SATRIA-1 akan tempati orbit di November 2023

JAKARTA (IndoTelko) - Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memprediksi Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 akan menempati slot orbit 146 derajat Bujur Timur tepat di atas Pulau Papua pada November mendatang.

Plt Direktur Utama Badan Aksesibiiltas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo Arief Tri Hardiyanto, mengharapkan agar SATRIA-1 akan menempati orbit dan beroperasi dengan baik. "Mudah-mudahan semua perangkat yang ada di SATRIA-1 dapat bekerja dengan baik solar cell dan antenanya. Dan bisa terkendali dari stasiun bumi," tuturnya.

Arief Tri Hardiyanto menjelaskan setelah ini SATRIA-1 akan dipantau oleh Thales Alenia Space untuk memastikan seluruh perangkat bisa berfungsi dengan baik.

Sementara Pelaksana Tugas Menteri Komunikasi dan Informatika Mahfud MD menjelaskan SATRIA-1 merupakan satelit internet pertama milik Indonesia yang ditujukan untuk pemerataan akses internet titik layanan publik.

"Saya ingin menegaskan tentang fungsi SATRIA-1 ini adalah untuk meratakan akses internet terutama untuk keperluan pendidikan, kesehatan, layanan publik, untuk masyarakat, untuk TNI, untuk Polri di seluruh wilayah tanah air khususnya di daerah tertinggal, terdepan dan terpencil (3T)," ungkapnya.

Mahfud MD menegaskan bantahan atas penilaian sebagian publik mengenai satelit terbesar pertama di Asia dan kelima di dunia itu tidak ada fungsinya.

"Saya ingin membantah pendapat yang mengatakan SATRIA-1 tidak ada gunanya karena jaringan di bumi itu tidak bisa tersedia, berhubung adanya kasus BTS 4G yang sekarang ditangani oleh Kejaksaan Agung," tandasnya.

SATRIA-1 dibawa Roket Falcon 9 milik SpaceX ke angkasa menuju slot orbit 146 BT pada tanggal 18 Juni 2023 pukul 18.04 waktu setempat Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat atau 19 Juni 2023 05.04 WIB.

Satelit SATRIA-1 didesain dengan total kapasitas transmisi mencapai 150 Gbps. Jumlah kapasitas transmisi tersebut tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kapasitas satelit-satelit aktif yang masih digunakan oleh Indonesia. Sebagai informasi, saat ini ada sembilan satelit di luar angkasa milik Indonesia yang terdiri dari lima satelit nasional dan empat satelit asing, dengan total kapasitas transmisi sebesar 50 Gbps.

Besarnya kapasitas SATRIA-1 tidak lepas dari teknologi HTS yang dipasang dalam satelit setinggi 6,5 meter tersebut. Teknologi itu memungkinkan SATRIA-1 memberikan akses data yang jauh lebih besar dari kapasitas yang saat ini banyak digunakan.

Jika saat ini kapasitas maksimal Throughput adalah 155 Mbps, melalui teknologi HTS, kecepatan akses data bisa menembus 100 Gbps. Satelit berteknologi HTS juga mampu memancarkan beragam frekuensi pada semua jenis transponder, seperti Ka-Band, Ku-Band, dan C-Band.(wn)