JAKARTA (IndoTelko) -- Sebagai negara dengan pasar gaming terbesar di Asia Tenggara, Indonesia merupakan rumah bagi 43% dari total pemain esports profesional di dunia. Ditambah dengan dukungan pemerintah terhadap perkembangan industri gaming lokal, industri ini dapat menarik investasi dalam waktu mendatang. Terlihat dari Indonesia yang baru-baru ini terpilih sebagai tuan rumah untuk ajang M4 World Championship yang akan diselenggarakan pada tahun 2023.
Meski demikian, meningkatnya popularitas esports juga membawa dampak pada kesehatan seiring dengan meningkatnya durasi bermain game di kalangan gamers. Baru-baru ini, World Health Organization (WHO) mengungkapkan, ketergantungan video game (Video Game Addiction) merupakan salah satu penyakit yang perlu diperhatikan dan memerlukan pengobatan serius.
Sebelumnya, Igloo bersama dengan perusahaan dompet digital terkemuka, DANA, memfasilitasi produk asuransi gamers (pemain game) pertama di Indonesia. Produk ini dikembangkan untuk melindungi komunitas gamers untuk resiko penyakit serangan jantung dan carpal tunnel syndrome (CTR), mulai dari harga Rp1.000. Melihat manfaat dan inovasi yang diberikan, produk Gamer’s Protection Igloo baru saja menerima penghargaan “Product of the Year” yang diberikan oleh Insurance Asia Awards 2022.
Regional Head, Intermediary Platform Service Igloo, Amitabh Singh, mengungkapkan, “Sebagian besar orang Indonesia gemar bermain mobile gaming dengan rata-rata 79% dari populasi Indonesia bermain dengan durasi 8.5 jam dalam seminggu. Keberadaan mobile gaming yang kian memikat perhatian banyak orang ini menjadi salah satu dorongan Igloo untuk menyampaikan permasalahan kesehatan yang serius”.
Pada Juli 2021, salah satu pemain ternama Mobile Legends Bang Bang (MLBB) Tuturu mengejutkan komunitas gaming ketika Ia mengumumkan pengunduran dirinya dikarenakan carpal tunnel syndrome. Ini adalah salah satu penyakit yang menyebabkan perasaan kebas, kesemutan dan nyeri pada tangan dan lengan bagian bawah.
Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan salah satu masalah kesehatan yang rentan dialami oleh gamers. Berdasarkan Chuck Tholl, persatuan riset di German Sport University of Cologne, mengungkapkan bahwa pemain gamers profesional melakukan 400 beragam aksi per menit, dari gerakan melakukan klik pada mouse, menekan keyboard, yang menempatkan beban fisik pada bagian jari, leher, punggung serta bagian bawah lengan mereka. Seiring dengan berjalannya waktu, pergerakan yang berulang ini dapat mengakibatkan berbagai penyakit seperti kelemahan otot, tendinopati, kompresi saraf, dan nyeri punggung bawah. Di Indonesia, tingkat prevalensi kasus CTS diperkirakan mencapai 150 kasus dari total 1,000 orang per tahun, dengan prevalensi 500 dari 1,000 orang yang memiliki resiko tinggi.
Banyaknya kasus serupa yang kronik dan sulit untuk dideteksi, pemain profesional seperti Tuturu seringkali mengabaikan dan tidak mengetahui bahwa mereka sedang mengalami cedera tersembunyi. Pada kasus tertentu, terdapat laporan yang menunjukkan bahwa durasi bermain game yang berkepanjangan juga bisa memicu terjadinya serangan jantung.
Berdasarkan fakta tersebut, CEO and Co-Founder Igloo, Raunak Mehta mengungkapkan komitmen Igloo untuk mempermudah akses asuransi bagi semua segmen. “Dengan misi ini, kami akan terus bekerjasama dengan mitra kami untuk mengenali permasalahan yang dihadapi oleh para konsumen dan bersama-sama menciptakan solusi asuransi sebagai penanganan.” Tutup Raunak. (sar)