JAKARTA (IndoTelko) - Pandemi mendorong pesatnya transaksi digital aliaas blanja online. Data dari blog Niagahoster, nilai belanja produk lewat website maupun aplikasi e-commerce di Indonesia naik sebesar 67 persen dan diprediksi akan meningkat 100 persen pada 2025.
Teknologi digital pun menjadi perhatian utama termasuk pemerintah. Berbagai bisnis mengadopsi penggunaan teknologi, yang juga didorong oleh pemerintah Indonesia yang menargetkan 30 juta pelaku UMKM masuk ke ekosistem digital pada 2024.
Dengan tren belanja online yang masih bertahan di tahun 2023, bisnis yang masih mengabaikan penggunaan teknologi bisa kalah dengan kompetitor, hingga kehilangan pelanggan.
Menurut Head of Brand and Communication Team Niagahoster Ayunda Zikrina, memanfaatkan teknologi digital mengizinkan bisnis menjangkau lebih banyak calon pelanggan yang selama ini belum terekspos atau belum aware dengan keberadaan bisnis mereka. "Tentunya hal tersebut akan membantu bisnis bertahan lama karena aset digital akan bertahan untuk jangka waktu yang panjang,” katanya.
Masih mengutip data pada blog Niagahoster, 66 persen masyarakat Indonesia saat ini lebih memilih belanja online daripada offline. Sehingga, meskipun suatu bisnis memiliki toko fisik, konsumen Indonesia akan tetap memilih membeli secara online karena lebih praktis.
Pun tren pencarian kata kunci “belanja online” juga telah menyebar ke mayoritas wilayah di Indonesia. Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat Indonesia secara konsisten mencari cara untuk bertransaksi secara online dan menjadikan Indonesia berpotensi besar dalam peningkatan ekonomi dan keuangan digital.
Meskipun banyaknya fakta mengenai keuntungan beralih ke platform digital, masih banyak pula pelaku UMKM yang ragu untuk menjual produknya secara online. Keraguan mereka dilandasi oleh kurangnya pengetahuan mengenai teknologi atau kegagalan yang pernah dialami.
Pemerintah dan pihak-pihak swasta pun telah memiliki berbagai program edukasi yang bisa diikuti oleh pebisnis dan pelaku UMKM demi kesuksesan bisnis online mereka. Misalnya event online atau development program yang diadakan secara rutin dan gratis oleh perusahaan web hosting Niagahoster.
Tak hanya sekedar mengunggah foto dan deskripsi produk di platform online yang dinamakan transformasi digital, tapi memiliki arti lebih dari itu. Digitalisasi adalah membawa transaksi konvensional ke ekosistem digital dengan integrasi teknologi yang memudahkan penjual dan pembeli, serta menjangkau pasar yang lebih luas.
Dijelaskan Ayunda, ekosistem digital yang terintegrasi menjadi kemudahan bagi pemilik bisnis untuk memulai bisnis online. "Website toko online, marketplace, dan berjualan di media sosial bukanlah suatu persaingan channel mana yang lebih baik, melainkan harus dikolaborasikan dan diintegrasikan antara satu sama lain untuk hasil yang lebih baik dan agar bisnis dapat bertahan lebih lama,” katanya. (ak)