JAKARTA (IndoTelko) - Seiring dengan meningkatnya laju digitalisasi global, identitas digital menjadi topik umum yang ramai diperbincangkan dalam transformasi digital baik di sektor publik maupun sektor industri.
Masyarakat pada umumnya langsung membayangkan e-KTP begitu mendengar istilah ini. Di balik hal tersebut, diskursus mengenai identitas digital pada perspektif keamanan maupun inklusi keuangan menjadi sebuah bahasan yang cukup menarik bahkan menjadi topik diskusi forum internasional yang digagas VIDA, penyedia identitas digital asal Indonesia pada Forum B20 2022.
Dalam B20 2022, VIDA menyoroti bahwa identitas digital memiliki potensi untuk mendorong ekonomi digital yang inklusif dan bagaimana infrastrukturnya juga mampu meningkatkan keamanan dan kepercayaan masyarakat pada platform digital. Melihat hal tersebut, Gugus Tugas Digitalisasi B20 Indonesia bertekad untuk membawa solusi identitas digital tersebut untuk memecahkan persoalan digitalisasi yang dihadapi pada masa ini. Fokus dari salah satu rekomendasi dari Gugus Tugas tersebut adalah promosi standar dan praktik terbaik keamanan siber.
Founder dan Group CEO VIDA Niki Luhur mengungkapkan urgensi penerapan rekomendasi dari Gugus Tugas Digitalisasi B20 Indonesia sebagai kunci dalam pengembangan ekosistem digital yang masih berada dalam fase dini. “Untuk dapat membangun ekosistem digital yang ideal bagi seluruh pelaku ekonomi digital, diperlukan agen-agen pembangun infrastruktur digital yang bertanggung jawab. Bagaimana kami, sebagai penyedia layanan identitas digital harus mampu menyajikan layanan yang terpercaya, handal, dan mudah digunakan, karena di banyak platform keuangan digital, kesehatan, dan marketplace, proses identifikasi, validasi, dan autentikasi identitas menjadi pintu masuk dari layanan tersebut,” katanya.
Pemberdayaan teknologi digital dalam memudahkan segala aktivitas termasuk perekonomian memang memerlukan identitas digital sebagai faktor yang fundamental. Sebut saja dalam proses onboarding merchant di platform e-commerce, pembuatan rekening baru di bank yang kini hanya perlu lewat aplikasi dari mana saja dan kapan saja, membutuhkan infrastruktur validasi dan autentikasi identitas digital. Meskipun demikian, sama halnya dengan kasus di dunia riil, identitas digital juga dapat dipalsukan, dengan perbedaan bahwa intensitas dan jangkauan tindakan menyimpang ini dapat teramplifikasi secara eksponensial.
“VIDA berperan sebagai jembatan dan penyedia trust antara pengguna dengan penyedia layanan digital. Kami menyediakan teknologi agar masyarakat yang melakukan proses validasi dan autentikasi identitas saat mengakses layanan digital bisa tetap merasa nyaman dan aman. Bukan hanya sekedar selfie, tetapi bagaimana teknologi kami benar-benar menilai bahwa orang yang berada di depan layar gadget adalah orang yang sah dan identifikasi identitas dilakukan dengan cara yang sah. VIDA memiliki teknologi face recognition dan liveness detection yang mampu mencegah potensi terjadinya penipuan identitas. Dengan demikian masyarakat dapat menikmati layanan digital.” tambah Niki.
Ia menekankan bahwa identitas digital dipercaya bukan hanya berdampak bagi pertumbuhan bisnis layanan digital, tetapi juga bagi masyarakat sebagai pengguna akhirnya.
Sebagai salah satu contoh kolaborasi pihak pemerintah dan privat, VIDA, sebagai Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) berinduk dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, menunjukkan komitmennya dalam usulan tersebut. Mengangkat tema “Scaling Trust in Digital World”, dalam perhelatan B20 pada 24 Oktober 2022 mendatang, VIDA dan Gugus Tugas Digitalisasi B20 Indonesia akan berdiskusi dengan regulator serta berbagai pimpinan bisnis lintas sektor untuk mengeksplorasi potensi identitas digital dalam membangun ekonomi digital yang lebih inklusif.
“Sebagai anggota dari gugus tugas ini, VIDA yang menjunjung konsep speed, scale, dan secure dalam operasionalnya, ikut bertekad dalam mengaktualisasikan standar keamanan tertinggi dan nilai inklusivitas dalam ekosistem digital. Tidak hanya melalui kecanggihan teknologi yang up-to-date tetapi juga dapat dieksekusi dalam jangkauan skala yang luas. Untuk itu, kami mendorong hadirnya infrastruktur identitas digital yang handal, aman, nyaman dan cepat dipercaya akan mampu meningkatkan keyakinan masyarakat dalam memanfaatkan layanan digital, sehingga berpengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi digital,“ tutup Niki.(wn)