JAKARTA (IndoTelko) - Qlue terus memperkuat strategi bisnisnya dalam merealisasikan target ekspansi perusahaan. Kali ini, Qlue akan memfokuskan strategi bisnisnya dengan meningkatkan skalabilitas perusahaan melalui peningkatan aspek sumber daya manusia baik secara kualitatif dan kuantitatif.
Founder dan CEO Qlue Rama Raditya mengatakan, tantangan dalam industri smart city terus berkembang setiap saat, sesuai dengan dinamika pasar. Karena itu, strategi perusahaan untuk fokus pada aspek pengembangan sumber daya manusia menjadi sangat krusial agar Qlue dapat terus berinovasi pada solusi yang dimiliki serta mampu beradaptasi secara optimal dalam aspek bisnis perusahaan.
Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, RaMa mengatakan Qlue akan tetap mengutamakan aspek akuntabilitas dan profesionalisme untuk memastikan setiap tim mampu berkontribusi bagi perusahaan. Kebijakan yang sudah diterapkan sejak 2019 lalu itu secara bisnis maupun operasional terbukti cukup efektif dengan keberhasilan perusahaan mencatatkan pertumbuhan usaha hingga 70% pada 2020 dibanding tahun sebelumnya.
“Perekrutan sumber daya manusia yang terbaik tentu memberikan dampak yang signifikan agar Qlue bisa mendapatkan talent-talent terbaik dan bisa berkontribusi secara maksimal bagi perusahaan. Karena itu, kami juga menggandeng platform Kerja.io demi mengakselerasi ekspansi bisnis perusahaan karena dukungan talent terbaik tentu akan membantu proses ekspansi bisnis yang sedang kami realisasikan, khususnya di Jepang, Malaysia, dan Singapura,” ujar Rama.
Selain bekerja sama dengan platform Kerja.io, Qlue juga secara aktif menyelenggarakan sesi diskusi bertajuk Qluepedia yang fokus membahas tren terkini terkait karir di dunia profesional melalui kerja sama dengan lebih dari 15 lembaga pengembangan karir perguruan tinggi ternama di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Hal itu menjadi salah satu komitmen Qlue untuk bisa mendorong terciptanya tenaga kerja yang profesional dan memenuhi kebutuhan industri secara aktual.
Saat ini, sesi diskusi bertajuk Qluepedia itu sudah memasuki musim ketiga dan mendapat sambutan baik dari masyarakat. Sesi diskusi Qluepedia diikuti secara virtual oleh lebih 1.000 peserta yang terdiri dari mahasiswa, fresh graduate, dan first-jobber di seluruh Indonesia. Para pemateri yang dihadirkan dalam Qluepedia merupakan profesional di perusahaan multinasional di berbagai sektor seperti kreatif, FMCG, oil and gas, dan perusahaan teknologi berstatus Unicorn.
Menurut President Qlue Maya Arvini, kebijakan rekrutmen yang selektif menjadi salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam mencatatkan pertumbuhan bisnis positif maupun ekspansi ke luar negeri. Hal itu karena manajemen mampu memastikan akuntabilitas seluruh karyawan perusahaan bisa terus produktif dan inovatif. Salah satu indikator keberhasilan tersebut adalah tingkat turnover rate karyawan di Qlue yang trennya terus turun.
Pada 2020 lalu, Qlue mencatatkan turnover karyawan sebesar 7% dan turun ke angka 6% hingga Agustus 2021 ini. Hal itu menunjukan kebijakan tersebut mampu berjalan secara optimal dan karyawan mampu menerjemahkan kebijakan strategis perusahaan secara efektif dan perusahaan dapat terus tumbuh di tengah tantangan industri yang cukup dinamis. Qlue juga saat ini sedang membuka kesempatan magang bagi fresh graduate maupun mahasiswa tingkat akhir di banyak posisi. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 15% dari total karyawan Qlue merupakan peserta program magang yang berhasil menunjukan performa yang baik sehingga layak untuk diangkat sebagai karyawan tetap.
“Kebijakan Qlue dalam menjaga struktur karyawan tetap ramping karena manajemen harus bisa memastikan semua fungsi mampu berkontribusi secara optimal. Kami juga harus memastikan semua karyawan yang bergabung dengan Qlue sejalan dengan nilai yang dianut perusahaan, yakni Synergy, Execution, and Integrity, baik sebagai karyawan tetap maupun program magang. Saat ini kebijakan itu akan tetap berjalan namun tentu postur kepegawaian perlu ditingkatkan sejalan dengan ekspansi bisnis kami yang cukup strategis di luar negeri, terutama di Jepang, Malaysia, dan Singapura” ujar Maya.
Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja di Indonesia pada 2021 ini tercatat mencapai 137 juta orang. Namun dari jumlah tersebut, hanya 10% atau sekitar 13,7 juta orang saja yang tercatat sebagai lulusan perguruan tinggi. Pemerintah Indonesia juga terus mendorong peningkatan kualitas tenaga kerja di tingkat perguruan tinggi karena memiliki korelasi yang kuat terhadap produktivitas dan daya saing sumber daya manusia.
Co-Founder Kerja.io Alvin Salim menyambut baik kolaborasi dengan Qlue. Dengan jaringan Kerja.io yang luas di berbagai penjuru dunia, Qlue dapat terus meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya seiring dengan aktivitas ekspansi bisnis yang cukup gencar, terutama ke luar negeri. Hal itu disebutnya sejalan dengan visi Kerja.io dalam menghubungkan mahasiswa diaspora Indonesia dengan perusahaan di Indonesia yang terus berkembang.
“Kami sangat senang dengan kolaborasi ini karena secara perusahaan kami memiliki visi maupun target yang sama. Dengan jaringan kami yang luas, termasuk dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia di banyak negara, Qlue berpotensi mendapatkan sumber daya manusia yang mumpuni di segala sektor sehingga memberikan dampak positif bagi bisnis secara keseluruhan. Kerja.io juga menyelenggarakan Fall Career Week yang dihadiri oleh lebih dari 200 peserta setiap harinya selama satu pekan penuh,” ujar Alvin.(ak)