JAKARTA (IndoTelko) - Pemimpin global dalam solusi keamanan siber yang luas, terintegrasi, dan otomatis, Fortinet mengumumkan layanan augmentasi pusat operasi keamanan (Security Operations Center/SOC) baru yang dirancang untuk membantu memperkuat resiliensi siber organisasi dan mendukung tim yang kekurangan anggota akibat kurangnya tenaga ahli.
Selain itu, sebagai upaya pimpinan Fortinet untuk membantu menghapus kesenjangan keahlian siber, Fortinet Training Institute telah menambahkan prakarsa di seluruh program untuk meningkatkan akses ke pelatihan dan sertifikasi yang diakui industrinya.
Kekurangan tenaga yang terjadi saat ini masih menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi tim SOC secara global. Laporan dari Fortinet menunjukkan, 50% pemimpin global menyatakan bahwa operasi keamanan adalah salah satu jabatan yang paling menantang untuk diisi, dan 42% dari mereka masih membutuhkan analis operasi keamanan. Survei Fortinet yang sama menemukan bahwa 80% perusahaan di seluruh dunia mengalami satu kebocoran data atau lebih karena kurangnya keahlian dan kesadaran keamanan siber.
Keterbatasan dan kurangnya sumber daya dan personel, ditambah sedikitnya volume peringatan yang diterima tim SOC tiap hari, sering berujung pada deteksi yang terlewatkan dan respons lambat yang meningkatkan paparan pada risiko siber. Tim SOC membutuhkan pemecahan masalah langsung untuk memitigasi tantangan seperti ini dengan berinvestasi pada SOC otomatis dan terintegrasi, serta teknologi dan tenaga keamanan siber profesional berpengalaman untuk dapat lebih melindungi diri dari berbagai ancaman.
Fortinet berkomitmen membantu organisasi menangani hambatan, dengan membantu tim SOC mengurangi risiko siber dan menghemat waktu untuk memusatkan perhatian pada proyek berprioritas lebih tinggi. Pembaruan tersebut antara lain:
Dikatakan EVO of Products and CMO Fortinet, John Maddiso, Fortinet membangun otomatisasi berbasis Machine Learning (ML) di semua penawaran SOC (Security Operations Center) untuk mendukung tim yang kekurangan anggota karena dampak kurangnya tenaga ahli keamanan siber. "Tapi teknologi saja tidak cukup untuk memecahkan masalah ini, karena itu kami berdedikasi untuk juga memberi layanan augmentasi SOC berbasis manusia untuk memberi dukungan langsung, sambil tetap berinvestasi pada badan pelatihan yang memimpin industri untuk menghapus kesenjangan keahlian keamanan siber. Kombinasi teknologi, layanan, dan pelatihan ini memungkinkan tenaga profesional SOC untuk melindungi organisasi mereka dari tahap deteksi sampai pemulihan insiden dengan lebih baik," katanya.
Meski layanan augmentasi SOC yang baru dan ditingkatkan sudah membantu meringankan beban tim secara langsung, investasi jangka panjang dalam pembelajaran berkelanjutan dan meningkatkan keahlian siber juga sama kritisnya untuk terus mengejar lanskap ancaman yang terus berubah. Komitmen Fortinet untuk menghapuskan kesenjangan keahlian ini, Fortinet Training Institute menawarkan pelatihan dan sertifikasi multitingkat yang telah meraih berbagai penghargaan bagi para tenaga keamanan profesional yang ingin meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan mereka di bidang keamanan siber penting.
Program ini juga membantu mengenali kelompok tenaga ahli baru untuk membantu membangun tenaga kerja masa depan, yang terfokus pada menyediakan peluang pelatihan bagi perempuan, veteran, siswa, dan populasi yang kurang mendapatkan peluang. (mas)