JAKARTA (IndoTelko) - Menjelang akhir tahun, Warung Pintar Group melakukan evaluasi internal yang menyoroti lanskap bisnis ritel atau mikro di Indonesia selama tahun 2021. Evaluasi internal tersebut diinisiasi oleh tim Impact Warung Pintar Group melalui survei yang dilaksanakan secara terperinci dan obyektif bersama lebih dari 1000 pemilik warung digital yang tersebar di 18 kabupaten/kota pada bulan Oktober 2021.
Survei internal yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis perkembangan warung dari segi bisnis hingga penetrasi digital pelaku usaha. Melalui hasil survei tersebut, Warung Pintar ingin memperkuat komitmen untuk berkontribusi dalam akselerasi pemulihan ekonomi nasional melalui solusi digital bagi seluruh pelaku ekosistem bisnis warung.
“Di tahun keempat ini, Warung Pintar Group ingin mengambil peran lebih jauh lagi dalam pengembangan warung, yaitu dengan membangun ekosistem bisnis yang terintegrasi dan inklusif. Kami melihat tantangan terbesar yaitu bagaimana mendigitalisasi ekosistem yang sudah berjalan puluhan tahun, sehingga kami dapat membawa efisiensi dan transparansi dari setiap proses distribusi. Disisi lain, kami optimis akan potensi pasar dan peluang yang masih sangat besar di Indonesia. Laporan hasil evaluasi ini akan menjadi acuan Warung Pintar untuk terus mengembangkan solusi yang lebih relevan dan efektif. Selain itu, melalui laporan hasil evaluasi ini kami juga ingin berbagi wawasan mendalam mengenai industri ritel baru yang akan menjadi pintu gerbang utama consuming class nasional,” kata CEO Warung Pintar Group Agung Bezharie Hadinegoro.
Dalam hasil survei evaluasi internal ini, terdapat tiga temuan utama yang disoroti oleh Warung Pintar:
1. Angka penetrasi digital rendah meski platform penyedia solusi semakin menjamur
Berdasarkan hasil survei Warung Pintar, terdapat lebih dari 25 platform penyedia solusi bisnis untuk UMKM berbasis aplikasi yang beroperasi di Indonesia. Meskipun sudah banyak pemain industri yang berdiri, survei mengungkap bahwa 70% warung masih melakukan pengadaan secara offline dari toko kelontong/agen. Bahkan terdapat lebih dari 20 platform yang persentase penggunaannya di bawah 10%. Hal ini menunjukkan besarnya kesempatan yang ada bagi platform penyedia solusi untuk meningkatkan penetrasi digital di sektor ritel. Agung menjelaskan, “Ini sudah menjadi pekerjaan rumah bagi penyedia solusi bisnis seperti Warung Pintar untuk meningkatkan penetrasi digital bagi pelaku UMKM. Di Warung Pintar, kami terus berupaya menyuguhkan platform yang user-friendly dan menyediakan tim khusus untuk memastikan dari pemilik warung hingga brand/principal mendapatkan pengalaman terbaik selama menggunakan seluruh layanan Warung Pintar. Kami percaya bahwa inklusi digital berjalan seiringan dengan pengembangan ekosistem bisnis warung.”
2. Pengadaan produk fisik dan FMCG masih menjadi kebutuhan utama pemilik warung
Survei internal ini mengungkap bahwa pengadaan barang (100%) masih menjadi kebutuhan utama pemilik warung. Selain itu, responden juga menyatakan bahwa mereka menggunakan aplikasi warung untuk memperoleh pendapatan tambahan, insentif dan layanan (37.7%); menjual produk digital seperti pulsa isi ulang telepon seluler (19.8%); dan keterlibatan dalam komunitas berbasis aplikasi (18.7%). Sedangkan sisanya mengaku menggunakan aplikasi warung untuk meningkatkan literasi bisnis, melakukan pencatatan finansial dan mendapatkan akses pendanaan atau pinjaman.
Untuk menjawab kebutuhan pengadaan barang pemilik warung, Warung Pintar telah menyediakan solusi Warung Pintar Distribusi sebagai solusi sistem pergudangan dan inventaris dan Grosir Pintar yang menggandeng lebih dari 1000 mitra pengusaha grosir yang masing-masing melayani sekitar 200-300 pemilik warung yang tergabung dalam platform Grosir Pintar. Aplikasi Grosir Pintar digunakan oleh toko grosir agar dapat terhubung langsung dengan ratusan pemilik warung dalam jarak 5 hingga 10 kilometer. Selain itu, para pemilik warung juga bisa memanfaatkan fitur Iklan Pintar (pemasangan iklan brand untuk pemasukan tambahan warung), dan Bon Pintar (akses permodalan usaha/pilihan metode pembayaran Buy Now Pay Later yang didukung oleh CICIL) pada aplikasi Warung Pintar.
3. Warung Pintar menduduki posisi tiga teratas sebagai platform penyedia solusi bisnis
Dari sekian banyak platform penyedia solusi bisnis berbasis aplikasi, Warung Pintar menduduki posisi tiga teratas sebagai platform yang paling banyak digunakan oleh pelaku UMKM. Menurut laporan ‘New Retail Landscape’, Warung Pintar unggul di hampir seluruh kategori termasuk solusi pengadaan barang, akses pendanaan dan pinjaman, akses tambahan pendapatan, pencatatan finansial bisnis serta komunitas warung.
Warung Pintar Group berhasil mencapai pertumbuhan 100 kali lipat hingga tahun 2021 dari segi jumlah warung yang dilayani dengan 160 ribu pengguna aktif untuk bertransaksi memenuhi stok barangnya. Hingga saat ini, 500,000 warung sudah bergabung di dalam ekosistem Warung Pintar dan lebih dari 1000 mitra Grosir Pintar, lebih dari 450 supplier, lebih dari 500 brand dan distributor serta 50 lebih gudang dan depot di lebih dari 200 kota dan kabupaten di Indonesia.
“Setelah empat tahun mempelajari ekosistem warung, kami sangat memahami pentingnya untuk terus mengevaluasi keadaan pasar secara reguler untuk menghadirkan inovasi yang tepat guna menjawab kebutuhan utama warung. Di sisi lain, kami pun percaya bahwa sinergi antar enabler akan berdampak,” tutup Agung.(wn)