JAKARTA (IndoTelko) – Di era digital seperti sekarang ini, seluruh perusahaan dituntut melakukan transformasi digital. Proses ini makin dipercepat dengan adanya pandemi Covid-19 yang telah mengakselerasi seluruh sektor untuk segera bertransformasi.
Deputy EVP Divisi Enterprise Service Telkom Indonesia Azis Sidqi mengatakan, salah satu proses transformasi yang sangat dibutuhkan oleh seluruh perusahaan saat ini adalah melakukan modernisasi platform. Tujuannya agar perusahaan semakin memiliki daya saing sehingga akan meningkatkan performance bisnis perusahaan.
“Transformasi platform penting dilakukan mengingat ancaman dunia maya sungguh luar biasa sehingga perusahaan membutuhkan jaringan dan keamanan yang terintegrasi, baik kantor pusat, cabang di lokasi manapun sehingga internet bisa diakses dimana pun dan kapan pun,” ujarnya dalam acara Webinar Series SD-WAN: “Empower Your Business Through Total Managed SD-WAN Services" yang diselenggarakan oleh Digiserve by Telkom Indonesia bersama Telkom Group secara virtual di Jakarta.
Azis juga memaparkan bahwa untuk mengakomodasi kebutuhan di era digital dan membuat perusahaan semakin dinamis diperlukan teknologi mumpuni yang mampu mendukung modernisasi platform. Salah satunya adalah teknologi SD-WAN (Software-Defined Wide Area Network) yang memiliki solusi jaringan yang lincah, fleksibel, terukur, konsisten dan aman dalam operasionalnya.
“Teknologi SD-WAN juga memudahkan, menyederhanakan pengelolaan konektivitas jarak jauh melalui aplikasi real-time dengan biaya yang lebih efisien. Telkom melalui salah satu anak perusahaannya yang memiliki portofolio SD-WAN memberikan layanan Total Managed SD-WAN services. Ini merupakan satu-satunya di Indonesia,” ujarnya.
Sementara Presiden Direktur Digiserve Ahmad Hartono, menegaskan komitmennya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelaku industri melalui penyediaan layanan IT service terkait termasuk layanan SD-WAN. Komitmen ini dibuktikan dengan keunggulan SDM Digiserve dimana saat ini telah memiliki 205 sertifikasi internasional, sehingga mendukung kualitas portfolio bisnis dan layanan Digiserve.
SDM yang mumpuni ini untuk mengakomodasi pasar enterprise yang terus tumbuh. Tahun 2022, pasar enterprise mencapai US$8571 atau Rp 111 triliun. Sedangkan market SD-WAN terus tumbuh dalam 5 tahun terakhir dimana di tahun 2022 diperkirakan nilai market SD-WAN mencapai Rp 500 miliar (US$ 37 juta) dengan CAGR 25,6%.
“Pertumbuhan pasar ini sejalan dengan semakin masifnya proses transformasi digital di Indonesia. Enterprises di Indonesia juga akan semakin massif dengan implementasi Digital Connected Ecosystem. Ini juga sejalan dengan salah satu strategy Telkom Group dalam meningkatkan dan memodernisasi layanan connectivity sehingga mendukung bisnis, operasional kepada customer menjadi lebih agile dan lean,” ujarnya.
Tingginya kebutuhan akan platform yang modern ini, telah diprediksi oleh IDC. Hal ini didorong oleh semakin meningkatnya ancaman di dunia maya dan kebutuhan akan fungsionalitas baru. IDC memperkirakan, hingga 65% organisasi akan secara agresif memodernisasi sistem lama mereka dengan melakukan investasi platform teknologi baru yang lebih ekstensif hingga tahun 2023.
Country Manager IDC Indonesia Mevira Munindra mengatakan bahwa pada tahun 2023, 1 dari 3 perusahaan akan menghasilkan lebih dari 30% pendapatan mereka dari produk dan layanan digital. Ini merupakan peningkatan dibandingkan 1 dari 5 perusahaan pada tahun 2020.
Prediksi IDC lainnya bahwa pada 2022 ekonomi digital akan menjadi arus utama. Setidaknya 65% PDB Asia/Pasifik berasal dari produk dan layanan digital. Ini memperlihatkan bahwa ada titik terang pemulihan (recovery horizons) di tengah pandemi yang masih berlangsung, khususnya dalam sektor ekonomi.
Berdasarkan data IDC Black Book, 2021, belanja ICT perusahaan di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 123 Triliun pada 2022, tumbuh 6,8% dibandingkan tahun 2021. Diperkirakan juga dalam 5 tahun ke depan, pasar akan tumbuh sebesar 9,2% (CAGR 2020-2025) yang mencapai Rp 159 triliun, didorong oleh Services dan Software sejalan dengan transformasi digital dalam organisasi.
“Sekitar 90% perusahaan Indonesia mengharapkan setidaknya memiliki pengeluaran TI yang sama dengan tahun lalu dimana sebagian besar pengeluaran teknologi difokuskan pada cloud, analytics, security and productivity/communication apps, connectivity solution,” jelas Mevira.
Indonesia IT Expert Onno W. Purbo membenarkan bahwa teknologi SD-WAN ini merupakan solusi bagi perusahaan agar lebih agile. Perusahaan bisa berinvestasi dengan cara membeli yang kemudian dikelola sendiri.
“Tentu ini akan menjadi PR tersendiri bagi perusahaan. Namun, bagi mereka yang tidak mau repot, pasti mempercayakan pengelolaannya kepada vendor. Mereka tahunya beres, terkelola dengan baik dan lebih terjamin keamanannya,” ujarnya.
Layanan SDWAN ini berpotensi untuk diimplementasi oleh industri unggulan yaitu perbankan dan layanan keuangan, kemudian sektor manufacturing, retail and distribution selanjutnya adalah sektor pemerintahan berupa E-Government atau digital government dan terakhir sektor Resources atau Sumber Daya.(ak)