JAKARTA (IndoTelko) – IBM kembali mengadakan Partner Solutions Summit 2021 untuk berbagi wawasan dalam perjalanan mereka mengadopsi teknologi dan solusi IBM. Acara ini diselenggarakan secara virtual untuk kedua kalinya, sebagai bentuk komitmen IBM dan ekosistem mitranya dalam membantu pelanggan melakukan transformasi digital, khususnya di era setelah pandemi COVID-19 di mana pendekatan bisnis telah berubah secara drastis.
Peningkatan adopsi teknologi di masa pandemi ini telah mempercepat terjadinya transformasi digital di berbagai industri. Menurut laporan IBM Institute of Business Value (IBV), pandemi COVID-19 telah mempercepat transformasi digital di 59% organisasi yang disurvei. IBM juga telah melihat bahwa adopsi teknologi terutama cloud di masa depan akan mengalami peningkatan yang signifikan. IBV mengungkapkan bahwa adopsi hybrid cloud (kombinasi public cloud, private cloud, dan TI on-premise) diharapkan tumbuh sebesar 47% dalam tiga tahun ke depan.
“Di IBM, kami percaya bahwa penting bagi perusahaan Indonesia untuk membangun fondasi teknologi yang kuat untuk memenuhi permintaan online yang terus meningkat dari konsumen di tahun-tahun mendatang, terutama dalam masa pemulihan dari COVID-19. Acara IBM Partner Solutions Summit ini merupakan bukti komitmen IBM dan ekosistem partner kami dalam membantu pelanggan melakukan transformasi digital, melalui berbagai solusi yang memudahkan bisnis di atas teknologi IBM. Kami berkomitmen untuk menyediakan solusi teknologi terbaik untuk bisnis di Indonesia. Ekosistem mitra kami telah mengadopsi teknologi ini, termasuk Hybrid Cloud, Keamanan, dan sistem berbasis AI. Dengan demikian, kami juga membantu bisnis Indonesia mempercepat transformasi digital mereka, pulih dari pandemi, dan membangun ketahanan digital untuk bisnis mereka,” kata Country Manager Partner & Ecosystem, IBM Indonesia Novan Adian.
Dalam menjangkau pelanggan di Indonesia, IBM memiliki beberapa mitra, salah satunya adalah Multipolar Technology, yang mendukung kliennya untuk mempercepat perjalanan transformasi digital mereka dengan memanfaatkan salah satunya solusi IBM Cloud Pak. Dalam perjalanan menuju transformasi digital, setiap organisasi berusaha untuk bergerak lebih cepat dari sebelumnya. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan baru, dengan otomatisasi dan peningkatan berkelanjutan yang didukung oleh algoritma AI. Menanggapi hal ini, beberapa teknologi IBM diadopsi oleh Multipolar Technology antara lain solusi-solusi IBM Cloud Pak seperti Cloud Pak for Data, Cloud Pak for Integration, dan lainnya. Solusi integrasi hybrid cloud ini menyediakan siklus hidup loop tertutup dan otomatis di berbagai gaya integrasi perusahaan. Dengan IBM Cloud Pak for Integration, perusahaan dapat mempercepat pengembangan integrasi hingga 300%, mengurangi biaya hingga lebih dari 33%, dan mempertahankan peningkatan keamanan, tata kelola, dan ketersediaan.
“Sebagai salah satu mitra bisnis IBM generasi pertama dan yang terdepan, Multipolar Technology terus menyelaraskan inisiatif bisnisnya dengan perkembangan dan strategi IBM. Transformasi digital yang dipercepat oleh pandemi COVID-19 telah mengubah cara kita beraktivitas, baik dalam cara kita bekerja, berbelanja/bertransaksi, maupun aktivitas sehari-hari lainnya, di mana teknologi merupakan enabler yang berperan penting untuk memudahkan seluruh hal tersebut dapat dilakukan secara aman dan nyaman. Dan berkat dukungan IBM, kami terus berfokus menghadirkan solusi-solusi di atas platform IBM seperti Hybrid Cloud, Big Data Analytics, dan Artificial Intelligence (AI) yang mampu mendorong percepatan transformasi digital di Indonesia,” ungkap Presiden Direktur Multipolar Technology Wahyudi Chandra.
Salah satu klien dari Multipolar Technology, Bank Negara Indonesia (BNI) terus melakukan inovasi digital di dunia perbankan. BNI bekerja sama dengan IBM untuk meningkatkan platform integrasi sekaligus menghindari gangguan layanan dan melakukan Minimum Viable Product (MVP) untuk mendemonstrasikan bagaimana memodernisasi platform yang integrasinya menggunakan teknologi IBM. Hasilnya, BNI berhasil meningkatkan sejumlah besar solusi integrasi dalam sembilan bulan, mempertajam keunggulan kompetitifnya, meningkatkan efisiensi dengan tim digital delivery, dan mempercepat siklus pengembangan dan peluncuran platform.
"Pandemi ini memaksa orang untuk berubah. Nasabah dipaksa untuk berubah karena mereka harus menggunakan platform digital seperti mobile banking. Begitu juga bank nya juga dituntut untuk melakukan perubahan. Dalam digitalisasi perbankan, ada tiga area pengembangan yang utama bagi bank. Yang pertama adalah digitalisasi produk, bagaimana semua proses produk seperti tabungan, pembukaan rekening, pemberian kredit, semua harus digital ready. Kedua adalah digitalisasi platform seperti mobile banking untuk nasabah atau cash management untuk korporasi, jadi semua layanan bisa diakses lewat platform ini. Ketiga, produk dan platform ini harus terhubung dengan mekanisme yang disebut Open API atau open banking. Ini adalah network yang memungkinkan kita untuk terhubung dengan pemilik produk bahkan platform lainnya. BNI sendiri sudah menggunakan open service selama empat tahun ke belakang dan merupakan yang terdepan dalam hal ini," ujar YB Hariantono, Direktur IT dan Operasi BNI.(wn)