volterra menyediakan Solusi untuk memudahkan dalam konektivitas, networking, deployment, dan management saat service provider mulai membangun jaringan 5G mereka. Memiliki control plane yang terpusat serta data plane yang bisa di scale-out memungkinkan bisnis untuk mengimplementasikan aplikasi perusahaan hanya dengan mengklik tombol - memungkinkan service provider mendapatkan waktu layanan yang lebih cepat untuk mulai memonetisasi investasi mereka sambil memenuhi apa yang telah dijanjikan oleh 5G.
Volterra menyediakan platform untuk mengelola semua aplikasi terdistribusi dari pusat data inti hingga edge, far-edge, dan enterprise edge. Volterra memberikan kepercayaan multi-cloud. Ini berarti bahwa Volterra menyediakan kemampuan untuk menghubungkan dan berbagi beban kerja dengan seluruh lingkungan terdistribusi dari beberapa penyedia public, private cloud dan edge.
Dengan solusi SaaS Volterra, perusahaan dapat menerapkan, mengelola, dan meningkatkan puluhan ribu klaster Kubernetes sambil mengelola akses identitas, kebijakan, dan keamanan yang konsisten di semua klaster. Menawarkan kemudahan penskalaan sambil mendukung manajemen siklus hidup yang lengkap sangat penting karena kompleksitas jaringan meningkat. Volterra mendukung OpEx, mengurangi time to market, dan mengurangi kompleksitas jaringan dengan mengkonsolidasikan layanan dan menawarkan single pane of glass untuk mengelola dan mengontrol jaringan.
Dalam laporan IDG, 2,86% penyedia layanan menganggap mengintegrasikan solusi edge computing sangat menantang. Namun, dengan Volterra, mengimplementasikan edge sebagai layanan tidak lagi menantang atau rumit. Volterra menyediakan end-to-end networking dan layanan keamanan aplikasi di seluruh distributed cloud environment, menyederhanakan penerapan dan pengoperasian aplikasi terdistribusi.
Kemudahan dalam membangun, menggabungkan, mengamankan, dan menskalakan jaringan dengan Volterra memungkinkan perusahaan untuk secara nyaman beradaptasi dengan konvergensi telekomunikasi dan cloud IT, memperluas telekomunikasi cloud ke enterprise edge untuk mendukung industri yang lebih luas dan mendorong inovasi yang lebih besar. Perusahaan akan memanfaatkan layanan 5G untuk membantu mereka fokus pada bisnis inti mereka, meningkatkan operasi, dan memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan mereka, dan mengandalkan F5 dan Volterra untuk delivery yang mulus dan keamanan yang terbaik. (sg)