Keberhasilan Palapa Ring sediakan koneksi internet di 57 daerah 3T

(foto: Bakti Kominfo)

JAKARTA (IndoTelko) -- Wilayah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T) di Indonesia memang yang utama membutuhkan koneksi internet. Inilah yang kemudian menjadi target Palapa Ring, yakni menghubungkan 5,8 juta orang yang tinggal di 57 wilayah kabupaten/kota, yang masuk dalam kategori 3T.

Kini pembangunan Palapa Ring, yang dilakukan berkat kerja sama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan operator dan pihak lainnya,  telah selesai, baik itu Palapa Ring Barat, Tengah maupun Timur. Mereka mengandalkan jaringan fiber optic sepanjang 12.148 kilometer dengan total 55 Hops Microwave Links. Palapa Ring Barat berukuran 2.275 kilometer meliputi Riau hingga Natuna. Sedangkan Palapa Ring Tengah seluas 2.995 kilometer meliputi Kalimantan, Sulawesi, dan Malutu Utara hingga Talaud. Terakhir Palapa Ring Timur sepanjang 6.878 kilometer meliputi NTT, Makuku, Papua Barat dan Papua.

Proyek Palapa Ring menghubungkan 57 Kabupaten/Kota di daerah 3T, termasuk 35 wilayah di Palapa Ring Timur. Di Palapa Ring Barat, sekitar 959 ribu penduduk tinggal di 5 Kabupaten yang termasuk daerah 3T, dengan pertumbuhan penduduk 0.8% per tahun. Sebanyak 45% dari populasi di 5 Kabupaten/Kota atau sebanyak 433 ribu orang yang tinggal di pusat kota.

Sedangkan di Palapa Ring Timur, sekitar 3,06 juta penduduk tinggal di 35 Kabupaten/Kota yang termasuk daerah 3T, dengan pertumbuhan penduduk 2.4% per tahun. Sementara di Palapa Ring Timur, hanya 10% dari  populasi di 35 Kabupaten yang tinggal di pusat kota, atau sebesar 321,000 orang.

Rata-rata PDB per kapita pada 57 kabupaten/kota Palapa Ring adalah Rp64 juta rupiah, dengan pertumbuhan 4.1%, yang sejalan dengan PDB per kapita nasional sebesar Rp56 juta. Namun ada variasi yang cukup besar antara Palapa Ring Barat dan Timur, di mana Palapa Ring Barat memiliki PDB per kapita 7 kali lebih besar daripada Palapa Ring Timur.

Sekitar 79% populasi 5 kabupaten Palapa Ring Barat, 71% populasi 17 Kabupaten Palapa Ring  Tengah, dan 38% populasi 35 Kabupaten di daerah Palapa Ring Timur telah terhubung internet. Layanan internet akan menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi, baik di sektor primer,  sektor sekunder, dan sektor jasa.

Dengan koneksi sebesar ini, sudah dipastikan ekonomi digital Indonesia akan terus tumbuh, karena semakin banyak wilayah yang sebelumnya tidak diperhitungkan, akan mulai beranjak tumbuh berkat adanya koneksi internet dari Palapa Ring. Perusahaan teknologi Temasek pernah memproyeksikan Indonesia berpotensi memiliki nilai ekonomi digital sebesar USD135 miliar pada 2025. Demikian juga dengan lembaga riset McKinsey memprediksikan terciptanya 3,7 juta lapangan pekerjaan baru sebagai dampak pertumbuhan ekonomi digital Indonesia pada 2025. 

Pemerintah berharap perekonomian yang dihasilkan dari Palapa Ring diproyeksikan akan mampu meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah layanan Palapa Ring. Diharapkan ekonomi di sana akan tumbuh sebesar 4,5 pesen sampai 6,4 persen dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru mencapai 200.000 lapangan pekerjaan dalam kurun waktu 10 tahun.

Palapa Ring dipastikan akan bisa membawa koneksi internet lebih luas, cepat dan terintegrasi yang berimbas pada ekonomi yang efektif dengan menekan biaya transaksi. Melalui konektivitas digital yang terintegrasi diyakini akan menekan biaya memperoleh informasi (information cost), biaya penegakkan kontrak (enforcement cost), dan biaya perundingan (bargaining cost). Hal ini akan sangat berperan penting bagi iklim investasi di daerah 3T. Salah satunya, mampu menghubungkan produk UMKM ke jaringan pasar nasional maupun internasional. (sar)