JAKARTA (IndoTelko) - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) membukukan kerugian sebesar Rp379,98 miliar sepanjang tiga bulan pertama 2023 berbanding terbalik dengan periode sama tahun lalu yang mengalami keuntungan Rp 24,98 miliar.
Dalam laporan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten dengan kode saham FREN ini pada kuartal I-2023 mencatatkan pendapatan usaha Rp 2,77 triliun pada kuartal I-2023, meningkat 3,56% dari periode yang sama tahun lalu Rp 2,67 triliun.
Rincian pendapatan usaha pada kuartal pertama tahun ini adalah pendapatan jasa telekomunikasi data Rp 2,44 triliun dan non data Rp 65,63 miliar. Kemudian jasa interkoneksi Rp 107,10 miliar dan lain-lain Rp 156,69 miliar.
Beban usaha yang dikeluarkan Smartfren untuk tiga bulan pertama 2023 sebesar Rp 2,65 miliar. Nilai tersebut meningkat 4,24% dari Rp 2,54 miliar di Kuartal I-2022.
Smartfren baru saja mengumumkan keberhasilannya mendapatkan tambahan alokasi spektrum di frekuensi 2,3 GHz hasil dari pengalihan alokasi frekuensi pasca selesainya proses penataan ulang (refarming) pada Maret 2023 lalu.
Smartfren mendapatkan alokasi pengalihan frekuensi sebesar 10 MHz untuk mendukung peningkatan kualitas. Tambahan frekuensi ini berlaku di seluruh Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Dalam refarming 2,3 GHz, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melibatkan dua operator seluler yang menghuni spektrum tersebut, yaitu Telkomsel dan Smartfren.
Adapun, penataan frekuensi ini dilakukan agar penghuni blok frekuensi milik operator seluler itu bisa berdampingan (contiguous), karena sebelumnya tidak berdampingan (non-contiguous).
Refarming 2,3 GHz ini juga usai PT Berca Hardayaperkasa melimpahkan spekturm yang dimilikinya ke Telkomsel, sehingga perlu ditata blok frekuensinya agar berdampingan.
Smartfren juga telah melakukan sejumlah inisiatif lain agar dapat meningkatkan kualitas layannya. Salah satunya dengan memacu proses fiberisasi atau pemasangan serat optic untuk menyambut era 5G. Fiberisasi ini merupakan teknologi yang harus diimplementasikan guna meningkatkan kapasitas layanan telekomunikasi, terutama di wilayah-wilayah yang trafik datanya tinggi. Tidak lupa untuk terus meningkatkan coverage atau jangkauan jaringan, telah dilakukan penambahan 4.000 BTS di seluruh wilayah operasional.(ak)