Tech Talent Asia dan Indonesia optimistis kala kesempatan kerja menurun

JAKARTA (IndoTelko) - Pasar pekerjaan teknologi Asia menunjukkan tanda-tanda awal melemah dengan penurunan iklan pekerjaan teknologi sebesar 8% YoY pada Q1 20231, tetapi tech talent di kawasan ini tetap percaya diri dengan prospek mereka, menurut SEEK, perusahaan induk dari platform pekerjaan terkemuka di Asia, JobStreet dan JobsDB.

Berdasarkan studi "What Tech Jobseekers Wish Employers Knew: Unlocking the Future of Recruitment" oleh SEEK, tingkat kepercayaan tech talent ini diukur berdasarkan persepsi kekuatan negosiasi yang mereka rasakan dan tingginya frekuensi mereka dalam mendapatkan tawaran peluang kerja.

Dalam laporan yang diterbitkan oleh Boston Consluting Group (BCG) dan The Network (sebuah aliansi global situs rekrutmen di mana SEEK, JobStreet, dan JobsDB menjadi bagiannya) yang mewawancarai lebih dari 3,300 responden Indonesia dari keseluruhan 6,000 responden di bidang teknologi dari enam negara Asia (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Hong Kong dan Filipina) mengungkapkan bahwa 71% dari tech talent Asia beranggapan memiliki posisi negosiasi yang kuat, di mana hampir separuh dari mereka (46%) sering mendapatkan kesempatan tawaran pekerjaan setiap minggu atau bulan. Hal tersebut didukung oleh data dari laporan ini untuk negara Indonesia, bahwa kebutuhan talent bidang teknologi naik 31%, walaupun iklan pekerjaan bidang teknologi menurun 17% di tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

Dikatakan Chief Executive Officer Asia SEEK, Peter Bithos, adanya penurunan dalam kebutuhan untuk tech talents seiring dengan berakhirnya puncak lonjakan pekerjaan pada tahun 2022, merupakan bukan hal yang mengejutkan. "Penting untuk diakui bahwa volume iklan pekerjaan teknologi di platform kami masih 42% lebih tinggi dari level sebelum pandemi COVID2, yang menunjukkan bahwa permintaan tech talents tetap tinggi meskipun ada penurunan dalam kegiatan perekrutan dalam bidang teknologi," ujarnya.

Ditambahkannya, banyak perusahaan teknologi sekarang mengurangi jumlah pekerja yang mereka butuhkan setelah melakukan perekrutan berlebih selama pandemi, dan tingkat perekrutan yang menurun dapat berlanjut karena bisnis menghadapi tingkat suku bunga yang lebih tinggi dan ditambah dengan adanya kemungkinan resesi. "Kebutuhan akan tech talents yang tinggi tidak akan hilang dalam waktu dekat," tegasnya.

Menurut World Economic Forum, diperkirakan 150 juta pekerjaan teknologi baru akan diciptakan dalam lima tahun ke depan, dan 77% pekerjaan akan memerlukan keterampilan digital pada tahun 2030. Namun, saat ini perusahaan menghadapi kekurangan tech talents karena hanya sepertiga (33%) dari pekerjaan teknologi di seluruh dunia yang diisi oleh pekerja yang memiliki keterampilan digital yang diperlukan.

Data dari platform SEEK menunjukkan bahwa rata-rata jumlah aplikasi per iklan pekerjaan teknologi di Asia meningkat lebih dari 40% YoY, yang dapat menunjukkan bahwa tech talents yang terkena pemutusan hubungan kerja secara aktif mencari pekerjaan, atau mereka optimis tentang peluang mereka untuk menemukan pekerjaan yang lebih baik di tempat lain.

Bithos menegaskan, saat ini sedang terjadi pergeseran dalam pasar tech talents, tetapi bola belum kembali ke tangan perekrut. "Para tech talents masih sangat diminati, dan pemutusan hubungan kerja baru-baru ini telah menciptakan peluang bagi perusahaan non-teknologi untuk menarik talent teratas dari kelompok pencari kerja dengan pengalaman teknologi yang semakin meningkat, serta kesempatan untuk menarik mereka dengan pekerjaan yang lebih stabil," katanya.

Sementara COO - Indonesia JobStreet Varun Mehta mengatakan, di Indonesia, lanskap perkembangan transformasi digital juga mendorong paradigma perusahaan dalam memanfaatkan teknologi dan mempekerjakan lebih banyak karyawan yang paham teknologi secara spesifik untuk kemajuan bisnis perusahaan. "Dalam survey kami, 45% responden dari para profesional di bidang teknologi Indonesia tidak mencari pekerjaan baru, namun terbuka dan tertarik dengan kesempatan kerja baru yang dengan penawaran menarik. Para perusahaan dari berbagai sektor baik teknologi atau non-teknologi harus bersiap untuk memenangkan tech talent terbaik, karena pasar tenaga kerja teknologi di Indonesia pun semakin memanas," katanya.

Memahami apa yang diinginkan oleh tech talents adalah kunci bagi perusahaan yang mencari untuk menarik talent baru atau mempertahankan karyawan yang ada.

Menurut temuan laporan "What Tech Jobseekers Wish Employers Knew: Unlocking the Future of Recruitment", tiga motivasi teratas tech talents di Asia untuk mengubah pekerjaan adalah mencari posisi yang lebih menarik atau senior di pekerjaan baru (55%), kurangnya kesempatan untuk kemajuan karir ke atas di tempat mereka saat ini (31%), dan gaji dan manfaat yang tidak memuaskan pada pekerjaan saat ini (26%).

Tech talents Indonesia juga lebih memilih pekerjaan yang stabil dengan keseimbangan kehidupan kerja yang baik, yang 61% dari mereka anggap sebagai jalur karir ideal mereka, memberi mereka waktu untuk keluarga, teman, dan hobi.

Selain itu, 27% tech talents Indonesia mau kembali bekerja penuh waktu ke kantor (lebih tinggi dibandingkan tech talents Asia dengan 18%), sementara 63% lebih memilih model hybrid.

Ditambahkannya, para perusahaan harus menyediakan proses yang lancar dan tepat waktu adalah cara nomor satu bagi pemberi kerja untuk menonjol selama perekrutan, menurut 65% responden para talent, dan 47% akan menolak tawaran pekerjaan yang menarik jika mereka mengalami pengalaman negatif. (mas)