Gelaran empat tahunan Piala Dunia kembali digelar oleh FIFA. Ini adalah pesta sepak bola terbesar di jagat untuk pertama kalinya dimana yang menjadi tuan rumah adalah bangsa arab.
Qatar sebagai tuan rumah sejauh ini berhasil menggelar pertandingan didukung teknologi tinggi.
Piala Dunia 2022 di Qatar disebut-sebut menjadi turnamen termahal dalam sejarah kompetisi sepak bola sejagat itu karena menghabiskan lebih dari 16 kali lipat jumlah uang yang diinvestasikan oleh tuan rumah sebelumnya, Rusia.
Euronews.com melaporkan Qatar menghabiskan US$220 miliar (Rp3.300 triliun, kurs Rp15 ribu) untuk membangun infrastruktur kelas dunia, termasuk jalan baru, transportasi umum, hotel, dan fasilitas olahraga dan delapan stadion.
Padahal, manfaat ekonomi yang diraih Qatar dari perhelatan itu cuma US$17 miliar atau 5,6% dari total dana yang dikeluarkan. Tak cuma untuk persiapan penyelenggaraan, perputaran uang di Piala Dunia juga terkait hak siar dan iklan.
Mengutip Forbes, Fox Sports, jaringan TV milik Rupert Murdoch, dan Telemundo (jaringan TV Amerika Serikat berbahasa Spanyol) membayar US$1 miliar atau Rp15 triliun untuk hak siar Piala Dunia 2022. Fox membayar sekitar US$425 juta, sementara Telemundo US$600 juta.
Kesepakatan tersebut mencakup Piala Dunia Wanita 2019 dan 2023 serta turnamen global FIFA lainnya. Fox Sports dan Telemundo juga memegang hak media untuk Piala Dunia Pria 2026. Piala Dunia tahun ini diperkirakan akan ditonton oleh 5 miliar orang di seluruh dunia.
Ada banyak sponsor dan partner FIFA yang terlibat. Mengutip fifaworldcupnews.com ada lima sponsor utama Piala Dunia 2022. Mereka adalah BYJU’s, Budweiser, Hisense, Mc Donalds, dan Vivo. Selanjutnya, ada FIFApartner seperti Adidas, Coca-Cola, Wanda Group, Hyundai, Qatar Airways, dan Visa. Kabarnya, FIFA menargetkan pendapatan dari Piala Dunia 2022 Qatar sebesar US$6,5 miliar.
Perputaran duit selanjutnya ada di iklan-iklan TV yang menyiarkan siaran Piala Dunia di setiap negara. Di Amerika Serikat, seperti dilaporkan oleh frontofficesports.com, Fox Sport mematok harga iklan US$300.000 untuk iklan dengan durasi 30 detik di Piala Dunia 2022. Bahkan untuk pertandingan "Black Friday" antara Amerika Serikat vs Inggris, harga iklannya dipatok US$600.000.
Masih banyak lagi perputaran uang di seputar Piala Dunia 2022. Mulai dari penjualan merchandise hingga jersey peserta Piala Dunia Qatar. Adidas saja mematok target penjualan sekitar USD415 juta terkait dengan Piala Dunia, sekitar 2% dari pendapatan tahunan tambahan. Perputaran uang masih akan terus membesar jika memasukkan tiket pesawat ke Qatar pulang pergi yang diperkirakan 1,5 juta penonton, biaya makan minum selama menonton Piala Dunia di sana.
Di Indonesia, berkah Piala Dunia 2022 sudah pasti akan dirasakan langsung oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang mendapat hak siar pergelaran tersebut. Sudah dapat dipastikan platform streaming Vidio milik EMTK mendapat tambahan pelanggan berbayar selama sebulan ini karena konten Piala Dunia adalah mematikan untuk akuisisi pelanggan.
Selain itu, dari pemasang iklan sudah terlihat beberapa produk premium rela merogoh kantong agar bisa masuk ke layar Vidio dan SCTV selama ajang Piala Dunia.
Berkah lainnya tentu adalah milik operator telekomunikasi karena jaringan data menjadi pilihan untuk mengakses konten piala dunia mengingat dampak dari Analog Switch Off (ASO) banyak penonton televisi mengalami kesulitan mengakses layar SCTV walau sudah membeli Set Top Box (STB).
Kondisi ini bisa dikatakan simalakama karena harusnya sepak bola menjadi hiburan rakyat, tetapi karena teknologi menjadi tak lagi inklusif.
@IndoTelko