JAKARTA (IndoTelko) - Performa saham Grab di hari pertama melantai di bursa Nasdaq New York tidak menggembirakan.
Saham Grab Holdings Ltd kehilangan lebih dari seperlima nilainya pada hari pertama perdagangan di New York. Saham perusahaan anjlok 21% ke level US$ 8,75, menjadikan kapitalisasi pasar Grab berkurang menjadi US$ 34,6 miliar.
Saham Grab diperdagangkan di Nasdaq pada 2 Desember 2021 dengan kode saham GRAB.
Grab go public dengan bergabung pada perusahaan akuisisi tujuan khusus atau SPAC, Altimeter Growth Corp (AGC). SPAC adalah perusahaan cangkang dengan aset operasi terbatas atau tidak ada sama sekali. Grab mengumpulkan dana US$ 4,5 miliar dan memiliki valuasi hampir US$ 40 miliar. Dealogic mencatat valuasi Grab terbesar dari jenisnya. Nasdaq mengklaim nilai tersebut menjadikan Grab sebagai perusahaan asal Asia Tenggara yang berhasil meraup dana terbesar sepanjang sejarah.
Melalui kesepakatannya, Grab mengumpulkan dana dari investor termasuk Fidelity, BlackRock, T. Rowe Price, dana kekayaan negara Abu Dhabi Mubadala dan Temasek.
Grab mengakuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara pada tahun 2018, dan sejak itu telah berkembang menjadi berbagai layanan lain, termasuk pengiriman makanan, pembayaran digital, dan bahkan layanan keuangan.
Dalam beberapa tahun terakhir lebih dari 25 juta orang menggunakan aplikasi Grab setiap bulan untuk melakukan transaksi, di 465 kota di delapan negara. Grab mengklaim telah menyelesaikan 1 miliar transaksi pada pertengahan tahun ini. Grab mengaku sebagai perusahaan dengan permintaan terbesar dan pengiriman makanan terbanyak dengan lebih dari 2 juta partner. Pasar perusahaan ini diperkirakan tumbuh hingga US$180 miliar pada 2025 mendatang.
CEO Grab Anthony Tan berharap kehadiran perusahaannya di bursa efek AS dapat memberikan perhatian lebih dan mendorong kesempatan berkembang lebih baik lagi. "Evolusi kami menjadi superapp didorong oleh masalah sehari-hari yang kami ingin selesaikan dan pertumbuhan layanan ekosistem digital membuat semuanya berubah," jelasnya.
Counterpoint Global Morgan Stanley yang membantu Grab memasuki pasar saham AS menilai perusahaan ini memiliki pertumbuhan investasi yang unik di pasar Asia Tenggara. "Kami sangat senang dapat membantu memunculkan platform teknologi inovatif di Asia Tenggara," kata Head of Counterpoint Global Morgan Stanley Dennis Lynch.(wn)