Ajak UMN, Fortinet kembangkan tenaga ahli keamanan siber masa depan via pelatihan

JAKARTA (IndoTelko) - Pemimpin global dalam keamanan siber yang mendorong konvergensi jaringan dan keamanan, Fortinet mengumumkan bahwa Universitas Multimedia Nusantara (UMN), yang merupakan Universitas unggulan di bidang ICT berlokasi di Tangerang, Indonesia, telah bergabung dengan Program Mitra Akademik (Academic Partner Program) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU).

MoU ini bertujuan melengkapi mahasiswa UMN dengan pelatihan dan sertifikasi keamanan siber yang diakui industri dari Fortinet, sekaligus mengembangkan kemampuan keamanan siber mereka. MoU yang ditandatangani pada tanggal 12 Juni 2023 ini akan mempersiapkan mahasiswa dengan keterampilan yang sangat dibutuhkan untuk melindungi infrastruktur digital Indonesia sekaligus mengatasi kekurangan tenaga ahli.

UMN menjadi lembaga pendidikan terkini di Indonesia yang bergabung dengan Program Mitra Akademik Fortinet Training Institute, yang bekerja sama dengan lembaga akademik dan sekolah di seluruh dunia untuk mengatasi kesenjangan tenaga ahli keamanan siber. Sekitar 300 mahasiswa diharapkan dapat memetik manfaat dari program ini selama tahun akademik pertama kemitraan. Mereka akan memulai program pada Level 4 NSE (Network Security Expert) dengan kesempatan untuk menjelajahi jalur pelatihan tambahan sesuai aspirasi karir mereka.

Dikatakan Dekan Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Dr. Eng. Niki Prastomo, S.T., M.Sc., upaya menutup kesenjangan keahlian keamanan siber dapat mengambil manfaat dari persiapan tenaga kerja masa depan sejak dini ketika mereka masih mahasiswa. "Melengkapi generasi muda kami dengan keahlian dan pengetahuan keamanan siber yang banyak dicari akan membuat Indonesia mampu melindungi infrastruktur digital dengan lebih baik. Kami menyambut hangat kolaborasi dengan Fortinet untuk memanfaatkan pelatihan mereka yang telah memperoleh penghargaan, seiring kerja sama kami untuk memajukan karier di antara bidang-bidang lain dalam pengembangan tenaga kerja di bidang keamanan siber," ujarnya.

Instruktur bersertifikat akan menyelenggarakan program pelatihan dan sertifikasi, yang terdiri dari kombinasi kursus berbasis mandiri dan bimbingan instruktur melalui sesi kelas dan laboratorium, termasuk latihan praktis dan pengalaman langsung. Kurikulum yang kuat ini akan menghasilkan lulusan berkualifikasi tinggi dengan keahlian keamanan siber untuk membantu melindungi jaringan dari ancaman siber global dan memperkuat lanskap keamanan digital nasional.

Pada kesempatan yang sama, Country Director for Indonesia, Fortinet, Edwin Lim mengungkap, sebagai pemimpin di bidang keamanan siber, pihaknya berusaha agar orang dapat menggunakan solusi Fortinet dengan mulus dan efektif. "Itulah alasan di balik kemitraan kami dengan universitas TIK seperti UMN dalam membentuk tenaga ahli yang mampu melindungi transformasi digital negara ini. Inisiatif kolaboratif ini sejalan dengan komitmen lebih luas kami untuk melatih 1 juta individu secara global pada tahun 2026 guna memperluas kumpulan bakat (talent pool) keamanan siber bagi perusahaan publik dan swasta," jelasnya.

Indonesia sedang menghadapi tantangan kesenjangan tenaga ahli yang signifikan di bidang keamanan siber akibat meningkatnya frekuensi serangan siber. Survei terbaru oleh Fortinet mengungkap lonjakan jumlah perusahaan yang mengalami pelanggaran, dengan 94% melaporkan insiden dalam setahun terakhir.

Dari jumlah tersebut, 66% perusahaan melaporkan bahwa mereka menghabiskan lebih dari USD 1 juta untuk memulihkan kerusakan. Akibatnya, 87% dewan direksi Indonesia sedang secara aktif mencari cara untuk memperluas tim keamanan TI mereka. Fortinet bertujuan mengatasi kesenjangan ini dengan memfasilitasi akses ke keahlian keamanan siber dan memperkuat pertahanan terhadap penyerang siber. (mas)