CTI IT Infrastructure Summit libatkan perusahaan di 3 negara

JAKARTA (IndoTelko) -- PT Computrade Technology International (CTI Group) untuk pertama kalinya menggelar IT Infrastructure Summit 2022 secara virtual dan terbuka untuk kalangan perusahaan dan organisasi di Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Ratusan peserta dari berbagai industri menghadiri acara tahunan terbesar CTI Group yang tahun ini merupakan penyelenggaraannya yang ke delapan. 

Mengangkat tema “Making the Connected Enterprise a Reality: Thriving in the Post-COVID-19 World”, CTI IT Infrastructure Summit tahun ini, menghadirkan pembicara utama Adrian Clamp, Head of Global Connected Enterprise, KPMG International yang berbagi pikiran terkait konsep connected enterprise (perusahaan terhubung) sebagai salah satu strategi perusahaan dan organisasi membangun daya saing melalui peningkatan hubungan dengan pelanggannya. Pembicara ahli lainnya yang akan hadir untuk berbagai pengalaman terkait upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan dalam sesi panel diskusi adalah Anton Ruddenklau, Head of Financial Services Advisory, KPMG Singapore, Roy Nugroho, Director of Grab for Business, Grab Indonesia, Herman Widjaja, Chief Technology Officer of Tokopedia dan Chirag Sukhadia, Chief Enterprise Data Analytics Officer, Indosat Ooredoo Hutchison. Tidak ketinggalan Gaurav Mallawat, SASE Product Management Specialist, APJC, Cloudflare, Habisanti, Country Manager of Veeam Indonesia, dan puluhan ahli  lainnya dari berbagai area solusi digital. 

“Fokus pada pelanggan telah menjadi prioritas utama perusahaan melalui transformasi digital yang dilakukannya. Namun banyak perusahaan yang masih gagal menghadirkan value dari investasi teknologi digital untuk menghadirkan pengalaman pelanggan terbaik karena kendala untuk mengintegrasikan operasi bisnis melalui penyelarasan people, proses, dan teknologi itu sendiri. Melalui CTI IT Infrastructure Summit 2022, kami berharap dapat menambah wawasan dan best practice bagi para pemimpin inovasi dan transformasi digital perusahaan dan organisasi di Indonesia, Malaysia, dan Filipina dimana CTI Group melalui anak perusahaannya melayani mereka, untuk membangun connected enterprise,” ujar Rachmat Gunawan, CEO, CTI Group.

Beberapa kendala yang menjadi tantangan lanjut Rachmat Gunawan, adalah perubahan ekspetasi pelanggan yang menjadi lebih demanding dan memiliki kemudahan dan kebebasan dalam memilih produk dan layanan terlebih di era pandemi Covid-19; proses operasi bisnis perusahaan yang masih terfragmentasi dan terpisah pada masing-masing fungsi dan unit bisnis; kebutuhan akan infrastruktur digital yang bersifat terbuka (open systems), kuat (robust), fleksibel, tangguh (resilient), dan tersedia tinggi (high availability); peningkatan jumlah data; regulasi dan keamanan data.

“Banyak organisasi di Indonesia telah beralih ke lingkungan kerja hybrid serta adopsi program transformasi digital juga terbukti terus meningkat. Hal ini membuat pemeliharaan dan perlindungan data menjadi lebih sulit, memberikan tantangan bagi organisasi untuk memanfaatkan celah ini dan menggunakan serta melindungi data dengan aman sekaligus memungkinkan pertumbuhan bisnis. Veeam memiliki solusi teknologi dan strategi manajemen data yang akan membantu bisnis mempertahankan standar kinerja dan menjunjung tinggi kepercayaan konsumen, memungkinkan mereka untuk secara efisien memanfaatkan data dengan sensitivitas tinggi dengan cara yang tepat, memindahkan dan memelihara cadangan data di berbagai lokasi. Sebagai pemimpin dalam solusi pencadangan, pemulihan, dan manajemen data, Veeam memberikan Perlindungan Data Modern yang sangat penting bagi perusahaan untuk membangun dan memelihara kepercayaan pelanggan dan mitra,” ujar Habisanti Habisanti, Country Manager, Veeam Indonesia.

Prediksi IDC FutureScape dari firma International Data Corporation melihat pandemi COVID-19 telah menyadarkan perusahaan akan kebutuhannya untuk tetap resilient dan salah satu pilihannya adalah menjadi connected enterprise agar mampu survive di tengah maraknya berbagai disrupsi. Terkait dengan hal itu IDC memprediksi pada tahun 2022, enam puluh persen semua sumber daya jaringan akan di-deploy di remote edge atau service provider, dengan pertimbangan lebih memungkinkan bisnis memanfaatkan kelincahan sumber daya jaringan lebih baik dua puluh persen di banding tahun 2020. Selain itu pada tahun 2023 IDC juga memperkirakan sembilan puluh persen enterprise tetap akan menemui kesulitan untuk membuat ‘killer’ aplikasi 5G serta merealisasikan ROI dari investasi dimuka yang telah dilakukannya karena keterbatasan kemampuan mengintegrasikan dengan teknologi digital lainnya.     

CTI IT Infrastructure Summit 2022 juga memiliki sesi track yang dibagi dalam tiga pembahasan seputar komponen connected enterprise yaitu; Connected Customer dimana pelanggan saat ini memiliki informasil dan pengetahuan lebih karena analisis berbasis data menciptakan peluang untuk personalisasi dan bagaimana jaringan informasi mereka berkembang, Connected System yaitu sistem yang terhubung yang dapat merekayasa masa depan perusahaan dengan memanfaatkan teknologi dan cara kerja baru untuk menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkan, seperti tetap berada di depan pesaing dan memberikan hasil dan nilai berkualitas tinggi dengan kecepatan pasar dan Connected Workforce untuk menyiapkan tenaga kerja yang terintegrasi dan diberdayakan untuk perusahaan yang terhubung. 

CTI IT Infrastructure Summit 2022 didukung oleh vendor IT terkemuka di dunia  seperti Veeam, Cloudflare, IBM, Huawei, Rubrik, Extrahop, NetApp, Alibaba Cloud, Commvault, dan Entrust. (tep)