JAKARTA (IndoTelko) - Selama beberapa dekade terakhir, dunia telah dengan cepat bergeser menuju praktik digitalisasi, termasuk dalam hal hubungan kencan.
Di beberapa negara, aplikasi kencan menjad icara paling populer bagi orang untuk bertemu dan komunikasi pasangan modern hampir tidak terbayangkan tanpa kehadiran media sosial. Namun, ada sisi lain dari fenomena ini: dengan hubungan yang berpindah ke dunia digital, pengumpulan dan pemaparan publik atas data pribadi (juga dikenal sebagai “doxing”) telah menjadi perhatian utama.
Tim Kaspersky melakukan survei, mengungkap ancaman dan perhatian utama yang dihadapi pengguna saat berkencan online. Sebagai hasil, para ahli Kaspersky menemukan bahwa setiap pengguna ke-6 telah mengalami kejahatan doxing saat berkencan online.
Dengan berkembangnya jejaring sosial dan aplikasi kencan, komunikasi menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan jauh lebih nyaman. Penelitian Kaspersky menunjukkan setengah (54%) responden mengakui bahwa aplikasi kencan telah membuat segalanya lebih mudah, namun 55% mengklaim bahwa mereka takut diikuti oleh seseorang yang mereka temui secara online, ini merupakan salah satu bentuk dari doxing.
Berbagi informasi pribadi secara berlebihan di aplikasi kencan dan media sosial adalah sesuatu yang dapat menyebabkan masalah besar di masa depan. Pengguna meninggalkan jejak besar informasi pribadi mereka secara online sehingga membuatnya mudah untuk diambil dan digunakan bagi para doxer (pelaku doxing). Akses Doxer ke alamat rumah target, tempat kerja, nama, nomor telepon, dll. telah meningkatkan risiko untuk menjadikan ancaman dari dunia online tersebut ke dunia fisik.
Misalnya, setiap enam (16%) responden mengaku pernah mengalami kejahatan doxing. Selain itu, sebanyak 11% responden yang menghadapi kejahatan doxing saat berkencan online, tidak tahu bahwa mereka telah menjadi korban doxing.
Penelitian juga mengungkap lebih detail tentang ancaman privasi yang dihadapi pengguna saat berkencan online. Sebanyak 40% orang yang diwawancarai mengakui bahwa, saat berkomunikasi secara online, pasangan mereka membagikan tangkapan layar percakapan tanpa persetujuan kedua pihak, mengancam untuk menyebarkan informasi pribadi yang ditemukan secara online, membocorkan foto intim mereka, atau membuntuti mereka di kehidupan nyata, yang juga merupakan konsekuensi langsung dari doxing.
Masalah yang paling umum adalah cyberstalking dengan 17% responden mengakui bahwa mereka telah diawasi di media sosial oleh orang yang sebelumnya tidak cocok (unmatched) di aplikasi kencan
Apakah salah satu dari hal berikut terjadi pada Anda?
Seseorang yang tidak match dengan Saya telah membuntuti Saya di media sosial. Seseorang yang match dengan Saya telah membagikan tangkapan layar percakapan kami secara publik. Seseorang yang match dengan Saya mencari informasi pribadi tentang Saya dan mengancam akan menggunakannya untuk tujuan berbahaya. Seseorang yang tidak match dengan Saya membuntuti. Seseorang yang match dengan Saya membagikan foto intim saya secara online.
“Media sosial dan berbagai aplikasi yang hadir memang membuat kencan lebih mudah bagi kita. Anda mungkin menemukan cinta dalam hidup Anda secara online tetapi sayangnya, di sana juga terdapat bot dan penipu yang mencari korbannya pada platform aplikasi kencan. Itulah sebabnya saat berkomunikasi dengan seseorang secara online, tetap penting untuk mengingat aturan dasar privasi digital. Untuk berkencan secara online dengan aman, kami menyarankan untuk tidak membagikan informasi pengenal pribadi, seperti nomor telepon, lokasi, rumah, dan alamat kantor, dll. Mencegah ancaman pada tahap awal seperti itu akan membuat Anda lebih dapat menikmati kencan online tanpa rasa khawatir,” komentar Pakar keamanan di Kaspersky Anna Larkina.(pg)