JAKARTA (IndoTelko) - The Trade Desk (NASDAQ:TTD) dan YouGov, pemimpin teknologi periklanan global, menemukan bahwa hampir tiga dari empat (73 persen) konsumen Indonesia sadar bahwa iklan berperan penting untuk mendukung konten gratis pada internet terbuka (open internet) dan lebih dari setengah (52 persen) konsumen Indonesia lebih suka melihat iklan yang relevan saat menjelajahi konten di internet terbuka.
Adanya kebiasaan baru orang Indonesia yang menghabiskan sebagian waktu mereka di rumah dengan mengonsumsi konten di internet terbuka, seperti menonton TV di layanan OTT, mendengarkan lagu secara online, dan membaca berita di portal berita online, membuat The Trade Desk melihat luasnya kesempatan bagi pemasar untuk terhubung dengan calon pelanggan di internet terbuka.
Mayoritas orang Indonesia (67 persen) lebih memilih menonton iklan daripada harus membayar ketika mengakses sebuah situs web, dan lebih dari setengahnya (59 persen) juga bersedia berbagi informasi tentang minat mereka untuk mendapatkan iklan yang lebih relevan sebagai kompensasi atas konten gratis yang dikonsumsi.
Menurut Country Manager, The Trade Desk, Indonesia, Florencia Eka, masyarakat di Indonesia telah menunjukkan keinginan yang kuat untuk berbagi informasi mengenai data mereka untuk mendapatkan iklan yang relevan. Bagi pemasar yang ingin terhubung dengan audiens berkualitas dalam skala besar dapat beriklan di internet terbuka, yang menawarkan konten premium yang bermakna bagi konsumen.
“Sering kali konsumen terpapar dengan iklan yang sama dan diulang berkali-kali, bahkan tidak jarang konsumen terpapar iklan yang tidak relevan. The Trade Desk dapat membantu pemasar mengelola frekuensi iklan di dalam setiap kampanye untuk menjangkau audiens yang relevan, serta menjangkau lintas platform dan lintas perangkat pada internet terbuka. Pada akhirnya, kami ingin membantu brand terhubung dengan target audiens mereka di seluruh perjalanan digital dengan lebih bermakna," jelasnya.
Iklan yang relevan tidak hanya menumbuhkan nilai bagi pemasar tetapi juga menguntungkan penayang (publisher). Internet terbuka yang terdiri dari ribuan jurnalis dan content creators (pembuat konten) Indonesia, menawarkan konten berita lokal, berita terkini, gaya hidup, dan hiburan yang bermutu kepada konsumen. Dengan adanya iklan yang relevan, penayang dapat memonetisasi konten tersebut untuk menghasilkan konten yang lebih berkualitas.
Sementara itu, Digital Sales Director KG Media, Moris Rusmanto mengatakan, pandemi telah mempercepat perubahan preferensi orang untuk memilah konten digital, dan penayang menanggapi perubahan ini. "Kami percaya bahwa semakin relevan iklan yang ditampilkan kepada konsumen, akan semakin berharga bagi pemasar, dan begitu pula bagi penayang, yang semakin dapat digunakan untuk mendanai konten bernilai yang dibuat oleh para jurnalis dan content creators terkemuka. Internet terbuka menawarkan pilihan bagi konsumen untuk memilih konten berkualitas dan penayang akan semakin menyadari nilai yang sesungguhnya dari konten yang mereka hasilkan.” katanya.
Dalam riset ini juga ditemukan kurang dari setengah (45 persen) orang Indonesia menyadari perubahan iklan digital ketika cookie pihak ketiga hilang pada tahun 2023. Hal ini memberikan peluang bagi pemain industri iklan digital untuk bersama-sama mengedukasi dan memberikan apa yang diinginkan konsumen, yaitu transparansi yang lebih besar, kontrol yang lebih baik, dan komunikasi yang lebih mudah.
Hasil survey ini juga mendukung pergerakan untuk mengembangkan solusi identitas yang memberikan kendali bagi konsumen atas privasi mereka, sekaligus memberikan kesempatan bagi penayang untuk mengeksplorasi keuntungan dari iklan berbasis data. (sg)