JAKARTA (IndoTelko) - Ekonomi digital di Indonesia terus memperlihatkan pertumbuhan yang positif dan industri e-commerce terus mendorong pertumbuhannya.
Pertumbuhan tersebut juga didorong oleh masyarakat yang semakin terbiasa dengan transaksi digital melalui e-commerce dan peran aktif para pelaku keuangan digital dalam menghadirkan akses layanan digital yang semakin inovatif.
Guna mengetahui perilaku konsumen e-commerce dan penggunaan transaksi digital yang semakin berkembang, Kredivo dan Katadata Insight Center kembali meluncurkan riset tahunannya bertajuk Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia.
Di tahun ketiganya ini, riset ini memanfaatkan data primer dengan 16 juta sampel transaksi pembayaran yang berasal dari 1,5 juta sampel pengguna Kredivo di lima e-commerce terbesar di Indonesia selama 2021 dan survey dengan lebih dari 3 ribu responden dari berbagai wilayah Indonesia.
“Hasil riset Kredivo bersama Katadata Insight Center ini kami harapkan dapat menjadi referensi bagi pelaku e-commerce beserta para pelaku pendukung ekosistem yang terkait agar dapat mengatur strategi terbaik untuk pertumbuhan industri e-commerce dan lebih jauh lagi, pertumbuhan ekonomi digital. Sebagai pelaku pembayaran kredit digital dengan terintegrasi dengan paling banyak merchant e-commerce ternama, data transaksi yang Kredivo miliki sangat kaya dengan informasi yang menjadi dasar riset ini untuk menggali lebih dalam kebiasaan berbelanja online masyarakat Indonesia. Kami optimis bahwa kedepannya, layanan kredit digital yang fleksibel, terjangkau, dan aman dapat berkontribusi pada pertumbuhan industri e-commerce tanah air sekaligus mendorong ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia,” kata VP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari.
Beberapa temuan menarik lainnya dari riset ini diantaranya:
Hasil riset menunjukkan tren berbelanja online yang semakin menjadi preferensi masyarakat Indonesia, dengan jangkauannya yang semakin inklusif, terutama di daerah dengan populasi lebih rendah. Dibandingkan 2020, jumlah transaksi dan nilai transaksi e-commerce di kota-kota tier 2 mengalami peningkatan, dengan jumlah transaksinya meningkat dari 31% menjadi 34%, sedangkan nilai transaksinya meningkat dari 28% di 2020 menjadi 30% di 2021.
Inklusivitas layanan digital juga terlihat dari peningkatan transaksi konsumen yang berumur lebih tua, konsumen kelompok umur 36-55 tahun mengalami peningkatan jumlah transaksi berbelanja online, dengan konsumen umur 36-45 tahun meningkat dari 19% pada 2020 menjadi 23% pada 2021. Sedangkan konsumen umur 46-55 tahun meningkat dari 3% pada 2020 menjadi 5% pada 2021.
Karena tingginya aktivitas digital selama pandemi, jumlah transaksi pulsa dan paket data meningkat dari 14% di tahun 2020 menjadi 23% di 2021. Sementara itu, gadget dan aksesoris menjadi kategori produk dengan nilai transaksi tertinggi dan meningkat hingga 66% dibanding tahun sebelumnya.
Laki - laki masih mendominasi transaksi di e-commerce. Pada tahun 2021, 62% jumlah transaksi dan 64% nilai transaksi berasal dari konsumen laki-laki. Selain itu, saat berbelanja online, konsumen laki-laki lebih banyak melakukan transaksi dan lebih banyak mengeluarkan uang dibandingkan konsumen perempuan.
Terdapat perbedaan preferensi barang yang dibeli konsumen laki-laki dan perempuan baik dalam hal jumlah maupun nilai transaksi. Konsumen laki-laki melakukan transaksi hampir dua kali lebih banyak untuk kategori otomotif dan elektronik sementara perempuan lebih banyak untuk kebutuhan makanan, kesehatan dan kecantikan, serta fashion. Berdasarkan nilai transaksi, konsumen perempuan cenderung mengeluarkan uang lebih banyak dibandingkan konsumen laki-laki untuk produk-produk dengan harga lebih tinggi seperti komputer, gadget, dan elektronik.
Festival belanja online (Harbolnas) masih menjadi strategi efektif untuk menambah pengguna baru serta meningkatkan jumlah transaksi hingga 2 kali rata-rata transaksi harian.
“Beberapa temuan riset tahun ini semakin mengindikasikan inklusivitas layanan digital di Tanah Air. Selain itu, beberapa pola perilaku konsumen versi pandemi juga tetap terlihat dan mengalami peningkatan, seperti kebutuhan pulsa serta gadget. Kami juga melihat bahwa konsumen semakin nyaman dan percaya dalam menggunakan layanan keuangan digital untuk bertransaksi di e-commerce, salah satunya melalui Paylater yang mengalami kenaikan cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Kami berharap, riset tahunan ini dapat menjadi panduan bagi para pelaku industri digital dan instansi pemerintah terkait, untuk memperkuat infrastruktur digital sehingga jangkauan dan layanan e-commerce semakin inklusif dan aksesibel di seluruh wilayah Indonesia,” kata Head of Katadata Insight Center, Adek M. Roza.
Paylater Meningkat
Sebagai salah satu metode pembayaran digital di e-commerce, Paylater mengalami pertumbuhan dari sisi penggunaan, dengan 38% konsumen yang menggunakan Paylater saat berbelanja di e-commerce dalam satu tahun terakhir, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 28% (2021). Masyarakat juga semakin familiar dengan metode pembayaran Paylater guna berbelanja secara online, dengan 90% dari responden mengetahui adanya metode pembayaran menggunakan Paylater, dan 65% responden menyatakan tidak menemukan kendala tertentu dalam penggunaan Paylater.
Keunggulan Paylater sebagai metode pembayaran secara berkala dan kemudahan akses kredit digital bagi konsumen juga menjadi faktor yang mampu meningkatkan jumlah pengguna Paylater. Sebanyak 56% responden merasakan manfaat fleksibilitas dengan pembayaran cicilan Paylater, dan 55% responden menilai kemudahan akses Paylater membantu mereka yang sebelumnya kesulitan mendapatkan kredit. Selain itu 51% responden menilai dari segi keamanan karena Paylater yang terintegrasi dengan e-commerce sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Sementara itu, Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) sekaligus Ekonom, Bhima Yudhistira yang turut ikut serta dalam peluncuran laporan Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia juga menyambut baik hasil riset ini.
“Di tengah percepatan digitalisasi di Indonesia, peran e-commerce dan layanan keuangan digital seperti Paylater mampu mendorong penetrasi layanan digital secara lebih luas. Hal ini tentu menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia yang saat ini memiliki potensi yang besar. Kedepannya, saya melihat jika tren positif ini terus tumbuh, maka pemerataan ekonomi di berbagai wilayah Indonesia dapat terealisasi lebih cepat yang didukung dengan pemanfaatan ekosistem digital,” katanya.(ak)